Tengah malam, Elazein yang sibuk memperhatikan wajah lelap Iris dari layar monitornya tak mampu menahan senyum tipis. Pria itu ingin sekali menghampiri Iris, mengusap perutnya seperti yang biasa dia lakukan diam-diam. Elazein benar-benar takut membuat Iris merasa risi dan semakin membenci akan kehadirannya.
Dia terus meneliti, sampai kegundahan Iris dalam tidurnya menggoyahkan pertahanan hati Elazein. Pria itu menghembuskan napasnya sedikit gusar, sebelum memastikan, jika dia memang harus menghampiri Iris. Di depan pintu kamar Iris pun, Elazein ragu. Haruskah dia masuk dan lakukan hal yang biasa dia lakukan? Atau .... Pergi saja?
Kepalanya menggeleng, dia harus menemui Iris. Dia pun melangkah pasti, memilih duduk di tepi ranjang Iris dengan tangan besarnya yang terulur. Menyentuh perut buncit istrinya dari luar, lalu berbisik begitu lirih. "Jagoan, sehat-sehat ya di dalam sana? Papa sangat menyayangimu dan menantikan kelahiranmu, temani Mama ya? Jangan buat Mama kelelahan,"
Dalam tidurnya, kegundahan yang Iris rasa lenyap. Wanita itu kembali lelap dengan dengkuran halus, Elazein tersenyum. "Mimpi indah .... Sayang," Elazein mengecup lama kening Iris dengan matanya yang terpejam.
Seperti arti namanya, kehadiran Iris telah memberi banyak warna dalam hidup Elazein yang gelap. Tapi kebencian wanita itu pada dirinya, mengubah segalanya, hidupnya yang gelap, semakin kelam saja. Sekali lagi, Elazein menghembuskan napasnya gusar. Pria itu ingin berdiri dan pergi kembali ke ruang kerja, namun tangannya, ditahan tangan mungil yang tak lain milik Iris.
"Maaf, tolong jangan tinggalkan aku."
Tubuh Elazein membeku, sungguh terkejut ketika mendengar racauan istrinya dalam tidur. "Hiks, maaf. Tolong maafkan aku!"
Elazein panik melihat bagaimana air mata menganak sungai di pipi istrinya, "Sayang. Hei, don't cry, i'm here for you."
Seperti mantra, tangan Elazein yang mengusap lembut pipi Iris berhasil menenangkan tidur Iris yang seperti sedang mimpi buruk. Yang tanpa di duga, kelopak mata indah itu malah terbuka! Elazein semakin panik, hampir saja dia terlonjak dan melompat pergi namun genggaman tangan Iris pada tangannya yang lain semakin mengerat.
Sentuhan tadi .... Bukan sentuhan gaib? Iris membatin sambil menatap lama pada Elazein. Dia kira, dia terlalu menginginkan perutnya di elus Elazein sampai berpikir, bahwa sentuhan pada perutnya adalah sentuhan gaib akibat halusinasinya tapi ternyata? Ini terjadi nyata.
Elazein sudah pasrah, pria itu siap menerima makian dan bentakan istrinya. Ketika sudah siap pasang telinga, istrinya itu malah bertindak di luar perkiraan. "El! Hiks, aku merindukanmu!"
Istrinya .... Istrinya memeluk dirinya dengan sangat erat! Elazein kaget sekaligus senang, dia ingin membalas namun ragu tapi isak tangis Iris yang menyayat hati, meluluhkan bongkahan es dalam hati Elazein. Pria itu pun membalas pelukan istrinya tak kalah erat. "Aku ...." Aku juga merindukanmu, Elazein begitu pengecut. Dia tak berani berkata lantang.
Lama berpelukan, ternyata Iris terlelap kembali dalam dekapannya. Elazein tersenyum kecil, dia membaringkan Iris dan ikut tidur di samping wanita itu. Memeluknya dan bangun terlebih dahulu, sebelum Iris bangun nanti dan mengamuk, Elazein sudah lebih dulu pergi ke ruang kerjanya dan bersiap berangkat ke kantor.
Tindakan impulsifnya malah membuat Iris tersenyum miris, dia mengira, pelukan dan sentuhan semalam benar-benar sentuhan gaib. "Mungkin, aku hanya terlalu berharap."
***
Selama di kantor, kejadian langka terus saja tampak di permukaan mata. Chief Executive Officer muda yang dikenal dunia atas nama Elazein Vestegaard J. Lund adalah sosok tirani yang kejam, matanya tak pernah bosan menyorot dingin, bibirnya senantiasa datar tanpa senyuman, dan sekarang .... Sekarang dia tersenyum!!
Lengkungan tipis di antara dua sudut bibir yang menekankan pada semua orang, betapa mengesankannya sosok Elazein. Tak ada yang berani melanjutkan langkah, jauh lebih memprioritaskan, menatap betapa sempurnanya ciptaan Tuhan yang tengah tersenyum meski tipis, tapi tetap saja, Elazein sedang tersenyum sekarang!!!!
Setiap ada lidah menyebut nama Elazein Vestegaard J. Lund, seluruh kawasan Kota Sille pasti mengenalnya. Jangankan sekitar Kota Sille, satu benua Wyn pun pasti mengenal sosoknya. Seorang pria yang memiliki pembawaan misterius, kejam, dan juga mengintimidasi. Dengan segala sikapnya yang tangkas dan teliti, jaringan bisnis Elazein tak lagi bisa diremehkan.
Dia adalah pebisnis ulung, meratakan semua jajaran bisnis yang berpeluang besar. Siapa yang tidak ingin menjadi pasangannya? Sekalipun hanya di ajak sebatas penghangat ranjang, semua wanita di benua Wyn pasti berbondong-bondong memperebutkan posisi paling utama sebagai partner one night stand sang penguasa benua Wyn.
Tidak ada yang berani merendahkan Elazein jika tak mau mati konyol di usia rentan ataupun muda, dia adalah Dewa perang sekaligus Dewa tertampan yang Benua Wyn punya. Andaikan tak jadi CEO, Elazein akan laku keras dengan kariernya sebagai model atau bintang perfilman. Wajahnya yang sempurna, memang pantas memerankan suatu tokoh hiburan.
Memasuki ruangan khusus dengan identifikasi melalui suara derap langkah kaki, ya, ruangan milik Elazein di desain dengan sangat rumit juga mengesankan. Di tahun 2031, semua teknologi sudah canggih. Tak ada lagi gagang pintu besi, kebanyakan menggunakan bahan yang aman untuk lingkungan. Siapa pencetus ide brilian itu? Jelas Elazein Vestegaard J. Lund.
Kediamannya pun sudah kelewat modern dengan teknologi yang pantas di acungi jempol, kecuali kamar Iris. Wanita yang sangat membenci Elazein itu, menolak semua ide Jenius suaminya dalam mengembangkan teknologi rumah tangga. Ketika semua kamar sudah menggunakan metode perkenalan wajah. Hanya dengan diam sedetik, pintu akan langsung terbuka otomatis.
Namun sayang, Iris yang hatinya tertutup kebencian, memilih menggunakan teknologi yang masih kolot. Tak masalah, selagi istrinya nyaman dengan apa yang dia inginkan, Elazein tak akan mengganggu. Dia pun duduk di kursi kebesarannya, tidak lama, asisten Ludwig datang.
Pria berkaca mata dengan tablet ciptaan perusahaan yang Elazein pimpin itu membungkuk hormat, semua pekerja perusahaan ini bisa memasuki ruangannya, asal mendapat izin langsung darinya. Izin dalam bentuk apa? Perkenalan wajah. Elazein akan mengidentifikasi wajah-wajah karyawan yang memang boleh masuk seperti asisten Ludwig dan sekretarisnya.
Selain mereka, tak ada yang boleh masuk ruangan Elazein. Pekerjaan? Berkas? Elazein memiliki 2 orang sekretaris utama, asisten Ludwig yang merangkap sebagai sekretaris utama sekaligus tangan kanan Tuannya. Lalu ada, Melusina Fay. Dia sekretaris kedua Elazein, bekerja atas perintah sekretaris utama yang tak lain asisten Ludwig.
Semua berkas yang akan Elazein tanda tangani, harus terlebih dahulu di terima asisten Ludwig atau sekretaris Mel. Dari mereka berdua, barulah Elazein menerimanya dan mulai mempelajari. Yang terkadang, asisten Ludwig begitu stres mengerjakan pekerjaan Tuannya yang memusingkan dan tiada akhirnya.
"Tuan, Anda baik-baik saja?"
Melihat Tuan tersenyum seperti itu adalah hal mengerikan untuk asisten Ludwig yang jarang sekali melihat Tuannya tersenyum meski telah 10 tahun lebih mendampingi Tuannya selama ini. "Diam lah!" Elazein menyorot bengis, begitu kesal karena asisten Ludwig mengganggu kesenangannya.
"M-maaf, Tuan." Pria berkaca mata persegi itu meringis ngilu, tatkala sang Tuan, tampak begitu emosional terhadap ucapannya yang sebenarnya, basa-basi semata.
"Berisik!"
Andaikan tak ingat gaji yang diberikan sangat tinggi juga karena sumpahnya, asisten Ludwig pasti lebih memilih untuk mengundurkan diri. Dia ingin pensiun dini karena merasa tak kuat menghadapi sikap menyebalkan Tuannya. Tapi bukti ucapannya berbanding terbalik dengan fakta, sudah berapa lama asisten Ludwig mengabdi pada Elazein? 10 tahun lebih!
"Tuan, besok J. Lund Company ada rapat penting di Yale."
"Malas, gantikan saja."
Asisten Ludwig tersenyum getir, menyebalkan sekali Tuannya ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Dia Yang Terlahir Kembali
FantasíaIris Clooper di kehidupan pertama, sangat membenci suaminya yang otoriter, impulsif, dan pasif. Bukankah sangat lengkap untuk menjadi kandidat dirinya benci? Apalagi, dia di buat hamil anak pria itu. Iris tidak menyukai kehamilan yang hanya akan me...