Di sisi lain, Rara sedang berlari kesana kemari mengejar kupu kupu berwarna biru berkilau di padang Bunga yang sangat luas, Rara sangat bahagia disini betapa bebas nya dia dari jeratan tanggung jawab Dunia
Saat ia merasa lelah ia berjalan menuju pohon yang cukup besar dan berbunga lebat, Rara duduk di bawah pohon itu sambil memandang biru nya langit
Rara duduk di bawah pohon dengan keadaan senang bahagia sambil memakan buah blueberry yang ia temukan di semak semak sekitar sana, saat sedang santai nya memakan blueberry Rara di kejutkan oleh sapaan seseorang
"Hai" sapa seorang gadis cantik dan manis
"Haiii" Rara membalas sapaan dengan senyum lebar mengambang
"Kenapa disini?" Tanya gadis itu
"Ngga tau, tapi gw suka disini muehehehehe" jawab Rara dengan masih memakan blueberry nya
"Ngga seharusnya kamu disini Ra" ucap gadis itu
"Ga tau deh, eh btw kok muka Lo kayak familiar gitu ya?" Rara meneliti wajah menawan gadis yang ia ajak bicara ini, wajah cantik, kulit bersih, mata bulat, rambut panjang, dan menggemaskan
Rara mengingat ngingat siapa gadis di depannya ini, dan beberapa saat kemudian Rara melebarkan matanya ia terkejut
"RORA!???" teriak rara yang sungguh itu bisa dibilang seperti pengumuman bencana alam, ya yang bersama Rara sekarang adalah Aurora gadis si pemilik tubuh
Aurora hanya tersenyum manis melihat reaksi Rara, ntah kenapa lucu saja pikir nya
"Iya ini aku Aurora, Ra tolong kembali lah aku udah tenang disini dan maaf ya Karna memberikan mu beban dan yang seharusnya tak kau tanggung, tapi tuhan masih peduli dengan mu, aku hanya ingin bilang bahwa tubuhmu sudah bercampur dengan tanah disana, dan aku juga sudah tak bisa kembali lagi ke tubuh ku, jadi sekarang tubuhku adalah tubuh mu, sekarang kau bisa berbuat sebebas mu apapun yang kamu mau tanpa memikirkan ku Disini" ucap Aurora dengan senyuman yang sagat tulus, Rara dapat melihat itu dari pancaran mata Aurora
"Ra kenapa Lo baru ngomong sekarang?? Dan gimana caranya gw ngomong ke keluarga Lo kalau Lo udah ngga ada??" Tanya Rara, dia khawatir kalau kelurga Rara tak mengizinkan nya untuk tinggal lagi di rumah mewah itu, gitu gitu fasilitas disana sungguh luar biasa Rara tak bisa menyia nyiakan nya
"Bilang saja yang sejujurnya, dan juga aku sudah ikhlas dan memaafkan mereka semua atas seperti apa perilaku mereka pada ku lagi pula itu sudah berlalu, dan kenapa baru kali ini aku bisa bertemu dengan mu itu Karna hanya saat inilah kesempatan yang ada, jadi sekarang aku mohon jaga semua orang yang aku sayangi disana ya anggap mereka adalah keluarga mu juga aku mohon" Aurora mengatakan semua itu dengan mata berkaca kaca ingin menangis, rasanya ia ingin membalas budi kepada Rara yang telah merubah sudut pandang keluarga nya tapi bagaimana bisa, bahkan ia pun sekarang hanya sebatas arwah
"Terimakasih Karna Lo gw jadi punya kehidupan yang jauh lebih menantang dari awal pertama masuk ke tubuh Lo di maki, di cuekin, di bully, habis itu sampai berakhir tenggelem gara gara cerkay anjing, tapi gw bangga Lo bisa ngelewatin itu semua ya walau pada akhirnya Lo nyerah juga tapi Lo udah jadi gadis kuat yang luar biasa saat nya Lo bahagia sekarang" Rara tersenyum memandang Aurora dan merentangkan tangan nya mengkode bahwa ia menyuruh Aurora masuk kedalam pelukanya, Aurora mendekat dan memeluk tubuh Rara dengan erat, hangat itulah yang Aurora rasakan
Jiwa kakak Rara keluar, ia membayangkan bagaimana jika adiknya dalam posisi Aurora ia tak akan sanggup melihatnya, dengan lembut dan hangat Rara mengecup pucuk kepala Aurora dengan sayang
"Ngga usah khawatir lagi ya, semua pasti akan baik baik saja" Aurora hanya mengangguk dan mempererat pelukan nya, ternyata seperti ini di peluk oleh seorang kakak sungguh menenangkan
Aurora melepaskan pelukannya "terimakasih Ra atas semuanya, dan pelukannya terimakasih akhirnya aku bisa ngerasain kasih sayang seorang kakak"
"Sama sama, bagaimana pun juga gw juga punya seorang adik dulu nya dan sekarang malah jadi adik hahahaha" Rara tertawa merasa lucu degan kehidupannya
"Maaf" Aurora menunduk sambil memilin baju yang ia kenakan
Rara terkekeh gemas dan mengacak rambut Aurora "ngga papa lagian ini takdir yang tuhan buat untuk kita, kita jalanin saja semua pasti baik baik aja okey?"
Aurora mengangguk dan tersenyum walau air matanya masih senan tiasa menetes tanpa perintahnya "terimakasih Rara dan sekarang waktunya kau pulang"
Rara yang mendengar itu pun menggelengkan kepala pelan, ia masih ingin disini dan menikmati indahnya dunia ini tanpa ada hal negatif
"Beberapa hari lagi masa ngga bisa sih? Gw betah disini" ucap Rara sambil memainkan bunga pohon yang baru saja jatuh
"Oke hanya beberapa hari ya disini??" Rara mengangguk mendengarkan ucapan Aurora
Hingga ia bermain di tempat yang ntah apa itu, yang terpenting ia bahagia disini dan yang membuatnya betah disini adalah ketenangan kedamaian dan indahnya suasana
Rara tak ingin pergi tapi ya mau bagaimana lagi ada tanggung jawab yang harus dia laksanakan didunia sana
(つ≧▽≦)つ
Hari ini sudah 1 bulan terhitung Rara tidur di ruang rawat rumah sakit, Vandra tak pernah absen untuk menjenguk sang kekasih tak lewat juga ia menceritakan apa saja yang terjadi padanya
Untuk sekarang keadaan Vandra cukup kacau Karna sang kekasih tak kunjung sadar, ia bahkan hampir menyusul Rara kedunia bawah sadar jika ia tak mengingat nasihat nasihat sang kekasih
"Kalau gw sakit lo ga boleh sakit"
"Jangan ikut ikutan ngga baik!"
"Apa sih ga boleh gitu, ini tuh takdir jadi Sabar ya"
"Sekarang Lo sakit gw yang jagain nanti gantian ya"
"Kan ngga ada yang tau kapan aja kita bisa sakit"
Ucapan ucapan Rara terus terngiang ngiang di otak Vandra, dari kata kata manis Rara yang meminta permen, kata kata garang saat Rara menasihatinya
Vandra sedikit terkekeh mengingat wajah kesal sang kekasih saat ia melakukan sebuah kesalahan sungguh kenangan kenangan itu tertampang jelas di otak nya
"Ra kapan Lo bakal bagun sih?? Gw kangen Lo ngomel ngomel Karna ga gw beliin permen loh? Kan ini baru pertama kalinya gw memohon ke Lo, please wake up bear i really miss you" Vandra berucap sangat lirih sambil menggenggam tangan mungil Rara
Keluarga Rara baru saja datang dan sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Vandra disisi Rara , mereka juga sadar bahwa Vandra lebih mengenal Rara daripada mereka
Beberapa menit berlalu dengan Vandra yang masih menggenggam erat tangan Rara, hingga ia merasakan pergerakan lemah dari tangan mungil itu
Vandra terkejut dan menatap Rara "panggil dokter sekarang!!! Cepat!!" Teriak Vandra membuat semua orang yang ada disana kelimpungan mencari dokter, hingga beberapa menit kemudian dokter datang dengan keadaan acak acakan dan nafas tak teratur
Dengan cekatan dokter dengan nametag Arsyan Adiswara, ingat dengan dokter ini?? Iya dia yang di mintai no wa oleh Rara pada part 1
Dokter Arsyan menghela nafas lega, dan tersenyum pada mereka semua yang ada disana "keadaan nona Aurora sudah mulai membaik, tapi tubuhnya juga sedikit lemah jadi saya mohon untuk memberikan waktu untuk nona Rara beristirahat" dengan tak langsung dokter Arsyan mengkode agar keluarga Rara untuk keluar Karna mengingat saat Rara masuk kerumah sakit waktu itu tak ada yang menjenguknya dan di tambah lagi mendengar bagaimana Rara diperlakukan di rumahnya sendiri dari pembantu rumah tangga keluarga Rara
KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUH GADIS NERD [END]
Fantasy"apa yang lo lakukuin?" tanya Rara dengan darah yang mengalir bercampur dengan air hujan "membunuh mu agar semuanya kembali pada saya" kata seseorang tersebut dengan seringaian yang menurut Rara lucu "ahh musuh ayah rupanya, beruntung banget gw yang...