Kakinya melangkah maju, mengikis jarak dengan Puti Josephine yang mulai di rundung rasa ketakutan. Iris adalah putri dari Jenderal Isabella, wanita kejam yang di kenal dunia sebagai pembebas kekacauan dan pencipta kedamaian dengan caranya yang anti-mainstream. Lalu sekarang, Iris yang anggun dan pernah memiliki tabiat buruk, mulai menunjukkan sisi dirinya yang lain setelah sekian lama terpendam rapat.
Selama ini, Iris bersembunyi di balik punggung tegap sang suami dan nama besar suaminya. Tapi sekarang, dengan hati sebagai seorang Ibu yang hancur karena kehilangan anaknya, Iris akan menaklukkan apa yang harus dia taklukkan. "Apa kau tahu bagaimana rasanya di permainkan dengan takdir dan di tenggelamkan dalam lautan penyesalan?"
Aura dominan Isabella seperti menurun pada Iris yang kini menatap tajam pada Puti Josephine, "Kau berhasil membuatku hancur untuk kesekian, Puti Josephine. Kau benar-benar berhasil, apa perlu kita melakukan pesta besar-besaran atas keberhasilan dirimu? Aku dengan senang hati akan membiayai semuanya,"
Tubuh Puti Josephine bergetar hebat saat Iris mengusap bahunya dengan lembut lalu mencengkram rambutnya hingga Puti, di paksa untuk mendongak. "Uangku tidak akan pernah habis hanya untuk membiayai sebuah pesta megah, sedangkan kau? Belasan tahun mengangkang untuk banyak pria, apa mampu membiayai sekedar pesta sederhana di hari ulang tahun anakmu sendiri, apa mampu?"
Puti menangis sesenggukan, "Iris, maafkan aku. Tolong maafkan aku! Aku hanya ingin, hidup anakku terjamin, aku hanya ingin hal sederhana itu─"
Plak!
Iris dengan kuat menampar pipi Puti Josephine, "Sederhana kau bilang? Apa kau sadar akan ucapanmu barusan Puti Josephine?!" Tatapan Iris semakin tajam, "Kau menghancurkan kebahagiaan Putriku! Putriku yang harusnya menikmati semua kasih sayang dariku! Bukan anak harammu!"
Deg.
Anak haram? Puti membalas tatapan Iris kali ini, "Kau tega menghina anak yang sudah kau asuh sejak bayi sebagai anak haram?"
"Kenapa tidak? Kau juga tega menukar bayiku dengan bayimu yang malang itu! Puti, andaikan tahu sejak awal jika Everett bukan anakku, sudah aku musnahkan dia! Kau tahu aku? Apa pun akan aku lakukan, tidak peduli atas latar belakang semuanya."
Di belakang, Koa hanya diam dengan tatapan datar. Kini dia menyadari sesuatu, pantas, pantas sikap Everett sangat jauh berbanding terbalik dengan Ibunya, Ayahnya, atau pun dirinya. Bahkan berani mengajaknya mandi bersama di saat usia mereka sudah beranjak dewasa, sebagai gadis yang bukan anak kecil lagi, Everett pasti paham hal-hal terkait.
Sifat murahannya diturunkan oleh Ibunya sendiri, begitu pemikiran Koa terhadap Everett. Apalagi, melihat Altalune yang ternyata Adik kandungnya tengah terbaring tak lagi bernyawa, Koa turut bersimpuh pada kesedihan yang mendalam. Selama ini, dia menganggap Adik yang bukanlah Adiknya. Benar kata Ibunya, kesalahan Puti Josephine kali ini sudah sangat fatal.
Iris, menatap ke arah Emilio Benedict di sisi Koa. "Bawa dia ke tempat eksekusi!"
Mendengar kata eksekusi, tubuh Puti Josephine berkeringat dingin. Rasa takut menjalar hingga melemaskan sendi-sendi tubuhnya. "Nyonya! Nyonya tolong jangan bunuh aku! Aku masih memiliki anak yang harus aku jamin masa depannya!"
"Tapi kau sendiri yang menjamin hidup anakmu pada keluargaku, maka tugasmu sebagai seorang Ibu sudah tidak berguna. Kau telah gagal menjadi Ibu, Puti Josephine."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Dia Yang Terlahir Kembali
FantasyIris Clooper di kehidupan pertama, sangat membenci suaminya yang otoriter, impulsif, dan pasif. Bukankah sangat lengkap untuk menjadi kandidat dirinya benci? Apalagi, dia di buat hamil anak pria itu. Iris tidak menyukai kehamilan yang hanya akan me...