Andai bisa milih, Aku juga gak mau hidup kaya gini.
—————
Matahari telah menampakan dirinya. Namun seorang gadis cantik masih setia memejamkan matanya. Beberapa menit kemudian mata itu mengerjap lalu setelahnya terbuka sempurna.
Starla mencoba mengingat-ingat dimana saat ini dirinya. Tempatnya asing. Gadis itu mengecek tangannya yang masih terbalut perban. Lalu terbangun untuk duduk. Dia meringis merasakan seluruh persendiannya ngilu. Begini jika penyakitnya telah kambuh, seluruh tubuh Starla rasanya seperti di tusuk-tusuk dengan jarum.
Agnes masuk ke kamar sambil membawa nampan berisi sarapan untuk Starla. Wanita itu meletakannya di atas nakas. Lalu duduk di samping ranjang.
"Sudah mendingan Starla?" tanya Agnes. Tangan wanita itu terulur ke arah dahi Starla untuk mengeceknya sendiri.
"Sudah turun demamnya." ucapnya lega.
"Terima kasih tante, sudah nampung Starla di sini malam ini." ucap Starla.
"Sama-sama Starla. Tante juga mau berterima kasih waktu itu sudah menolong Gema. Untuk uang administrasinya akan tante ganti. Bisa kasih tante nomor rekeningmu?" tanya Agnes.
Starla menggeleng. "Gapapa tante Starla ikhlas." ucap Starla.
"Yaudah kalo gak mau di bayar sekarang. Starla bisa tagih suatu hari nanti. Tante anggap ini sebagai hutang. Silahkan dimakan dulu sarapannya." Suruh Agnes.
Starla berfikir sejenak sebelum mengangguk. "Terima kasih tante." ucap Starla sopan.
"Kalo boleh tante tau. Luka di tangan Starla kenapa?" tanya Agnes penasaran.
"Oh ini jatuh tante." ucapnya berbohong.
"Ko bisa sih?"
"Iya jatuh dari motor tante." Starla meminta maaf dalam hati, lagi-lagi terpaksa berbohong.
"Terus kenapa bawa koper nak?"
"Starla lagi cari kost tante." ucap Starla jujur.
Kali ini Agnes tidak lagi bertanya. Wanita itu merasa Starla tidak terlalu nyaman untuk membahas hal itu.
"Tante. Starla rencananya mau cari kost dari hari ini. Terima kasih tante sudah rawat Starla semalam. Maaf merepotkan." ucap Starla tidak enak hati.
"Ini bukan apa-apa sama kebaikan hati Starla saat menolong Gema. Tante hutang nyawa sama Starla." ucapnya menatap Starla lembut.
Starla tersenyum. Semua kuasa tuhan Starla hanya perantara.
"Nanti tante temani cari kost ya.." ucap Agnes menawari.
Agnes baik sekali. "Terima kasih tante. Starla sendiri saja." tolak Starla halus.
"Ya udah sama Gema aja ya." suruhnya.
Starla terpaksa mengangguk. Biar Agnes tak lagi memikirkannya.
—————