55 - Kekeliruan DNA

42K 2.5K 135
                                    

Tubuhnya berkeringat dingin, jam di dinding mengapa terasa lama sekali berputar? Elea menunggu dengan sangat cemas di tepi ranjang sebuah kamar hotel. Malam ini, Elea akan resmi menjadi sugar baby setelah menerima tawaran menggiurkan dari pria yang berani membelinya seharga ratusan  miliar. Dengan begini, Elea bisa membukakan usaha untuk Ibunya dan Ibunya benar-benar berhenti bekerja menjadi pelacur.

"Tuhan, semoga ini pilihan yang tepat. Aku rela menelan harga diriku sendiri demi hidup Ibu dan Adikku terjamin kelak, mereka harus bahagia dan biarkan hanya aku yang terjerat belenggu kehidupan." Elea mengusap lengannya yang terasa merinding, ini adalah pengalaman pertamanya meski telah sering kali melihat Ibunya melakukan hal demikian dengan pria berbeda setiap malam.

Sementara itu, rapat petinggi perusahaan di adakan sore hari. Sebagai pemimpin rapat, Lou Kelton atau sebut saja Emilio Benedict. Orang kepercayaan Iris tengah memimpin rapat dengan penuh wibawa, "Semua hasil saya acc. Karena sudah tidak ada lagi sangkut paut, saya pamit." Emilio di temani asistennya pergi meninggalkan restoran Veitch.

Di perjalanan menuju kediaman Vestergaard, Emilio mendapatkan getaran ponsel. "Shit!" Emilio mengumpat kasar, pria itu meminta sopirnya agar berubah haluan menuju salah satu hotel kelas menengah di Ibu kota. Rahangnya mengetat, Elea memang bukan putrinya tapi bisa-bisanya gadis itu mendaftarkan diri menjadi sugar baby menjerumus ke pelacur.

Kembali ke Elea, gadis itu mengikuti ajaran Deana, dia tersenyum manis ke arah pria setengah baya yang memang telah membayarnya begitu mahal. Pria ini adalah pria kaya raya, seorang pebisnis yang sudah memiliki istri tapi gemar mencari simpanan di luar sana. Elea berdiri, mendekat dengan langkahnya yang seksi, ajaran Deana benar-benar berpengaruh sangat baik.

Adegan demi adegan terjadi sampai pada akhirnya, pria setengah baya itu mendorong pelan Elea ke atas ranjang. Elea tersenyum genit, menyambut ciuman bibir yang menggebu sampai dobrakan pintu, membuat keduanya terlonjak kaget. Elea yang sudah setengah telanjang, buru-buru merapikan pakaiannya begitu pula dengan si pria setengah baya yang menahan amarah.

"Sialan! Urus dia!"

Emilio menarik kasar tangan Elea pergi dari kamar hotel, menghempas ke dalam mobil dengan tatapan yang nyalang. "Kau! Berani sekali kau menjual diri seperti Ibumu!" Emilio tidak habis pikir, Elea tahu jika Ibunya adalah seorang pelacur tapi dia malah ingin mengikuti jejak yang sama. Sedangkan Elea menatap nanar pada Emilio, dia ingat siapa pria ini. Pria yang pernah menemui Ibunya di sebuah restoran.

"Aku terpaksa, aku hanya ingin Ibu dan Adik hidup bahagia."

Ting.

Vestergaard hospital: Tuan, maaf atas kelalaian kami. Hasil tes DNA yang pernah Anda lakukan beberapa tahun lalu, ternyata ada selisih. Hasilnya positif, Tuan.

Jantung Emilio seperti pindah dari tempatnya, pria itu menatap Elea yang menunduk. "Brengsek!" Tujuannya berganti ke rumah sakit, Emilio memaksa Elea agar ikut melakukan tes DNA dengannya dan dalam waktu singkat, hasil positif tertera nyata. Emilio mengepalkan tangannya dengan wajah mengerikan.

"A-aku ...." Elea menatap Emilio di hadapannya, "Aku akan menemui Ibumu."

***

Puti menangis sesenggukan di dalam dekapan pria yang beberapa menit lalu menikahinya, Emilio Benedict adalah pria yang bertanggung jawab, dia langsung menikahi Puti Josephine setelah tahu jika Eleanor adalah anak kandungnya. Emilio juga menjamin hidup Altalune meski tidak tahu gadis itu anak siapa sebenarnya.

"Aku terlalu menjijikan untukmu, Lio." Emilio menatap Puti Josephine, tidak menyangka jika kekeliruan membuatnya mengabaikan wanita yang mengandung dan melahirkan darah dagingnya. "Berhenti bicara, kamu sekarang adalah istriku. Berhenti bekerja sebagai pelacur dan duduk tenanglah di rumah menungguku pulang,"

Hidup Puti Josephine selama ini sangat berat, Emilio Benedict akan mengubahnya menjadi histori yang indah. Awal kebahagiaan Puti Josephine sudah tiba, Elea pun gagal menjadi sugar baby dan masih bisa mempertahankan kehormatannya.

Kabar pernikahan Puti Josephine dan Emilio Benedict di sambut hangat oleh Iris yang turut datang dan mengucapkan selamat, pandangan wanita itu beralih pada Elea dan Altalune. Dulu dia yang menyuruh Emilio melakukan tes DNA terhadap Elea, hasilnya negatif, ternyata itu hasil kekeliruan. "Putri Emilio memang sangat cantik," Elea tersenyum malu ke arah Iris yang bahkan lebih cantik.

"Terima kasih, Bibi." Iris tersenyum sembari mengusap lembut puncak kepala Elea, beralih menatap Altalune yang juga tidak kalah cantik tapi sayangnya pendiam. "Alta juga sangat cantik, baik-baik ya kalian berdua. Hidup nyaman lah bersama orang tua yang lengkap sekarang," ucap Iris dengan nada yang selalu membuai setiap telinga.

Mereka berbincang ringan sampai pada akhirnya, Iris pamit pulang bersama sang suami. Di perjalanan pulang, Iris menatap ke arah luar kaca jendela. Semua tokoh dan alur berbeda dengan yang aku alami di kehidupan pertama, semua tokoh pelan-pelan sudah menemukan kebahagiaan mereka masing-masing. Aku sangat bahagia dan mendukung kebahagiaan mereka semua terlepas dari bagaimana mereka menikamku.

***

"Kakak! Ayo mandi bersama!"

Koa mendelik ke arah Adiknya yang menyengir, "Kita bukan anak kecil lagi, Ev! Mandiri lah! Jangan meminta sesuatu yang aneh seperti itu!"

Alih-alih mengangguk, Everett malah bertingkah. Gadis itu meloncat ke gendongan Koa, membuat Koa mau tidak mau menahan tubuh Adiknya agar tidak jatuh. "Apa salahnya sih? Kan cuma mandi!"

"Jelas salah, Ev!" Koa sangat geram, ingin sekali dia melempar Adiknya ini ke segitiga Bermuda atau tukar tambah di pasar loak. "Sesekali, Kak! Ayolah! Hanya mandi bersama! Aku ingin kita bernostalgia seperti kecil dulu! Kakak ayolah, please .... Please," Jurus andalan dengan wajah memohon di tunjukan untuk meluluhkan Koa.

"Jangan menyesal!" Koa masuk ke dalam kamar mandi dengan menggendong sang Adik ala koala dan dia turunkan ke atas wastafel. Sembari menggoyangkan kakinya yang tergantung, Everett memperhatikan Kakaknya yang tengah sibuk mengisi bathup dengan air hangat dan wewangian. Kakaknya memiliki bentuk tubuh yang sangat sempurna.

Semua wanita pasti tergila-gila pada Kakaknya tapi sayang, Iris dan Elazein sangat ketat terhadap pergaulan anak-anaknya. "Kamu masih mau di sana?" Koa menatap sinis Adiknya yang asik duduk di meja wastafel, tanpa merasa salah, Everett menyengir lebar. Bungsu dari Iris dan Elazein itu merentangkan kedua tangannya.

"Gendong, Kakak! Ayo gendong aku ke dalam bathup!"

Helaan napas terdengar kasar, sudah memaksa ingin mandi bersama kini merengek ingin di gendong. "Kamu masih memiliki fungsi kedua kaki kan? Jangan manja, Ev! Cepat turun dan mandilah! Aku juga ingin mandi setelah kamu mandi!"

Everett memelotot, "Ih aku maunya mandi bersama! Bukan aku mandi duluan terus gantian Kakak!"

"Ev, kita sudah dewasa. Jangan meminta hal aneh!"

***

Everett emang ngadi-ngadi.

Btw, guys. Bikin grup wa buat gibah yok, HAHAHAHAHAHA

Saking gabut dan keselnya semua kontak ilang, sampe segininya.

Ih lagian, siapa yang ga kesel coba? Kontak temen SD, SMP, SMA, komunitas, atau teman online, semuanya hilang!! Sekian ratus kontak, cuma tersisa 3 itu pun yang ga sengaja ke save ke akun email. Hiks nasib aku begini banget.

Mana nomor penerbit ilang juga, aih

Nangis nih

Nangis nih😫

Dah ah, bye!

Follow! Vote! Koment!!

Perjuangan Dia Yang Terlahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang