Para Borjuis kembali membuat agenda kumpulan di sebuah kelab malam, Iris ingin melarang tapi dia takut malah membuat suaminya terkekang. Dia pun membiarkan dengan perjanjian, jika asisten Ludwig harus boleh di ikut sertakan. Elazein menyetujui tanpa bantahan apa pun.
Dia pergi bersama dengan asisten Ludwig menuju kelab yang sudah di janjikan, seperti biasa, tarian sensual dengan pakaian terbuka menjadi sajian pertama mereka yang tengah berkumpul. Sebagian Borjuis sangat menikmati service terbaik dari para pelacur yang tiada malu duduk di pangkuan, menggoda selayaknya pemain yang memang sangat berpengalaman.
Di antara semua orang, hanya Elazein dan Maxi yang diam sembari merokok. "Maximilian, aih, aneh sekali dirimu, mengapa tidak menarik satu wanita seksi itu? Dia bisa memuaskanmu seperti biasanya," pria berpakaian khas yang glamor dan mencolok tampak tersenyum mengejek ke arah Maxi yang terkenal Casanova.
"Aku sedang tidak minat," Maxi sibuk dengan ponselnya, memang benar, aneh sekali jika sang Casanova tidak bermain-main perempuan. "Milan," kepalanya sontak saja menoleh ke arah sisi samping, di mana seorang wanita yang hanya mengenakan bikini seksi, tersenyum menggoda ke arahnya.
Dia, Anna. Seorang pelacur kelas kakap yang pernah menjadi kekasih Maxi sekaligus partner ranjangnya, ya, selain Taylor. Maxi juga melakukan seks berulang kali dengan para pacarnya, Anna termasuk ke dalam jajaran itu. Merasa dirinya pernah memiliki hubungan spesial dengan Maxi, Anna pun duduk di pangkuan Maxi, anehnya, Maxi yang sudah bertekad untuk menuruti janjinya pada Taylor, kini malah membiarkan Anna duduk di pangkuannya.
Pesona Anna yang cantik tidak bisa di tolak, apalagi tubuhnya yang sangat sintal. Maxi membiarkan Anna berbuat sesukanya, "Kau merindukanku?" Anna berbisik sembari menjilat telinga Maxi, telinga adalah titik sensitif seorang Maxi, Anna sudah hafal bahkan sampai di luar kepala saking mereka sering memadu kasih bersama, dulu.
"Hm," Maxi hanya berdehem, sembari memutar tubuh Anna agar berhadapan dengannya dari yang semula duduk menyamping. Anna tersenyum manis, "Kau masih sama. Mudah sekali terpancing jika bersamaku," yang lain sudah tidak kaget, sudah terbiasa melihat aksi intim sang Casanova dengan wanita-wanitanya.
"Apakah mereka selain diriku bisa memuaskanmu sampai berteriak keras?" Anna kembali berbisik sembari menjilat telinga Maxi, pria Casanova itu mengeraskan rahang menahan adiknya yang semakin memberontak. Benar, hanya Anna yang bisa dengan mudah membangunkan sisi liarnya bahkan sampai membuat Maxi berteriak kenikmatan.
"Kau masih sama, Anna. Binal," Maxi merenggut manisnya bibir Anna dengan menggebu, membuat wanita itu tersenyum penuh kemenangan. Sudah lama dirinya tidak menghabiskan waktu bersama dengan peluh membasahi tubuh, Anna merindukan mantan kekasihnya yang sangat gagah perkasa ini, apalagi jika sudah menyangkut urusan ranjang.
Keintiman Maxi dan Anna berakhir di atas ranjang dengan berulang kali yang seperti Anna katakan, Maxi tiada henti berteriak kenikmatan saat Anna memimpin permainan. Membuat Puti Josephine yang berniat menemui Anna untuk kembali konsultasi tentang menjadi sugar baby yang baik, keningnya berkerut mendengar suara penyatuan dua tubuh yang memekang, desahan, dan erangan yang menjadi satu.
Tinggal di kelab selama seminggu, Puti sudah paham di luar kepala tentang apa yang mereka lakukan. Puti Josephine pun memilih untuk menunggu di kursi depan kamar Anna, Puti memainkan ponselnya yang kemarin di belikan oleh Anna sebagai hadiah karena Puti bisa belajar dengan baik. Puti senang pada Anna yang memang sangat baik sekali pada dirinya.
Sudah berjam-jam Puti menunggu, tapi suara desahan dan erangan dari dalam tidak kunjung berhenti. Puti akhirnya memilih meninggalkan depan kamar Anna, gadis itu berkeliling kelab malam sampai matanya terpaku pada Elazein. Pria gagah itu sedang berdiri di depan pintu toilet, tampak sibuk dengan telepon di telinganya. Dada Puti berdebar keras setiap kali melihat Elazein.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Dia Yang Terlahir Kembali
FantasyIris Clooper di kehidupan pertama, sangat membenci suaminya yang otoriter, impulsif, dan pasif. Bukankah sangat lengkap untuk menjadi kandidat dirinya benci? Apalagi, dia di buat hamil anak pria itu. Iris tidak menyukai kehamilan yang hanya akan me...