Kabar gembira!
Nggak juga sih kayaknya hahahhaa.
Cerita sebelah "Coup de Foudre" lagi on hold karena kuikutkan lomba dan baru dimulai akhir April nanti.
Dan, buat mengisi kekosongan jadwal updatenya CDF, rencananya PYL bakal ku-update dua kali seminggu sampai akhir April nanti. Harinya apa aja, nggak bisa ku-fix-in, tergantung sela waktuku. Yang jelas Sabtu atau Minggu ada update-an, satu lagi di tengah minggu, nggak tau hari apa.Dah gitu aja. Nggak penting banget hahahaa.
Enjoy this chapter!
***
Garvin mempersilakan Jenna masuk ke apartemen mewahnya yang didominasi warna putih dan abu-abu itu.
Sambil berjalan di samping sang pemilik rumah, Jenna mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut, lalu manggut-manggut. "Sebagai cowok yang tinggal sendirian, lo rapi juga."
"Ada orang yang gue hire buat beres-beres tiap dua hari sekali, kok," jawab Garvin sambil meringis lebar. Hal itu mengundang decakan sinis dari Jenna.
"Dapur lo di mana?" tanya Jenna.
"Di belakang, lah. Masa ada dapur di depan?" jawab Garvin agak nge-gas.
"Ada aja kalau yang punya rumah mau. Suka-suka orang yang ngedesain rumahnya, lah," balas Jenna tak mau kalah nge-gas.
Garvin mengacak puncak kepala Jenna dengan gemas. "Jangan emosian kenapa, sih? Dapurnya di sana." Garvin menunjuk arah dapurnya.
Jenna pun melangkah menuju arah tunjuk Garvin. Sang pemilik rumah mengikuti dua langkah di belakang.
Sesampainya di dapur, Jenna mengeluarkan barang belanjaan ke atas meja yang menjadi pembatas antara ruang makan dan dapur. Dia kemudian menuju rak kabinet di belakangnya. Saat hendak membuka kabinet yang di atas, dia menoleh ke arah Garvin. "Eh, stoples ditaruh mana?"
Garvin yang sedang bersidekap dengan sebelah bahu bersandar pada kulkas pun sontak tertawa. "Di mana-mana tu tanya dulu, baru nyari. Lo kebalikannya. Stoples di bawah situ." Garvin menunjuk kabinet yang berada di bawah meja tempat Jenna meletakkan barang belanjaannya tadi.
Merasa malu, Jenna cepat-cepat memutar badannya lagi dan berjongkok di depan kabinet yang dimaksud Garvin. Dia mengeluarkan beberapa stoples hingga sekiranya cukup untuk semua camilan yang mereka beli di mini market tadi.
"Lo tadi berimajinasi kalau stoplesnya ada di atas. Terus lo nggak bisa ngambil karena ketinggian. Habis itu, gue bakal nolongin dari belakang. Gitu, kan? Kayak di sinetron-sinetron," ujar Garvin dengan nada mengejek.
Jenna yang sudah berdiri dan mulai membuka camilan-camilannya untuk dimasukkan ke stoples pun melirik sinis ke Garvin, kemudian geleng-geleng kepala. "Lo kali yang berimajinasi gitu. Nyatanya, lo yang kepikiran kayak gitu," ujarnya ketus.
Garvin tergelak pelan. "Barang-barang di dapur ini yang ngatur nyokap gue. Makanya, semua barang disimpen di tempat yang sekiranya bisa dia jangkau," jelas Garvin.
Jenna hanya manggut-manggut sambil terus melakukan kegiatannya.
Garvin beranjak dari tempatnya, duduk di depan Jenna sambil bertopang dagu. "Lo kayaknya udah luwes banget sama urusan dapur kayak gini. Lo sering ke rumah klien lo, ya?" tanya Garvin kepo.
"Lumayan. Kan, gue udah pernah bilang dulu, kalau di hari pertama ketemu aja gue udah awkward, kasian yang nyewa gue. Gue dibayar buat jadi pacar, kan?"
"Kalau klien yang ke tempat lo?"
"Nggak ada, lah. Kan, klien nggak boleh tau alamat agent. Lo paham nggak sih waktu gue cerita tadi pagi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/334829871-288-k576538.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pay Your Love ✓ [Completed]
Romance✨ Shortlist WattysID 2023 ✨ ---- Welcome to Mematch. Wanna experience a date without official bond? Just rent! ---- The story may contain harsh words and R19+ ---- Start : 22.02.23 End : 15.07.23