49 - Salah Paham

50.9K 3.8K 236
                                    

"Iya, kami akan menikah beberapa bulan lagi. Aku akan mengundang kamu secara khusus," Dokter Vinsa tersenyum manis ke arah Iris lalu bergantian mengerutkan kening saat melihat Elazein menatapnya tajam dengan wajah mengerikan juga rahangnya yang mengetat.

"Oh baiklah, kalian lancar ya sampai hari h. Aku tidak akan pernah datang, jadi tidak perlu repot-repot mengundangku secara khusus," Iris berdiri dengan mata memerah, rasanya tidak siap mengeluarkan sepatah kata lagi untuk saat ini, benar-benar menyesakkan dada.

"Sayang!" Elazein berseru, membuat Vinsa tersenyum senang karena berpikir jika Elazein memanggilnya, dia sudah membuka mulut untuk bicara tapi keduluan Elazein yang memeluk Iris.

Di tambah Iris yang menangis sambil memukul dada bidang Elazein, meredupkan senyum Vinsa. "Kamu jahat, El! Harusnya kalau kamu sudah bosan dengan aku, kamu bilang! Jangan begini, El! Ingat Koa! Dia anak kamu!"

"Sayang! Astaga, hei? Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku tidak ada hubungan apapun dengannya! Sumpah, sayang. Demi Tuhan, aku tidak ada hubungan apapun dengannya!" Elazein menangkup wajah Iris, menyerang bertubi-tubi kecupan pada wajah cantik istrinya yang basah oleh air mata.

Semakin melongo saja raut wajah Vinsa sekarang, "Kalian?"

"Damn it! Kau salah berurusan dengan orang, Vinsa! Ini istriku!"

Deg.

Wajah Vinsa memucat, "Kalian .... Suami istri?"

Iris masih sesenggukan di dalam dekapan Elazein, "Ya! Iris istriku! Bisa-bisanya kau menjelekkan istriku di depanku langsung! Apa kau tidak sayang dengan karir cemerlangmu? Aku bisa saja menghancurkan semuanya detik ini juga!"

Wajah Vinsa Rigmor semakin tidak karuan, "Jangan! Zein tolong jangan hancurkan karirku! Aku sudah berada di titik sejauh ini dengan penuh perjuangan!"

"Maka jangan macam-macam pada istriku!" Tatapan Elazein beralih pada wajah Iris yang sangat menggemaskan, hidung memerah, begitu pula dengan kedua pipi, dan mata sembabnya, Elazein ingin mengurung Iris di kamar saja rasanya. "Sayang, ini hanya salah paham. Dia bukan siapa-siapa, dia tidak penting!"

Hati Vinsa tertohok, apa kisah kita dulu benar-benar tidak penting dalam hidup dan hatimu, Zein?

"Ayo kita pulang, sayang. Sebelum itu, untuk kau Vinsa! Jangan berani berkata lancang lagi di depanku, istriku, atau wanita lain. Aku tidak butuh pembelaan sampah darimu!" Usai mengucapkan kalimat sarkas, Elazein pergi merangkul mesra pinggang istrinya. "Demi Tuhan, sayang. Aku dan dia tidak ada hubungan apa pun, dia tidak lebih dari sekedar sampah masyarakat di mataku!"

"El, dia cantik, dia berbakat, kau pasti menyukainya juga kan?"

"Ya Tuhan, sayangku. Tidak! Yang aku suka yang aku cinta dan yang aku sayangi itu cuma kamu! Tidak ada wanita lain selain kamu dan Ibu, percaya padaku, sayang."

"Kamu tidak berbohong?"

"Tentu saja tidak, sayang. Mana pernah aku berbohong?"

Iris tersenyum manis, meringsek ke dalam dekapan suaminya. "Aku cemburu, El."

"Terima kasih, sayang. Love you so much."

"Love you too,"

***

Kabar bahagia datang dari pasangan Maximilian dan Taylor, di mana keduanya baru saja di karuniai seorang anak dalam rahim Taylor. Mami sangat senang mendengarnya, memboyong menantu dan cucunya agar tinggal saja di kediaman, dia tidak peduli pada Maxi, masa bodo mau tinggal di kediaman atau di rumah pelacuran sekalipun.

Perjuangan Dia Yang Terlahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang