; after

710 71 2
                                    

6 years later...

Hema Lingga Permana. Pria yang kini telah menemukan hidupnya, pria yang sudah menemukan alasannya untuk bertahan lebih lama. Hema senang saat melihat orang yang dia cintai bahagia. Kini Hema tidak merasakan sendiri lagi. Apalagi saat melihat Meara Aurora, gadis kecil berumur 4 tahun yang baru saja masuk sekolah PAUD. Bocah itu sangat dekat dengan Hema dan sebaliknya Hema pun sangat dekat dengannya.

"Bang, Meara cantik yak?"

Setiaji baru saja sampai Cafe dan didepannya Hema sedang tersenyum karena melihat foto lucu Meara. Hema tidak menyangka jika dirinya akan tergila gila akan anak kecil seperti Meara. Sungguh, Meara ini lucu. Pipinya yang tembam, bibirnya yang kecil, hidung yang mancung dan wajah seperti orang luar negri.

"Ya cantik lah! Emaknya juga cantik!" Tegas Hema, ia langsung mengantongi ponselnya ke dalam saku celana.

Setiaji tergelak disana.

Sudah 6 tahun lamanya ia dan Hema berteman. Setiaji menjadi saksi hidup Hema bagaimana Hema bangkit dari dunianya yang gelap. Dan 4 tahun lalu Meara lahir dari seorang ibu yang cantik dan baik hati. Setelah Meara lahir, dunia Hema berubah. Pria itu lebih suka hari harinya di recoku oleh Meara, dan rasanya jika tidak bertemu dengan bocah itu hidup Hema akan hampa.

Banyaknya perubahan pada hidup Hema, baik karir, keuangan, kondisi keluarga, penampilan namun tidak pada hati Hema.

"Andaikan ya lu jadi nikah sama Nata." Ucap Setiaji.

Hema tersenyum dan mengaduk aduk es kopinya dengan sedotannya, "Iya. Anak gua pasti cantik kayak Nata." Lirihnya.

Setiaji menatap Hema didepannya yang berubah semburat wajahnya, "Jodoh nggak kemana, Bang."

Hema tersenyum menyeringai, "Palalo jodoh!"

Setiaji pun tergelak, "Ya kedepannya kan nggak tau!"

"Heh, bacot lu--apaan neh?" Hema terkejut saat Setiaji menebrakan sebuah amplop kecil berwarna kuning dimeja.

"Anjing! Bang lu nggak tau? Cewek gua kan jago ngegambar! Mau bikin pameran bro! Lo harus dateng!" Ucap Setiaji.

"Ajak Meara ya?" Ucap Hema.

"Cih! Dasar bucin!"

"Yeuu! Anak gue itu ye!"

Setiaji tergelak. Hema kini sudah menjadi budak cinta bocah berumur 4 tahun.




°°°





"Papaa, es klimnya abis!" Meara memberikan stick es krim pada Hema dan Hema hanya tersenyum.

Hema mengelus pucuk kepala anak kecil itu, kemudian dia berjongkok. Hema mengambil tissue basah dan tangannya bergerak untuk membersihkan cairan es krim dibaju Meara dan di bibirnya. Kemudian dia mencubit hidung mancung milik anak kecil itu.

Interaksi keduanya membuat orang orang disana yang berlalu lalang merasa gemas. Hema masih terlihat muda namun anaknya sudah besar dan tentunya hal itu membuat banyaknya wanita single disana patah hati melihat interaksi Hema dan bocah itu. Hema terlihat seperti seorang ayah yang sangat mencintai anaknya bagi sebagian orang interaksi itu sangatlah teramat manis.

Hari minggu ini adalah jadwal undangan pameran Nara, kekasih dari Setiaji. Hubungan mereka sudah terjalin selama 2 tahun lamanya namun Setiaji belum memunjukan tanda tanda keseriusan untuk Nara. Itu karena Setiaji masih bimbang, Setiaji takut gagal jika ia dan Nara menikah.

Irreplaceable | Lee Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang