10 - Masalah Rapat Di Yale

118K 8K 17
                                    

Sambil memakan sarapannya, Iris berpikir begitu keras. Dia mengingat, bahwa di kehidupan pertama, J. Lund Company akan mengalami kerugian besar atas gagalnya sebuah kerja sama. Ketika rapat di Yale, asisten Ludwig sebagai perwakilan Chief Executive Officer memutuskan untuk menerima jalinan kerja sama yang terdengar sangat menggiurkan.

Ludwig Hudgens yang biasa selalu teliti dalam memutuskan sesuatu, hari itu merasa lalai. Dia gagal membawa keuntungan untuk perusahaan seperti biasanya, hingga kerugian besar perusahaan membuat asisten Ludwig kehilangan nyawanya. Bukan Elazein yang membunuh asisten Ludwig melainkan sebuah bom jiwa yang ada di dalam tubuh setiap anak buah Elazein.

Bom jiwa itu di beri pengaturan seakurat mungkin, bagi mereka yang berani berkhianat, bom jiwa itu akan langsung meledakkan tubuh mereka tanpa ampun. Yang di mana hari itu, asisten Ludwig gagal. Dia tidak berkhianat namun atas kehendak diri sendiri yang merasa sangat bersalah, asisten Ludwig diam-diam mengambil pengontrol bom jiwa yang ada di brankas rahasia Tuannya.

Dia pun menekan angka 4 yang langsung meledakkan tubuhnya detik itu juga, mengingat hal demikian secara samar, Iris bergidik ngeri. Asisten Ludwig terlalu tampan untuk ukuran asisten, dia tidak boleh mati! Sebisa mungkin, Iris harus ikut mendatangi rapat di Yale. Tapi .... Apakah Elazein akan mengizinkannya untuk ikut?

Iris menggigit bibir bawahnya, Ludwig Hudgens tidak boleh hanya tinggal kenangan dalam kehidupan keduanya ini. Dan Iris juga harus tetap mewujudkan pertemuan pertama antara Elazein dengan asisten pengganti Ludwig di masa lalu. Ya! Setelah asisten Ludwig tewas dalam tragedi meledaknya bom jiwa, Elazein bertemu dengan pria muda yang berusia 2 tahun lebih muda dari Elazein.

Kalau tidak salah ingat, pria itu bernama Lou Kelton. Seorang pria yang berasal dari keluarga kaya namun mereka menelantarkan Lou yang dianggap anak tidak tahu diri. Pertemuan tak sengaja itu membuat Elazein merasa bahwa Lou cocok menjadi pengganti Ludwig. Lou pun menerima tawaran Elazein yang sangat menggiurkan dan Iris mengingat, bagaimana pentingnya peran Lou Kelton dalam perkembangan perusahaan.

Pada dasarnya, Lou Kelton adalah pria kaya dengan latar belakang pendidikan yang memadai. Dia cerdas, tetapi keluarga besarnya tetap menganggap bahwa Lou adalah anak tidak tahu diri. “Kalau Lou tidak bisa jadi asisten Elazein, Lou bisa menjadi asistenku.”

Sudut bibirnya terangkat, benar! Jika Elazein menolak hadirnya Lou karena masih ada asisten Ludwig, maka Iris akan merekrut pria itu menjadi asistennya saja. Dia pun mengangguk yakin, “Lise! Bantu aku bersiap, aku ingin ke kantor suamiku.”

Sementara itu, di perusahaan. Elazein tampak sibuk dengan bertumpuk-tumpuk kertas yang telah menjadi kekasih terbaiknya selama 12 tahun terakhir ini. Dia menatap asisten Ludwig yang tengah bersiap berangkat menuju Yale hari ini. Elazein tak acuh, dia mempercayakan setiap keputusan rapat pada asistennya itu selama ini. Jadi membiarkan Ludwig pergi menggantikannya, bukanlah hal sulit.

“Tuan, saya—“

“EL! EL AKU DATANG! SEKRETARIS MEL JAHAT! DIA TIDAK MENGIZINKAN KU MASUK! EL TOLONG!”

***

Selama di perjalanan, Iris terus meminta Lemar agar mempercepat laju mobil. Karena Iris takut, jika dia terlambat datang dan Ludwig keburu pergi menuju Yale. Iris tidak tahu di mana lokasi rapat, bertanya pada Elazein lalu menyusul pun hanya akan sia-sia. Iris tahu, Elazein tak pernah menaruh kepercayaan padanya sebesar dia mempercayai asisten Ludwig.

Wanita itu mencoba tenang saat bayinya ikut bereaksi dengan perutnya yang terasa sedikit lebih kencang, “Lemar. Cepat sedikit bisa? Aku buru-buru,”

Tidak tahu apa kekhawatiran Nyonya, Lemar tetap mempercepat laju mobilnya. Dia tadi, sedikit bingung saat Iris tidak mengajak Lise pergi juga. Karena biasanya, Iris selalu membawa Lise ke mana pun dia pergi selama ini. Tapi Lemar tak mau ikut campur lebih dalam, dia pun menuruti permintaan Nyonya dengan mempercepat laju mobilnya di tengah jalan yang beruntung sedikit lenggang.

Setibanya di depan perusahaan megah milik keluarga J. Lund, Iris pun turun dan meminta Lemar agar kembali lebih dulu. Lemar sempat menolak, tapi Iris memaksa yang mau tak mau, Lemar menyetujui. Usai menghilangnya Lemar, Iris berjalan cepat memasuki gedung perusahaan suaminya. Dia sedikit menghentikan langkahnya saat resepsionis memanggilnya.

“Selamat siang Mrs. Clooper, ada yang bisa kami bantu?” Resepsionis itu tersenyum ramah tatkala melihat wajah Iris yang bukan lagi wajah asing, siapa yang tidak mengenal Iris Clooper? Sang Dewi mitologi Yunani yang sangat cantik dengan karier cemerlang.

Namun ada yang sedikit mengherankan, Mrs. Clooper sedang hamil? Batinnya tapi tetap bersikap profesional.

Iris mengangguk, dia tahu kebingungan resepsionis itu mengenai perutnya yang membuncit. Dia tersenyum, “Mrs ....” Matanya menyipit, membaca name tag pada dada kiri resepsionis, “Mrs. Likke. Saya ingin bertemu dengan Mr. J. Lund,”

Mendengar itu, resepsionis sekejap terkejut. Karena selama ini, memang banyak wanita liar yang menginginkan mendatangi Tuannya tapi sejak 6 bulan terakhir, sudah tidak ada lagi yang berani meminta bertemu dengan Tuannya di perusahaan. Tapi sekarang? Iris si model cantik yang tiba-tiba hamil ingin bertemu Elazein? Sungguh mengherankan.

“Maaf, Mrs. apa Anda sudah membuat janji?”

Iris terdiam, mana mungkin dia sudah membuat janji? Tapi Iris memang harus segera bertemu dengan asisten Ludwig, “Saya ada butuh dengan asisten Ludwig, bisa izinkan saya masuk?”

“Maaf, Mrs. Anda tidak bisa masuk sembarangan karena pimpinan kami melarang orang asing untuk masuk,”

Heii!!! Aku ini istrinya, batin Iris menggerutu sebal.

Terlalu kesal karena tak kunjung bisa masuk, Iris pun pura-pura melangkah pergi yang padahal, dia menyelinap di antara banyak karyawan. Mereka berniat memasuki lift khusus karyawan, yang tentu saja, Iris mengikuti mereka. Selama di dalam lift, Iris tersenyum senang, dia berhasil mengelabuhi resepsionis yang tadi tengah menjamu beberapa tamu perusahaan.

“Mrs. Anda ingin ke mana?”

Iris menoleh, dia terdiam sejenak. “Ah, saya ada keperluan dengan seseorang. Kalian bisa pergi lebih dulu,”

“Baik, permisi.”

Iris menekan angka tertinggi gedung ini, terus menggumamkan doa semoga asisten Ludwig tidak lebih dulu pergi menggunakan lift khusus petinggi. Maka sesampainya di lantai teratas, Iris langsung berjalan cepat. Dia tahu, bahwa tak sembarangan orang bisa masuk ruangan Elazein. Maka tak segan dia berteriak,

“EL! EL AKU DATANG! SEKRETARIS MEL JAHAT! DIA TIDAK MENGIZINKAN KU MASUK! EL TOLONG!”

Sekretaris Mel tentu saja terkejut bukan main, “Astaga. Mrs!”

Dengan segera, sekretaris Mel mengajak Iris untuk pergi secepatnya sebelum Tuan marah besar. “Lepas! Saya mau ketemu sama suami saya”

Sekretaris Mel menatapnya curiga, jalang mana lagi yang mengaku-ngaku sebagai istri dari Tuannya? Bagi sekretaris Mel, mereka hanyalah kuman yang mudah dirinya singkirkan, tapi sepertinya, Iris adalah pengecualian. “Mrs. tindakan Anda sudah sangat keterlaluan, mari saya temani turun ke lantai dasar.”

“Apa sih?! Kamu yang keterlaluan! Sana pergi!”

“Mrs. saya masih bisa─”

“Ada apa ini?”

Sekretaris Mel merutuk dalam hati, mampus!

***

Perjuangan Dia Yang Terlahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang