Setelah kejadian itu sekarang semua sudah mengganti pakaian nya dengan pakaian yang baru dan bersih, Rara berlari kesana kemari melihat lihat pemandangan Karna mereka masih di sekitar pantai
"Ck kita harus jaga tuh bocil biar jantung kita aman" ucap Linda ia masih setengah kesal dengan kejadian tadi
"Yeuu ya lagian kalian tadi kenapa sih kok bisa panik dan bilang kalau Rara ilang?" Tanya Emelyn
"Tanya tuh si Nissa" jawab Linda dan setelah itu ia langsung pergi menggandeng tangan Rara, sungguh kejadian tadi harus di buat pelajaran untuk mereka bila Rara ini memang bocil yang sedikit mengerikan
Setelah kejadian hilang bohongan nya si Rara, Nissa dan Al benar benar mengawasi Rara dengan ketat, Karna mereka takut akan kejadian tadi sungguh kejadian itu membuat mereka sedikit takut
Berjam jam mereka di sana, tanpa sadar bahwa sang Surya hampir tak terlihat dan Emelyn menyadari hal itu
"Eh ehh woyy coba liat dah mau malem, ayo pulang" semua mengangguk atas ucapan Emelyn dan mereka semua berjalan menuju parkiran dan pulang
Di perjalanan pulang kini Emelyn lah yang menyetir dengan Linda di sampingnya, dan Nissa di kursi belakang bersama Rara yang tidur di paha Nissa
Pukul 19.05 mereka sampai di depan kafe yang mereka buat kumpul tadi siang, Karna sekarang mereka bingung ingin mengantar pulang Rara tapi mereka ngga tau dimana letak rumah Rara
"Ra bangun dulu, ini rumah kamu ada di mana?? Alamat nya??" Ucap Nissa sedikit pelan dan menepuk nepuk pipi Rara supaya gadis itu bangun
"Eungg?? Alamat rumah Rara ada di jalan******* rumah nomor **" ucap Rara sambil menguap dan mengucek mata nya, Nissa langsung mencekal tangan Rara supaya Rara tak mengucek mata nya lagi
"Ya udah sekarang Rara tidur aja lagi, kami antar sampai rumah" ucap Emelyn dan Rara hanya mengangguk saja, walau masih jam segini ia sudah mengantuk Karna lelah main di pantai tadi
Emelyn memberi tahukan alamat rumah Rara kepada Al dan Revan, dan dua laki laki itu mengangguk kemudian langsung menuju ke alamat yang diberitahukan
Beberapa menit kemudian mereka sampai, Karna mereka gak tega membangunkan Rara yang sudah tertidur akhirnya Revan menggendong Rara atas permintaan Linda
Rara tak terganggu sama sekali, sampai di depan pintu rumah keluarga Mahendra Emelyn lah yang memencet bel rumah itu sambil menunggu pintu rumah nya terbuka
Tak lama kemudian pintu rumah terbuka, dan terlihatlah seorang laki laki, Al yang sepertinya kenal dengan laki kali itu langsung mendatarkan raut wajah nya
"Ngapain Lo kesini?" Ucap Jovan dingin, ya yang membukakan pintu tadi adalah Jovan
"Nganter dia" ucap Al yang tak kalah dingin, Revan juga ikut memandang tak suka ke arah Jovan
Emelyn, Nissa, dan Linda bingung melihatnya tapi mereka memilih diam Karna tak ingin ikut campur
Jovan melirik ke arah Revan, ia sedikit terkejut Karna Rara yang ada di gendongan Revan. Dengan sedikit memaksa Jovan langsung merebut Rara dari gendongan Revan
"Hati hati bego, nanti kalau Rara jatuh gimana!" Ucap Linda sedikit kesal, pasalnya kasar sekali laki laki di hadapannya ini
Revan dan Al memandang sedikit tak suka atas sikap Jovan, dan apa hubungan Jovan dengan Rara? Itu akan mereka tanyakan besok
"Makasih" setelah mengucapkan kalimat singkat itu, Jovan langsung saja menutup pintu rumah menggunakan kaki, dan saat ia bingung ingin mengunci pintu itu bagaimana Novan datang dan ingin bertanya tetapi Jovan langsung menyuruh Novan untuk mengunci pintu nya
Jovan langsung menuju kamarnya dan menidurkan Rara di kasur king size itu, Novan menyusul dan tidur di samping Rara
"Ada apa?" Tanya Novan ia bingung kenapa, dan dari mana adik perempuan nya ini
"Dia tadi sama Al, Revan dan tiga gadis gw ga tau gimana Rara bisa kenal sama mereka" ucap Jovan yang mengundang keterkejutan Novan
"Kita tanyain besok, setelah dia kenal Denan dan sekarang dia kenal dua laki laki brengsek itu?" Ucap Novan masih tak percaya, bagaimana bisa Rara mengenal orang yang ia anggap musuh dan bagaimana mereka bisa dekat
Jovan menggeleng atas pertanyaan Novan, dan langsung tidur di sebelah Rara, jadi sekarang Rara berada di antara Jovan dan Novan
Jovan dan Novan saling menatap dan berakhir memandang Rara, tiba tiba ketukan pintu terdengar
"Tuan muda, nyonya menyuruh kalian untuk turun makan malam" ucap bibi ahn di balik pintu kamar
"Ra ayo bangun makan malam" ucap Jovan lembut dengan mengelus surai Rara
"Kak Al Rara masih ngantuk, Rara ngga mam malam" ntah Rara sadar atau tidak mengucapkan nama itu tapi tetap saja itu membuat dua laki laki yang di sana sedikit kesal
"Ra woyyy bangun suruh makan Noh!" Novan yang sedikit kesal langsung saja menggoyang goyangkan tubuh Rara supaya Rara bangun
Rara yang mengantuk pun kesal Karna tidur nya terganggu, oh ayolahh dia itu lelah kenapa harus di ganggu, dengan kesal Rara menimpuk wajah Novan dengan guling yang ada disana dan tak lupa juga ia menendang Novan sampai jatuh
Merasa sudah tak di ganggu akhirnya ia kembali tidur lagi, mulai ia tertidur tiba tiba badan nya di tarik untuk duduk, dan saat ia membuka mata ternyata itu ulah Jovan
Rara kesal ia hanya ingin tidur tapi kenapa ia di ganggu terus, mata nya mulai berkaca kaca menatap abang kembarnya
"Hiks huaaaaaaaa bibiiiiii twins nakalll hikss" dengan perasaan kesal Rara turun ke dapur dan langsung memeluk bibi ahn dan kengadukan si kembar kepada bi Ahn
Dan semua tingkah Rara tak luput dari pandangan semua orang yang disana
"Ra ada apa?" Tanya lili
"Si twins ngga biarin Rara bobo hiks mereka gangguin Rara terus" Rara memeluk bibi Ahn dengan erat dan menyembunyikan wajah sembabnya di leher bibi ahn
Nico yang mendengar ungkapan kekesalan Rara langsung menatap tajam Jovan dan Novan yang baru saja turun
"Apa??lagian tuh bocah susah banget di bangunin nya ya kan ngeselin" ucap Novan Sabil mendengus kesal dan langsung duduk ke kursi nya di ruang makan
"Bibi, Rara mau bobo sama bibi mau ya ya" ucap Rara sambil mengusap air mata nya dan juga mengusap ingus yang ada
Bibi Ahn melirik ke arah nyonya nya dan mendapat delikan dari lili, Ahn tak berani menjawab pernyataan dari nona muda nya ini
"Ra tidur sama mama ya" lili berucap lembut dan gelengan kuat oleh Rara yang ia dapat kan, lili hanya dapat menghembuskan nafas pelan
"Non, non tidur sama nyonya saja ya kan non anak pintar gih sana" jawaban yang sama yang bibi ahn dapatkan yaitu gelengan kepala dari Rara
"Kalau ngga mau yaudah Rara bobo sendiri" Rara pergi dari sana dengan menghentak hentakan kaki nya tanda ia merajuk kenapa semua orang menyebalkan
Sekarang Rara sudah berada di kamarnya dan memeluk guling erat, sambil guling kesana kemari ntah lagi memikirkan apa tapi yang terpenting sekarang ia sudah tak bisa tidur lagi
Saat sedang asik melamun sendiri tiba tiba pintu kamarnya terbuka dan terlihatlah Nico yang langsung saja masuk tanpa meminta izin, Rara hanya mendengus kesal percuma juga kalau dia larang pasti akan berakhir seperti malam sebelumnya
Nico langsung merebahkan tubuhnya di kasur Rara dan memeluk Rara dengan erat, tentu Rara memberontak tapi seketika diam saat Nico menunjukan sebuah permen lolipop di hadapannya
Rara tersenyum dan langsung menyambar permen itu, membuka bungkus permennya dan memakannya saat setelah itu Rara langsung memeluk erat Nico, dengan senang hati Nico membalas pelukan sang adik
"Makasihhh abangg" ucap Rara sedikit tak jelas Karna dia sibuk makan, Nico hanya mengangguk dan mengelus sayang surai rara
Rara menikmati elusan itu dan tiba tiba ia terpikir sesuatu
"Abang apa itu cinta??" Tanya Rara tiba tiba yang membuat Nico sedikit terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUH GADIS NERD [END]
Fantasy"apa yang lo lakukuin?" tanya Rara dengan darah yang mengalir bercampur dengan air hujan "membunuh mu agar semuanya kembali pada saya" kata seseorang tersebut dengan seringaian yang menurut Rara lucu "ahh musuh ayah rupanya, beruntung banget gw yang...