situasinya [revisi ✓]

2.7K 236 0
                                    

Setelah kejadian tersebut dua hari murid IPS 3 berada dirumah Lala dan selama itu pula mereka libur dan larut dalam kesedihan termasuk keluarga Lala sendiri yang harus kehilangan anak semata wayangnya.

Dan Benar saja firasat murid dua hari yang lalu kini  kelas X IPS 3 mendadak suram bahkan Leo yang baru masuk pun ikut menjadi diam karena sudah mendengar berita tersebut.

Guru yang ingin masuk kelas tersebut malah memilih putar balik karena melihat suasana yang seperti gendre horor.

Tak ada tawa , tak ada masalah bahkan tak ada lagi kerusuhan dalam satu kejadian yang harus merenggut nyawa salah satu siswi harus membuat murid IPS 3 menjadi suram bak mayat hidup.

"Hah.." helaan nafas dari kepala sekolah yang pusing setelah insiden kemarin.

"Nampaknya dampak kematian Lala berpengaruh untuk mereka.." gumam Doni kepala sekolah tersebut.

"Aku tak percaya jika generasi sekarang adalah perdana bagi sekolah  mendapatkan murid yang barbar bahkan generasi sekarang ajang awal bunuh diri..." Doni dengan menatap lurus dan raut wajah serius.

Pasalnya baru kali ini ada murid yang bunuh diri dan kelas yang begitu heboh bahkan langganan BK.

"Huft~..aku tak menyangka akan seperti ini.." Doni yang mulai menghisap rokoknya.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis lucu itu.." Doni mengerutkan keningnya.

"Setau ku dia gadis yang begitu manis dan ceria bahkan dari kelurga harmonis.." Doni yang mulai keheranan dengan kematian Lala.

"Harus diselidiki.." tekat Doni ia tak mau kelas yang membuat suasana sekolah hidup tiba-tiba berubah begitu saja ,Doni tak masalah jika mereka harus membuat onar setidaknya tidak diam karena lebih menyeramkan aura yang mereka pancarkan

Sedangkan dikelas IPS 3 tak ada canda tawa mereka lagi semuanya malah diam tanpa ada satupun yang ingin membuka percakapan.

"Kita gak boleh larut dalam kesedihan.." ucap Ezhar tiba-tiba menatap kearah semua teman kelasnya.

Tentunya teman kelasnya menatap balik Ezhar dengan raut wajah sedih , bahkan masih ada yang menangis contohnya saja Citra.

"Kita gak boleh kek gini itu buat Lala sedih.." ucap Ezhar lagi.

"Maksudnya apa zar?.." tanya Citra.

"Kita harus selidiki gak boleh diam Mulu nangis gini kalian mau buat Lala sedih!?.." penuturan lantang dari Ezhar membuat mereka semua mulai berfikir sejenak.

"Ja-jadi?.." ujar Citra sambil mengelap air matanya.

"Jadi kita harus bangkit dan tunjukin sama Lala kita bisa cari dalangnya.." tegas Ezhar.

"Hiks...hua..kita aja gak tau dimana.." Sisil yang ikut menangis karena merasa bersalah.

"Udah jan nangis dulu betul kata Ezhar kita harus bisa cari dalangnya jangan larut dalam kesedihan yang ada dalangnya malah bangga buat hancurin kita.." penuturan Diwa dengan menatap kearah semuanya dengan tatapan penuh harap.

"Benar gua ikut saran mereka kita gak boleh gini, apa lagi Lala.." ucap salah satu siswa yang mulai ikut mendukung.

"Ayo bangkit buat cari dalangnya.." ucap Ezhar berdiri diatas meja.

"Ya cari dalangnya.." kompak semuanya.

"A-anu tapi dimana?.." tanya Febiola gugup.

Hening seketika karena benar saja carinya Dimana, Ezhar pun diam.

"E-ehem gini aja kita diam aja dulu buat bergerak cari dalangnya gua , Leo , Arga , Diwa , Citra, Gebby, dan Febiola sedangkan yang lain kalian tetap kek biasanya biar gak ada yang curiga...gimana?.." usul Ezhar.

"Oke bagus tuh kita setuju ya gak guyss..." Ucap Gebby membuat suasana mulai ramai.

"Ya setuju.." ucap salah satu siswa yang paling heboh.

"Oke ayo kekantin udah jam istirahat.." ujar Arga pada teman-temannya.

"Ayo... Ezhar traktir.." ucap Leo yang bersorak kegirangan.

"Ayo...e-eh.." Ezhar yang setuju namun tiba-tiba sadar.

"Hahah kali-kali zar.." ucal Febiola.

"Ye.." Ezhar yang malas sialan memang lele goreng.

"Ayo kantin.." Arga yang mulai memandu untuk berjalan dulu.

Siswa IPS 3 mulai keluar dari kelasnya dan menuju kantin membuat Sekolah tercengang mereka fikir kelas itu akan diam didalam kelasnya dan tak mau keluar nyatanya mereka tetap sama kekantin namun dalam raut wajah yang antara mayat dan tidak.

"Dengan gini gua bisa jadiin mereka sebagai salah satu rencana gua..' batin Ezhar serius.

Beda saat setelah kejadian itu walaupun mereka kekantin bersama tapi mereka nampak tak ada gurauan seperti biasanya bahkan biasanya menggoda satu sama lain sekarang hanya diam menatap lurus kedepan tanpa ada gurauan bahkan sekarang mereka terlihat lebih penutup.

Dampak yang luar biasa, siapapun itu dia mampu membuat kelas tersebut larut dalam kesedihan, berdampak luar biasa, sangat pintar orang tersebut.

GUE CEWEK [ Raga Cowo ] PROSES POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang