part 25

273 20 4
                                    

Semakin lama perut Seohyun semakin membesar. dan semakin harmonis juga keluarga kecil mereka.  setiap hari Yoona selalu memastikan bahwa Seohyun memakan makanan yang sehat dan bergizi. namun tak memungkiri sesekali Seohyun juga memakan makanan yang tak sehat. seperti mie instan, es, coffee terkecuali alkohol.

Setiap malam juga Yoona selalu menyanyikan lagu pengantar tidur untuk istrinya dan anaknya. sudah menjadi kewajiban untuk Seohyun. kalau tidak dia akan rewel. seperti saat ini.
Yoona harus lembur lantaran ada syuting movie.

"ponselmu terus berbunyi, tidak diangkat?" tanya Ahn bo hyun. lawan main Yoona.

"gwenchanayeo" ujar Yoona seadanya. dia harus fokus menghapal dialog agar cepat pulang. dia menerima telpon dari Tiffany tadi, bahwa Seohyun terus saja menangis. dan kini sang appa bolak balik menelpon nya, tentu saja appa nya marah. apa lagi alasannya gara gara syuting film.

"PD-nim apa syuting ku bisa dilanjutkan sekarang? aku harus segera pulang" ujar Yoona bangkit dari duduknya.

"e-eoh geure, scene mu tinggal itu saja"

Yoona segera berjalan menuju lokasi perekaman.

*
*
*

sudah menjadi rutinitas rutin untuk Tiffany menemani Seohyun jika Yoona tak ada dirumah. namun sekarang tiffany merasa bingung, harus gimana agar Seohyun berhenti menangis.

"Seohyun-ah uljima, kasian baby im" ujar Tiffany mengelus tangan Seohyun.

"unnie, bukan aku yang ingin menangis. ini baby im yang menangis, sejak kapan aku cengeng? ya sejak hamil" bingung tapi Tiffany ingin tertawa. harus tahan kalau tidak Seohyun akan semakin menangis.

"eoh, ini Yoona nelpon" Seohyun menatap Tiffany.

"yeoboseyo"

"unnie gimana Seohyun?"

"masih nangis, kapan pulang?"

"ini lagi dijalan, tapi macet kayaknya bakal lama"
Tiffany menatap Seohyun yang masih sesenggukan.

"ottoke?"

"unnie tolong speaker aja, dan elus elus punggungnya"

"udah Yoong" Tiffany mengikuti perkataan Yoona. tak ada penolakan dari Seohyun. namun setelah mendengar suara lembut Yoona yang melantunkan lagu pengantar tidur untuknya ia memejamkan matanya.

Tiffany terus saja memperhatikan wajah Seohyun yang masih on proses untuk tertidur. seperti menjaga bayi gede. pikir Tiffany.

selama hamil tingkah Seohyun memang diluar nalar semua. ngidam yang aneh aneh, cengeng dan mood swing. dan Yoona harus ekstra sabar.

setelah merasa Seohyun sudah terlelap. Tiffany mengambil ponselnya dan mematikan sambungan telponnya. dia takut jika dia bersuara akan membangunkan Seohyun, apa lagi dengan suaranya yang husky pasti bersisik.

*
*

Yoona tersenyum puas ketika membaca pesan dari Tiffany bahwa istrinya sudah tertidur.
ini sudah jam 2 pagi dan Seohyun baru tertidur. dia merasa amat bersalah sudah membuat istrinya bergadang.

Yoona memijit belakang lehernya. dia sangat lelah hari ini seharian syuting.
apa dia pensiun saja? tapi bagaimana nasib fansnya nanti.
bahkan tak satu dua orang fans yang bergantung hidupnya pada yoona. walaupun tidak sering bertemu namun ketika fansight banyak sekali fans yang mengatakan Yoona adalah obat kewarasannya.
Yoona juga masih punya rasa kemanusiaan.

"hah~ akhirnya sampai juga" Yoona melihat ke arah arloji yang bertengger di tangannya. sudah jam 3 pagi. dia terjebak macet yang cukup lama. padahal jarak antara rumahnya dan lokasi syuting terbilang cukup dekat.

Yoona berjalan letih kearah kamarnya. hanya mengintip. ia tersenyum melihat Tiffany yang tertidur sambil memeluk Seohyun. ingin membangunkan namun tak tega.
Yoona memilih untuk kembali ke ruang keluarga. merebahkan tubuhnya disofa yang nyaman.
sedikit terdengar bunyi tulang yang tertarik ketika dia merenggangkan badannya.

dari pada mandi, dia lebih memilih mengistirahatkan matanya.

*
*
*

Merasa tidurnya terusik oleh napas seseorang. Yoona membuka matanya.

"kamjagiya" seru Yoona langsung bangun terduduk. 

"Yaa! juggle" Yoona melempar bantal sofa ke wajah Yuri yang sudah duduk di single sofa.

"Kau seperti melihat hantu saja" ujar Yuri tertawa.

"eoh wajahmu seperti valak"

"Yaa! valak arra? Yaa~ itu sangat menyeramkan"

"jam berapa ini?" tanya Yoona mengucek matanya.

"9 pagi"

"ah Seohyun harus sarapan"

"sudah, mereka lagi masak berdua didapur" Yoona mendudukan dirinya kembali. memejamkan matanya. rasanya dia sangat ngantuk.

"sangat lelah?" Yoona hanya bergumam menjawab pertanyaan Yuri.

Yoona membuka matanya saat merasa tangan seseorang memegang wajahnya. jika itu Yuri dia bersumpah akan menendangnya.

"morning sayang" Yoona tersenyum saat Seohyun mengecup bibir nya. Yoona menarik tangan Seohyun agar duduk dipangkuannya.

"maaf ya semalam aku pulangnya telat"

"gwenchana aku mengerti" Yoona menyandarkan kepalanya malas dibahu Seohyun.

"dunia milik berdua eoh?" ujar Yuri kesal.

"dakcho"

*
*

"apa masih lama?" tanya Yoona ke Seohyun yang masih memilih baju. ini sudah pertanyaan yang ke 5 kali ditanyakan oleh Yoona.

"sabar Yoong, ini kenapa bajuku sempit semua aish"  Yoona memutar bola matanya malas.

"sayang, itu tidak sempit"

"sempit Yoong, kau tidak merasa nya. sesak tau" Yoona hanya menghela nafasnya.

"mau beli baju?"

"boleh?" tanya Seohyun menatap Yoona dengan mata yang berbinar.

"tentu saja boleh" Yoona menatap heran istrinya itu. bukankah Black card miliknya sudah ia serahkan pada Seohyun?.

"kajja" ajak Seohyun dengan wajahnya yang berseri seri. Yoona tak bisa menebak apa yang ada dipikiran istrinya. dan apa apaan baju itu, bukankah katanya tadi itu sempit?
atau Seohyun emang sengaja untuk mengode nya?

*
*
*

Yoona menatap antusias ke layar monitor, merasa terharu saat dokter mengatakan bahwa anaknya adalah perempuan.

"waah sayang sekali, dia menutup wajahnya" Yoona tersenyum geli. apa anaknya pemalu? atau ingin memberi kejutan pada mereka akan seimut apa wajahnya.

"apa semuanya normal? bagaimana dengan kondisi tubuh Seohyun?"

"semuanya normal Yoong"

"apa perlu suntik vitamin atau apapun?" tanya Yoona merasa tak puas.

"aniyoo, pil sudah cukup"

"aah imo, kenapa tak perlu suntikan?" Seohyun terkekeh geli melihat Yoona yang tak merasa puas.

"Yoong, sudah normal semua. bahaya kalau berlebihan" Yoona hanya pasrah saat dokter kepercayaan keluarganya sudah berujar begitu.

"kau saja yang disuntik" ujar Seohyun kesal, kenapa juga Yoona memaksanya untuk di suntik.

"aku hanya mau yang terbaik untukmu dan baby" ujar Yoona cemberut.

"iyaa tapi kan imo sudah bilang baby im dan aku sangat sehat, aish kau ini"

"arraseo, suntik aku saja imo" ujar Yoona menyerahkan tangannya.

"pantatmu sini" ujar dokter park mengarahkan jarum suntik pada Yoona.

________________________________

MIANHAE FOR TYPO AND GAJE

VOTE KOMEN YAAW

ANNYEONG ༼⁠ ⁠つ⁠ ⁠◕⁠‿⁠◕⁠ ⁠༽⁠つ

when the wind blows (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang