Rara menghabiskan waktu seharian bersana Harsa dan Reina, mereka bermain jalan jalan mereka benar benar senang hari ini
Hingga waktu pun berlalu, kini langit yang biru telah berubah menjadi jingga, Rara sadar akan hal itu dan berpamitan untuk pulang
Sesampainya di rumah
"Huh bahagianya hari ini mana dikasih ini lagi" Rara berjalan sambil melompat lompat kecil menuju kamarnya, tapi saat melewati ruang tamu langkah nya terhenti
"Darimana?"
"Main" sekarang Rara tak takut seperti sebelumnya, ia sudah terbiasa
"Sopan kamu seperti itu sama orang tua?"
"Ah maaf, bukanya saya ini hanya anak yang tidak diharapkan?" Rara malas menghadapi drama keluarga ini, lebih baik dia ke kamar dan mempersiapkan tempat untuk bunga nya
Satria menghela nafasnya, bagaimana cara membujuk anaknya itu supaya memaafkan nya
Dikamar, Rara sudah selesai menyiapkan segala tempat untuk bunga matahari itu, tepat nya di balkon kamarnya
Rara memandangi bunga matahari itu dengan tatapan sendu, ia rindu kehidupannya yang dulu, yang penuh dengan canda dan juga tawa
"Kakak rindu kalian, bagaimana keadaan kalian? Fullsun Rara juga rindu fullsun, bagaimana keadaan mu?? Baik kan? Jangan sakit ya, Karna kamu kan matahari buat bunga matahari"
Perasaan sedih terus Rara rasakan, ia ingin pulang tapi mengingat ia tak tau tugasnya disini mau bagaimana lagi?
Rara menghela nafasnya dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai Rara ganti baju dan turun kemeja makan untuk makan malam
Rara turun dengan wajah datar nya, ntah kenapa mood nya sangat turun sekarang, langsung saja Rara duduk di kursi kosong dekat dengan Nico
"Ada apa?" Ucap Nico lembut
"Ga" jawab Rara, dan setelahnya Rara mengambil makanan dan memakannya
Suasana meja makan sangat sepi, mereka makan dengan keadaan hening
"Rara selesai" Rara berdiri dan meninggalkan semua yang ada di meja makan
"Pa" satria hanya menghela nafas dan mengelus surai sang istri
"Novan ada ide, kita cari tau aja apa aja kesukaan Rara gimana??"
Semua atensi menuju Novan, sepertinya itu bukan ide buruk
Sekarang Rara berada di taman belakang rumahnya, walau hari sudah malam dan angin berhembus kencang, itu tak mengganggu Rara sama sekali.
Rara menghela nafas nya kembali, sekarang dia berfikir apa tugas dan tujuan nya disini, sudah tiga bulan disini tapi ia belum menemukan apa tujuan nya
Saat Rara sedang menikmati hembusan angin kencang serta butiran bintang di langit, tiba tiba sebuah jaket menyelimuti tubuh nya
"Ayo masuk, nanti kamu demam"
"Apa peduli Lo?" Sahut Rara tanpa menoleh kearah orang tersebut
"Kamu itu adik saya"
"Ohooo tuan Vegananta Nicolas Mahendra sejak kapan anda menganggap saya adik?" Ya yang datang adalah Nico kakak pertama Aurora
"Sejak kamu lahir" jawab Nico santai, dan Rara hanya memutar bola matanya malas, oh ayolah apa lagi ini
"Maaf" ucap Novan tiba tiba, dan hanya di jawab deheman oleh Rara
"Apakah begitu sulit untuk memaafkan kami?"
Rara diam, ntahlah dia juga begitu bingung ingin memaafkan atau tidak, jika di tubuh ini Aurora akan dengan senang hati memaafkan, tapi sekarang bukan Aurora yang ada di sini melainkan Rara dia adalah seorang kakak yang sangat menyayangi adik adik nya jadi dia enggan memaafkan seorang kakak yang bersikap buruk pada adik nya
KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUH GADIS NERD [END]
Fantasy"apa yang lo lakukuin?" tanya Rara dengan darah yang mengalir bercampur dengan air hujan "membunuh mu agar semuanya kembali pada saya" kata seseorang tersebut dengan seringaian yang menurut Rara lucu "ahh musuh ayah rupanya, beruntung banget gw yang...