pak Asep yang khawatir pun akhirnya turun dari mobil dan mencari keseluruh penjuru sekolah dan tak lupa bertanya ke guru guru yang masih ada disekolah, namun usaha nya sia sia ia sama sekali tak menemukan Rara
"ya ampun non, non kemana sih" gumam pak Asep, Karna ini sudah hampir malam akhirnya pak Asep memutuskan untuk pulang ke rumah, dan ia berharap semoga Rara sudah dirumah
sesampainya di rumah, pak Asep langsung saja mencari bibi Ahn dan menanyakan Rara
"Ahn non Rara udah dirumah?" tanyanya langsung to the point
"loh bukanya tadi pak Asep yang njemput non" kepanikan mulai menguasai bibi Ahn
"disekolah ngga ada Ahn, tadi saya sudah nyari kemana mana" ucap pak Asep
"mungkin kerumah temen nya, atau kerumah siapa gitu"
"Ahn mana mungkin non Rara kan cuma punya satu tem-" pak Asep menjeda perkataan nya kala teringat bila Rara mulai dekat dengan seseorang
"Ahn sepupu temanya tuan muda kembar" saat setelah pak Asep mengatakan itu tiba tiba Novan datang dengan seluruh teman teman nya, tak lupa cerry dan Kayla yang senan tiasa berada di sisi Marka dan Jovan
"ada apa ini" tanya Novan yang melihat raut kecemasan di muka Pak Asep dan bibi Ahn
"itu tuan muda, non Rara belum pulang dan tadi saya jemput juga ngga ada di sekolah" jawab pak Asep
"oh" respon Novan dan langsung duduk di kursi meja makan "bi makanan nya belum siap? Novan laper"
"ba-baik tuan muda" dengan cepat bibi Ahn menyiapkan makanan untuk Novan dan teman teman nya
"tuan muda Haekal, apakah saya boleh meminta nomer telpon sepupu tuan muda?" tanya pak Asep kepada Haekal yang fokus pada game nya
"oh? tentu" langsung saja Haekal memberikan nomor telepon Harsa kepada pak Asep
"terima kasih" setelah itu pak Asep langsung keluar dan menelpon Harsa untuk menanyakan Rara padanya
sedangkan disisi lain
"anjirr lah ini gw gimana, mana ni gudang ga ada lampunya lagi, hp gw di tas yang ada di dalem kelas, aishh nanti kalau ada kecoa gimana hiiiiiiii" dumel Rara
"ayo Ra berfikir berfikir" Rara cuma mondar mandir ga jelas di gelapnya gudang "CK gimana ini hachimmmm hueeee demam lagi dah gw, oke bodo amat dobrak ajaaaaa HYAAAAAAAAAAAA"
dengan keadaan tubuh yang sedikit lemas ia menggebrak pintu yang terbuat dari besi itu dengan sisa tenaga nya "wanjing sakit" keluh nya sambil mengelus lengan nya yang terasa nyeri
"ini gimana tuhan" oke Rara nyerah sekarang untuk nasib kedepanya, beberapa menit kemudian rasa sakit mulai Rara rasakan, ia ingat bahwa daripagi ia belum makan dan sekarang lengan dan perut nya sakit ditambah pusing yang mulai datang lagi, ia jalan menuju meja yang ia buat tidur dan merebahkan diri lagi dimeja yang sama
"masa iya gw mati lagi sih disini, nasib gw gini amat dah mati dua kali" Rara duduk dan mulai memejamkan mata bahkan walau tak memejamkan mata pun ia tak akan bisa melihat apa apa
"bibi Ahn, pak Asep, pak Akhmad, bang Harsa tolongin Rara" seketika semuanya terasa ringan, Rara kehilangan kesadaran nya
kembali pada keadaan rumah, bibi ahn yang tak henti hentinya menangis dan Harsa yang sekarang sudah ada dikediaman Mahendra juga ikut khawatir, walau begitu ia harus tetap tenang supaya tak membuat keadaan semakin panik
"CK ngapa kalian panik sih, tuh anak palingan juga lagi seneng seneng sama om om" ucap Kayla
"gw yakin Lo ada sangkut pautnya dengan hilang nya Rara" ucap Haekal
"maksud Lo!! heh kal kita aja ga tau Rara dimana" sarkas cerry
" kenapa Lo nuduh kita? apa jangan jangan Lo mulai suka sama si culun?" selidik Kayla, ia agak curiga atas sikap Haekal yang seperti nya mencemaskan Rara(?)
"gw ga pernah bilang kalau gw suka dia, tapi jika bener ini ulah Lo, Lo udah kelewatan cer, Kay" setelah berucap demikian Haekal pergi meninggalkan teman teman nya dan menghampiri Harsa yang bersama dengan pak Asep dan bibi Ahn
"tuan Harsa bagaimana ini, nona muda sama sekali tidak bisa di hubungi" bibi Ahn benar benar khawatir sekarang apa lagi Rara berangkat dengan keadaan sakit
"tenang bi, saya akan mencoba melacak nomor telepon Rara"
Harsa langsung melacak nomor Rara, dan ada yang membuatnya bingung, kenapa sinyal nya terdapat di sekolah"pak Asep sudah cari di seluruh sekolahan kan?" tanya Harsa
"sudah tuan, namun nihil sama sekali tak ada" jawab pak Asep
"udah coba cari di gudang atau belakang sekolah?" sekarang giliran Haekal yang bertanya, pasalnya setiap Rara dibully ia akan selalu dibawa ke gudang samping sekolah, atau kalau tidak di belakang sekolah
"di belakang sekolah tidak ada tuan, tapi saya tidak tau kalau di gudang sekolah" jawab pak Asep lagi
"bang gudang" ucap Haekal singkat dan langsung saja lari ke arah motor nya, lalu melesat cepat ke arah sekolah, ntah mengapa ia menghawatirkan Rara kali ini
"bibi, paman kalian disini saja biar saya dan Haekal yang mencarinya" dengan cepat Harsa menyusul sang adik sepupu menggunakan mobil
sesampainya di sekolah Haekal dan Harsa langsung berlari ke arah gudang sekolah, suasana sangat sunyi dan sepi apalagi gelap mendominasi karna kawasan itu memang minim cahaya
saat Haekal mencoba membuka pintu gudang "terkunci bang"
"dobrak kal" Harsa dan Haekal bersama sama mendobrak pintu gudang itu, percobaan pertama gagal dan yang kedua pun sama sampai percobaan yang ke empat akhirnya mereka dapat membuka pintu tersebut
"Rara!!!dimana kamu" Harsa berteriak dan menyalakan senter handphone nya, Haekal pun melakukan hal sama mereka mengedarkan pandangan sampai mata mereka tertuju pada seorang gadis yang ntah tidur atau pingsan yang terdapat di atas meja
Harsa dan Haekal menghampiri seorang gadis yang mereka yakini adalah Rara "bang gw takut" ucap Haekal
"Cemen kamu jadi cowok" ucap Harsa tanpa beban, saat sampai ia membalikkan tubuh gadis itu dan benar tebakan nya itu Rara, ia merasakan bahwa gadis itu menggigil hebat
"badan nya panas, kita bawa ke rumah sakit" Haekal hanya mengangguk dan hanya melihat saja sambil menerangi ruangan, sedangkan Harsa ia menggendong Rara ala bridal style menuju mobil nya
"kamu kabari bibi dan paman saya akan bawa Rara kerumah sakit" setelah meletakkan Rara di kursi belakang Harsa langsung melesat ke arah rumah sakit, sedangkan Haekal melakukan apa yang disuruh oleh sepupu nya itu
di rumah sakit
Rara harus dirawat inap, Karna maag yang menyerang juga suhu tubuh yang sangat tinggi
KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUH GADIS NERD [END]
Fantasy"apa yang lo lakukuin?" tanya Rara dengan darah yang mengalir bercampur dengan air hujan "membunuh mu agar semuanya kembali pada saya" kata seseorang tersebut dengan seringaian yang menurut Rara lucu "ahh musuh ayah rupanya, beruntung banget gw yang...