; just friend, riyu

952 96 12
                                    

Hema Lingga Permana tidak pernah menuntut apa pun kepada sang Ayah. Hanya saja Gyan selalu menuntut Hema agar menjadi sempurna dan selalu mengatur apapun tentang Hema, termasuk urusan pendidikan. Awalnya Hema menolak dan nekat kabur dari rumah, namun ia teringat ucapan mantannya untuk selalu menghormati orang tua.

Kesalahan Ayahnya yang tidak akan Hema maafkan ialah saat Ayahnya membawa pergi dia ke Surabaya untuk mengurus perusahaannya yang hampir bangkrut waktu itu. Dan saat itu ia harus kehilangan kekasihnya, maka sampai saat ini pemuda itu tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun.

Hema banyak di segani dan banyak gadis gadis yang ingin bersanding dengannya, namun sayangnya pria itu sudah benci pada perempuan. Hanya karena ia kecewa pada mantannya yang pergi tanpa alasan dan tiba tiba tidak ada kabar.

Hatinya pernah ia berikan pada satu gadis cantik, berwajah Ayu asli Bandung. Namun pada gadis itu juga hatinya berhenti disana. Sampai sekarang Hema tidak bisa merasakan cinta lagi. Meski Riyu selalu setia bersamanya dimana pun dan dalam situasi apapun. Hema tetap melihat Riyu seperti seorang sahabat.

"Lo enggak pernah ngehargai gue, Hem! Lo pergi berdua, ke hotel? Jogjakarta? Sama Renata?" Teriak Riyu.

Hema terdiam.

"KENAPA HARUS RENATA? RENATA, RENATA DAN RE-NA-TA!" Teriak Riyu dengan penuh emosional didepan Hema.

Kini mereka berada di apartement milik Riyu. Setelah mengantar Renata ke kossan sepulang dari rumah sakit, Hema langsung menemui Riyu. Padahal ia sudah cukup lelah menghadapi hari ini yang sangat pelik baginya. Ia butuh istirahat, setidaknya mengistirahatkan otaknya yang sudah panas dari siang tadi.

"Yu? Lu maunya apa? Kenapa emang kalau sama dia?" Tanya Hema, mengisyaratkan bahwa si adam sudah lelah dengan semua yang Riyu sampaikan.

Riyu menatap Hema dengan sorot mata dingin, "Lu enggak bisa apa menjelaskan hubungan kita?" Tanya Riyu yang menatap wajah Hema yang sudah merah padam.

Hema hampir saja tergelak kalau ia tak ingat ini masalah serius. Apa katanya tadi? Hubungan? Sampai kapan pun Hema tidak akan menjalani hubungan kekasih dengan Riyu. Perasaan biasa saja, seperti kepada sahabatnya. Tidak lebih.

Hema menyentuh kening Riyu dengan punggung tangan Hema, "Hubungan? Lu ngigo? Apa saki--"

Air muka Riyu berubah dan ia menepis tangan Hema dari keningnya, "Jawab, goblok!"

Hema menghela napas panjang dan terkekeh, "Nggak usah aneh aneh, kita temenan. Lu ngomong apaan sih?"

Kini Riyu menatap Hema dengan tatapan tajam, emosinya kian memuncak. Tidak menyangka pemuda yang statusnya menjadi teman tidurnya ini menjelaskan hal yang sangat jelas tentang hubungan mereka.

"Waah! Terus pas kita tidur bareng, itu apa?" Pekik Riyu.

"Apa apanya sih? Lo juga kan mau, sekarang cewek cowok kalau nggak kenal pun bisa jadi temen tidur, Yu. Please jangan bawa perasaan soal itu!" Jawab Hema.

Riyu terkekeh. Tangan kanannya langsung menyugar rambut pendeknya, kemudian ia menghembuskan napas kasar. Seakan kekesalan hatinya baru saja terhempaskan. Dadanya seakan diikat tali sampai ia kesulitan bernapas.

Rasanya mendengar apa yang Hema bicarakan itu seperti dada ditusuk belati dan tertancap tepat pada jantungnya. Riyu sudah tidak bisa berkata kata lagi, minggu kemarin sebelum Hema ke Jogjakarta, semua masih baik baik saja. Riyu juga masih menemani Hema tidur dan masih menjadi teman tidurnya. Namun sekarang, Riyu tidak sudi lagi untuk sekedar menginjakkan kaki di apartement Hema.

Betapa brengseknya pemuda didepannya ini yang hanya menganggap dirinya teman dan tidak memiliki perasaan apapun. Selama ini Riyu memperjuangankan Hema. Tidak tahu saja Hema apa yang telah Riyu usahakan untuk hubungannya dengan Hema menjadi kenyataan.

Irreplaceable | Lee Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang