season 2 Pt3

760 41 0
                                    

Setelah berpamitan dengan opa dan Oma kini Jeff berada di pesawat umum awalnya dilarang namun sedikit bujuk rayunya akhirnya Jeff diperbolehkan untuk menggunakan pesawat umum.

Dapat terlihat jelas banyak pasang mata yang melihat pemuda itu seperti siap menerkamnya namun diabaikan oleh Jeff.

"Cukup menarik.." ucap Jeff sambil melirik ke arah smartphone miliknya.

.

.

.

Setelah perjalanan cukup jauh kini Jeff tengah berjalan menuju parkiran dapat dilihat jika kedua orang tuanya telah menunggunya disana dengan raut wajah bahagia.

"Boy akhirnya kamu pulang juga..." Ucap sang ibu sambil memeluk Jeff.

"Ayah merindukan mu.." ucap sang ayah yang tak mau kalah langsung ikut memeluk tubuh Jeff.

"Hm.." Jeff hanya membalas dengan deheman.

Mobil hitam yang membawa satu keluarga itu berhenti dimansion yang begitu besar.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh para pelayan yang berjejer didepan pintu membuat Jeff sedikit heran.

"Boy adikmu tengah bermain dengan temannya kamu bisa kekamar dilantai atas pintu berwarna putih.." jelas sang bunda karena ia tahu Jeff pasti sangat enggan bertanya walaupun sekedar kamar karena Oma Laras sudah memberi tahu kebiasaan Jeff.

Jeff hanya mengangguk ia berjalan meninggalkan mereka dan mulai memasuki lift yang ada dipojok ruangan untuk menuju lantai dua.

"Gue heran kenapa si Jeff asli begitu dingin.." gumam Jeff heran, pasalnya orang tua Jeff asli begitu hangat.

Tak ingin ambil pusing Jeff mulai keluar dari lift menuju kearah lorong yang penuh dengan pintu dan yeah mata Jeff tertuju pada pintu yang paling mencolok yaitu warna putih berbeda dengan warna lainnya yang berwarna coklat.

Jeff memasuki kamar tersebut dengan raut puas karena kamar ini benar-benar didesain sesuai seleranya.

"Menarik.." satu kata Jeff saat melihat interior kamar yang perpaduan antara abu-abu dan hitam.

Jeff memilih merebahkan tubuhnya karena ia benar-benar lelah dengan perjalanan dari Belanda ke Indonesia.

Tak berselang lama Jeff mulai memasuki mimpinya.




Siang berganti malam dan malam ini Jeff telah siap untuk turun kelantai dasar bergabung dengan keluarganya untuk makan malam.

Saat pintu lift terbuka ia disuguhkan dengan segerombolan pemuda dan jangan lupakan satu cicak yang selalu nempel pada mereka yaitu Amanda.

"Boy baru aja bunda mau manggil kamu.." ucap bunda Widi saat melihat sang putra yang masih berdiri didepan pun lift membuat semuanya menatap Kearah mereka.

Jeff berjalan menuju sang bunda. "Kamu sama mereka dulu ya bunda masih mau buat sesuatu.." ucap bunda Widi tersenyum.

"E-eh seriusan kok mirip bat sama si Jaffy...." Ucap Hendri salah satu teman Jaffy.

"Diem biar kita denger penjelasan Jaffy.." ucap Handra yang tau jika Hendri akan berucap lagi.

Handra dan Hendri adalah kembar namun sifatnya sudah bisa ketebak.

Info teman Jaffy
Al Kamal : santai , agak cuek
William : santai
Reynan : playboy
Latif : pendiam tapi gak dingin
Hendri : bawell cerocos
Hendra : dingin

Geng mereka diketua oleh seseorang yang belum diketahui karena mereka cuman anggota inti walaupun begitu Al adalah wakil dari geng tersebut dan juga tak mengetahui siapa sang ketua karena sangat dirahasiakan.

Perkenalannya singkat aja ye...

"A-abang?!.." ucap Jaffy terkejut dan syok saat melihat sosok yang amat ia rindukan.

Bruk.

Jaffy menubruk tubuh kekar milik Jeff dengan kuat untuk pemuda itu bisa menahannya.

Jaffy menangis dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Jeff karena ia sangat merindukan sosok diperlukannya ini.

"Jaffy kangen bang.." ucap Jaffy sesegukan

Sahabat Jaffy dan Amanda tentunya cengo dan terkejut melihat sosok Jaffy yang tak pernah menangis itu menangis hari bahkan mereka kaget karena pemuda itu bukan dirinya yang mereka kenal.

"Gue yakin ni Jaffy punya alter ego.." bisik Hendri ngaur

"Sembarangan Lo.." ucap Rey sinis.

"Sapa tau kan.." ucap Hendri acuh.

"Udah bisa diam gak.." Al melerai mereka.

"Lo gak suruh Abang ko duduk?.."tnya William dengan nada malas.

"Ah maaf bang ayo duduk.." ucap Jaffy tanpa perduli dengan ucapan William.

"Ehemm..." Deheman Latif membuat semuanya diam.

"Oh ya gue kenalin dulu ini Abang gue Jeff dia selama ini tinggal di Belanda dari kecil.." ucap Jaffy memperkenalkan Jeff yang nampak datar menatap kearah teman Jaffy.

"Halo bang gue Hendri cowok maco dan paling mempesona.." ucap Hendri sombong.

"Boti kek Lo maco dari mana.." ucap Rey mengejek.

"Sialan Lo.." ucap Hendri kesal sambil melempar bantal.

"Aduh bangke.." ucap Rey kesel dan ingin membalas namun terurungkan karena melihat tatapan maut dari William.

"Gue Reynan yang paling ganteng..." Ucap Rey memperkenalkan diri saat ia ingin berbicara lagi ia langsung dipotong oleh William.

"Gue William.."

"Al.."

"Latif.."

Namun tepat disaat itu mata semuanya tertuju pada Hendra yang tak bersuara membuat Hendri kesel.

"Eh ini Hendra kembaran gue bang dia emang gitu gak ngomong kalo gak penting tapi bagi gue pen-

Ucapan Hendri berhenti saat Jeff meninggalkan ruangan tanpa menunggu mereka berbicara lagi karena Jeff tak perduli dalam benaknya ia hanya ingin makan.

Disisi lain Jaffy dan sahabatnya.

"Kayaknya kak Jeff gak suka aku.." ucap Amanda menunduk lesu.

"Jangan sedih neng mungkin itu emang sifat bang Jeff iya gak Jaffy.." ucap Rey menyemangati Amanda.

"Iya mybe.." ucap Jaffy santai.

"Nah kan bener.." Rey sambil mengelus rambut Amanda.




TBC
Kayaknya kalian suka bat ya jadi membaca gelap🙂

GUE CEWEK [ Raga Cowo ] PROSES POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang