di perjalanan ntah kenapa Rara merasa pusing dan mual, Karna tak mau merepotkan Abang baru nya, akhirnya pun ia memutuskan untuk tidur. Tak butuh waktu lama ia sudah masuk dalam mimpi
"sebenarnya apa yang sudah kau alami manis?"ucap Harsa sambil mengelus surai lembut Rara
sampai nya dirumah Harsa membangunkan Rara, dan usaha besar yang harus ia kerah kan untuk membangun kan Rara
"eumm Abang ga mau mampir?"tanya Rara sambil mengucek mata nya
Harsa menggeleng dan tersenyum "tidak princess, abang akan langsung pulang, Rara langsung mandi lalu tidur okey?"
Rara hanya mengangguk, dan melambaikan lemas tangan nya Karna dia sangat pusing dan mengantuk, saat dirasa mobil yang ditumpangi Harsa sudah jauh ia jalan tunggang langgang ke dalam rumah, baru saja ia menutup pintu
"darimana kamu?" suara yang membuat Rara makin pusing, Karna ia yakin akan ada drama lagi setelah ia seharian main hari ini
"habis main" jawab Rara seadanya, ia menunduk dan mengusap wajahnya agar rasa kantuknya hilang, bahkan dia terus mengucek matanya
"sampai malam? mau jadi apa kamu, seorang gadis main sampai malam seperti ini"
"abang juga tuh main sampe tengah malem tapi ngga dimarahin" jawab Rara dengan santainya
"kamu dan abang abang mu itu-
"iya pa iya Rara itu seorang gadis, dan abang abang itu cowo jadi mereka bebas, iya Rara salah Rara minta maaf" ucap Rara dan langsung pergi ke kamarnya, dia malas meladeni pak tua itu
"sejak kapan anak itu jadi seberani ini" gumam satria
di kamar
"ughh ngapa ni pala pusing banget sih, hueee ngeselin. Mending sekarang gw mandi aja deh siapa tau pusingnya ilang"langsung saja Rara jalan ke arah kamar mandi
hampir satu setengah jam ia mandi, tapi tak mendapati rasa pusing nya menghilang, Karna dia tak mau lebih lama lagi akhirnya pun memutuskan untuk menyelesaikan mandi nya
setelah selesai mandi dan berganti baju, ia turun ke dapur menatap keluarga nya yang ternyata sudah selesai makan, langsung saja ia duduk di salah satu kursi dan menaruh kepala nya di atas meja
"bibi Ahn, bisa buatin bubur tidak?" tanya Rara kepada bibi Ahn yang baru saja sampai di meja makan
"bisa non, sebentar ya" langsung saja bibi Ahn membuatkan bubu untuk nona muda nya
menunggu beberapa menit serasa sangat lamaaaa sekali bagi Rara, ia memejamkan matanya dan berfikir masa iya dia sakit
tiba tiba bibi Ahn datang dan membawa bubur yang Rara minta "terima kasih bi" ucap Rara yang hanya dapat anggukan dan senyuman dari bibi Ahn, setelahnya bibi Ahn menyelesaikan beberes meja makan
Rara memakan bubur nya dengan sangat pelan, ntahlah nafsu makanya sangat menurun, dengan paksaan akhirnya Rara menghabiskan makanan nya dan meminta bibi untuk mengambilkan kotak obat
"ini non obatnya"ucap bibi Ahn, dia mengecek suhu badan Rara dengan menempelkan punggung tangan nya ke dahi Sang nona muda
"astaga non, non panas sekali ini ayo kerumah sakit aja non" ujar bibi Ahn yang sedikit panik
"ngga usah bi, cuma demam dikit doang ke rumah sakit besok juga sembuh nih badan" setelah meminum obatnya Rara langsung pamit untuk ke kamar nya dan tidur
saat sampai di kamar Rara benar benar di buat tak bisa tidur Karna tubuh nya menggigil hebat "a-aishhhh kenapa coba harus sakit" dumel Rara sambil menggulung kan selimut ke tubuh nya
jam 12 malam Rara baru bisa tidur, dan dia terbangun lagi jam 4 subuh, ia merasa mual dan berakhir berlari ke arah kamar mandi, dan memuntahkan semua isi perut nya
ia mencoba untuk tidur lagi, tapi rasa pusing masih mendominasi yang membuat nya susah tidur sampai waktu menunjukan pukul 6 pagi
jam 6.30 Rara siap, hari ini dia kesiangan Karna kepalanya yang tidak bisa diajak kompromi, ia turun kedapur untuk menyiapkan bekal untuk dirinya
saat di dapur semua pasang mata terarah padanya, dia yang sudah tak memperdulikan nya pun langsung berjalan menuju dapur memeluk bibi Ahn
"ehh non ada apa? non, non masih demam izin saja ya tidak usah masuk sekolah dulu" ucap bibi Ahn sembari mengusap sayang kepala Rara
"Rara berharap bibi adalah ortu Rara" gumam Rara sambil melepas pelukannya dan langsung menyiapkan bekal "ngga ah bi, cuma segini doang aja kecil bagi Rara"
"non yakin?suhu tubuh non sangat tinggi"
"seribu seratus sebelas persen yakin bi" ucap Rara yang diiringi kekehan bibi Ahn
"baiklah nanti kalau ada apa apa jangan lupa hubungi kami ya"
"siap bibi Ahn, Rara berangkat dulu ya" saat Rara hendak keluar ia berpapasan dengan sang mama
"selamat pagi ma" sapa Rara dengan senyum manis di bibir yang sangat pucat itu dan hanya dijawab deheman oleh sang mama
Rara hanya bisa menghela nafas nya Karna terlalu sering di abaikan disini, inilah yang membuatnya tak betah
sesampainya disekolah Rara berjalan seperti orang mabuk Karna pusing yang masih menerjang kepala nya, sesampainya di kelas ia langsung meletakan kepalanya di atas meja, ia memejamkan mata
Rara tertidur dari jam pertama hingga istirahat kedua, pusing masih senantiasa mengiringi "aishhh nih pusing betah banget sih di kepala gw, pergi napa pergi" gumam Rara, saat Rara kembali memejamkan mata tiba tiba ada yang menggebrak mejanya dan hal itu membuat Rara kaget serta menambah pusing yang ada dikepalanya
"ada apa?" ucap Rara sangat lemas, tubuh nya benar benar malas jika seperti ini
"ikut kita" ucap salah satu gadis
"ngga mau"
"berani Lo nolak kita!?, seret dia!"
"cer apaan sih, kenapa lagi coba, lepas!" iya sesuai dugaan kalian, cerry berulah lagi dan di samping nya terdapat Kayla yang lagi memainkan kuku nya
Rara yang lemas pun hanya bisa pasrah ia dibawa kemana. Sesampainya Rara menduga bahwa ini gudang "cer, Kay apa salah aku kali ini?" tanya Rara
"salah Lo? ga ada cuma gw sepet aja liat Lo" ucap Kayla
"bener" sahut cerry
setelahnya Rara dilempar masuk ke gudang dan menguncinya disana, Rara hanya bisa pasrah tubuhnya sangat lemas dan pusing masih saja menyertai
"nasib nasib" ucap Rara dan ia mencari tempat tidur yang nyaman untuk menghilangkan pusing nya
hingga waktu berjalan, bel pulang pun berbunyi pak Asep yang senantiasa menunggu nona muda kesayangan nya keluar pun mulai panik Karna sekolah mulai sepi dan belum ada tanda tanda dari nona muda nya
sedangkan di gudang Rara baru saja bangun dari tidurnya, pusingnya sudah mereda "huh lah ini gw masih di gudang??ASTOGEKKKK MAMAKKKKK" saat sadar Rara langsung menggedor-gedor pintu gudang dan masih saja tak bisa terbuka
"anjirrr mana tas gw ada di kelas lagi, hp gw ada disana juga aihh cekay SIALANNNN" dumel rara
KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUH GADIS NERD [END]
Fantasy"apa yang lo lakukuin?" tanya Rara dengan darah yang mengalir bercampur dengan air hujan "membunuh mu agar semuanya kembali pada saya" kata seseorang tersebut dengan seringaian yang menurut Rara lucu "ahh musuh ayah rupanya, beruntung banget gw yang...