mubar [revisi ✓]

3.5K 291 6
                                    

Ezhar kini tengah berjalan menuju kelasnya entah mengapa perasaannya mengatakan akan ada sesuatu yang menarik namun ia tepis karena tak mau berfikir keras lagi.

"Zer!..." Teriakan cempreng seseorang siapa lagi kalo bukan Leo yang baru saja tiba membuat mood baik Ezhar langsung menurun secara drastis.

"Bacot Lo pagi-pagi dah ganggu.." Ezhar menepis tangan Leo.

"Eh sabar dong.. ngamuk ae Lo masih pagi juga.." Leo mencoba menenangkan Ezhar.

"Apa serah gua mau Lo apa bangsat.." yah Ezhar sangat mengamuk namun sesuatu menyentuh bibirnya.

Deg.

Leo mencium pipi Ezhar begitu saja tanpa seizin beruntung sekolah masih sepi.

"Biar diem.." ucap Leo tanpa dosa.

"Lo!.." Ezhar makasih mengamuk padahal ia sudah malu duluan.

"Kenapa?.." tanya Leo polos.

"Anjing Lo Leo gua lurus cok.." Ezhar mengusap wajahnya kasar.

"Oh ya kah?.." Leo memiringkan kepalanya.

"Lo kan—cewek.." ucapan Leo membuat tubuh Ezhar menegang.

"Ma-maksud Lo apa?.." Ezhar mencoba untuk memastikan.

"Gak gak ada ayo kelas.." Leo yang langsung menarik tubuh Ezhar untuk kekelas.

"Lo kan cewek!?...dia tau?..dari mana?.." batin Ezhar namun pandangnya menatap lekat kearah pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"Siapa Lo sebenarnya Leo?.."

Dari awal masuk Ezhar malah tidak fokus pada pelajaran karena memikirkan apa maksud Leo namun siapa sangka Leo malah tidak terjadi apa-apa seperti tidak ada berucap seperti itu.

Guru killer yang pernah menghukum mereka kini masuk dengan membawa seorang murid baru disampingnya bahkan menjadi sorotan satu kelas dan teriakan gila dari siswi dikelasnya.

Ezhar? Ia masuk termenung menatap keluar jendela tanpa sadar jika murid baru itu duduk disampingnya bahkan ia tak sadar sama sekali.

Tak..

"Hai?.." sapa murid baru pada Ezhar namun Ezhar tak menggubris karena ia masih setia dengan pikirannya.

Murid baru itu merasa teracuhkan mulai menelungkupkan kepalanya dimeja karena ia juga tak bermaksud untuk berkenalan atau berkomunikasi cuman menyapa siapa tau disapa balik namun salah Ezhar tak menyapa balik membuat mubar tersebut memilih tidur.

Kebetulan guru killer tersebut keluar karena memang ini bukan jam pelajaran ia hanya ditugaskan untuk mengantarkan mubar tersebut.

Leo yang dari tadi menatap kearah Ezhar hanya memasang ekspresi yang tak pernah ia tunjukkan.

Dengan sekejap ekspresi wajah menyeramkan Leo berubah menjadi seperti biasa yang ia tunjukkan dengan senyuman khasnya ia berjalan kearah Ezhar.

Puk

"Zar.." Leo menepuk pundak Ezhar untuk menyadarkan pemuda itu.

"A—ah apa?.." Ezhar yang langsung menatap kearah Leo.

"Heheh..nih minum gua beli banyak.." Leo menyodorkan susu strawberry pada Ezhar yang diterima dengan suka rela oleh Ezhar.

"Makasih.." ucapnya.

"Eh Lo mubar nih Lo gak mau.." Leo menyodorkan satu susu rasa pisang pada mubar tersebut.

Merasa terusik ia menengok kearah Leo, tentunya Leo balas dengan ramah dan menyodorkan susu pisang padanya yang diterima dengan baik.

"Thanks.." ucapnya datar.

"E—eh Lo sejak kapan duduk disini.." spontan Ezhar kaget karena menemukan orang asing duduk disebelahnya.

"Dari tadi zar Lo gak sadar apa Lo sih kebanyakan bengong entar kesambet tau rasa.." Leo yang berucap sambil meminum susu coklatnya.

"Oh gitu siapa nama Lo?.." tanya Ezha disela-sela minumnya.

"Theo.." ucap Theo singkat.

"Gua Ezhar.." ucap Ezhar memperkenalkan dirinya.

"He gua juga mau dong nih kenalin ya gua Leo oke Leo jangan panggil gua lele goreng kek Ezhar..nama gua Leo.." ucap Leo.

"Dih syalan Lo lele goreng.."

"Nah kan jangan ditiru ya Theo.."

"Apa sih Lo kira apaan sini Lo gua pites.." amukan Ezhar tiba-tiba membuat Leo bangkit dan berlari untuk menghindari lemparan sepatu maut dari Ezhar.

Satu kelas tentunya menyaksikan namun mereka malah menjadi penonton dengan camilan ditangan masing-masing serasa nonton bioskop.

"Dia tidak kenal?.."batin Theo

Aksi kejar-kejaran terjadi antara Leo dan Ezhar selama dikelas namun tidak ada yang melerai karena mereka suka dengan keributan sudah jelas kelasnya dicap paling rusuh lihat saja sekarang tidak mau melerai keduanya malah memakan camilan sambil menonton.

Lagi dan lagi Ezhar melupakan sifat dingin dan arogannya karena tergugat oleh kebobrokan seorang Leonard.

Leo mampu mengubah sifat dingin Ezhar begitu saja dan Ezhar bahkan tak sadar itu

GUE CEWEK [ Raga Cowo ] PROSES POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang