; peristiwa di apartement hema

1K 68 5
                                    


"Dateng kesini mau ketawain gue?"

Riyu datang dengan wajah yang babak belur. Pelipisnya diperban, bibirnya berdarah dan punggung tangannya lebam. Bisa Hema tebak jika Riyu mengalami kekerasan dipenjara ini. Sudah 5 hari Riyu hidup dipenjara dan hal itu membuat Riyu menyesal. Kehidupan dalam penjara sungguh seperti dineraka baginya. Orang tuanya membuangnya, otomatis Riyu kehilangan segalanya sekarang.

Riyu mendengar Papanya masuk rumah sakit dan sang ibundalah yang membuang Riyu. Riyu benar benar mengutuk Renata, kenapa wanita itu selalu membuat masalah pada dirinya? Belum cukupkah Renata merebut Hema? Kini orang tuanya membuang dirinya. Harus sehancur apa lagi Riyu? Dia tidak pernah membayangkan jika hidupnya akan sehancur ini. Dibuang oleh kedua orang tuanya adalah hal yang paling tidak pernah ia fikirkan.

Kini Hema ada didepannya, dengan sorot mata penuh amarah. Hanya saja Hema pintar untuk menyembunyikan apa yang dia rasakan. Jika tidak, Riyu akan habis siang ini juga.

Renata sudah sadar kata tante Farah, hanya saja Hema belum puas jika belum memberikan pelajaran pada wanita iblis ini.

"Kalau iya, kenapa?"

"Puas lo? Mama dan Papa gue ngebuang gue? Gue udah nggak punya siapa siapa lagi--"

Hema menyeringai, "Itu ulah lo sendiri." Ucap Hema.

Tangan Riyu terkepal. Ia menatap Hema dengan tatapan nyalang, kenapa ia bisa mencintai Hema sebegitu dalamnya? Padahal Hema sama sekali tidak pernah memiliki perasaan apapun pada Riyu. Hema lah orang yang harus disalahkan akan semua ini, jika ia tidak mencintai Hema mungkin semua tidaka akan terjadi. Rasa cinta itu sudah melebur dan berubah menjadi rasa benci yang mendarah daging.

Riyu benci Hema, Renata dan semuanya yang ada di dunia ini. Semesta tidak pernah berpihak pada dirinya, semua rencananya selalu gagal.

"Tapi gue puas--gue udah ambil apa yang kalian miliki!" Ucap Riyu dengan tersenyum.

Senyum yang sulit Hema artikan, dan Hema sama sekali tidak bisa mengerti apa yang di maksud oleh Riyu.

"Nggak usah banyak bacot, intinya lo akan membusuk dipenjara!" Kata Hema.

Hema tidak menghiraukan ucapan Riyu, yang jelas dia cukup puas melihat Riyu akan membusuk dipenjara. Tak perduli berapa lama, yang jelas Riyu harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Dulu memang Riyu pernah membayangkan kehidupan yang bahagia bersama Hema, memiliki anak anak yang lucu namun itu semua Riyu kubur dalam dalam. Walau bagaimana pun Riyu membenci Hema. 

"Pergi lo dari sini--"

"Permisi bapak Hema, waktunya sudah habis."

Hema menyeringai dan bangkit. Berjalan melewati Riyu tanpa sepatah katapun. Meninggalkan Riyu disana yang masih dongkol pada Hema. Andaikan Hema mau lebih lama diam disana, mungkin dia akan tahu apa yang terjadi pada Renata.

"Hema, lo nggak akan jadi seorang Ayah!" Bisik Riyu.



°°°




Manusia selalu dihadapkan pada 2 pilihan. Begitupun Renata. Renata kini tengah berjuang melalui masa kritisnya.

Disana ada Mama Farah, adik dari Ayah Renata. Gista menghubungi beliau dan beliau langsung datang. Hema tahu jika Renata benar benar tidak ingin bertemu dengan Ila dan keluarga, untungnya Renata bercerita tentang Farah. Adik dari Damar yang sangat baik, dan Farah pun tergolong dari keluarga yang berada. Suaminya adalah Dokter Spesialis Bedah Saraf dan anaknya kini mengenyam pendidikan di Colombia University.

Renata tertidur sangat lelap dan tidak tahu sudah banyak air mata dan doa yang terapal dari orang orang diruangan itu. Ini sudah 4 hari lamanya Renata mengalami Koma akibat kekurangan darah. Untungnya golongan darah Renata ada dirumah sakit itu sehingga tidak usah mencari Bank Darah ke Rumah Sakit lain.

Irreplaceable | Lee Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang