Yoona terdiam menatap Krystal yang menangis, perlahan dia melepaskan cengkraman tangannya namun melihat amber yang tersenyum puas membuat emosi Yoona semakin meningkat
"mati kau saekkya" Yoona melayangkan beberapa pukulan kepipi amber, membuat Krystal memekik keras
"yaaaa im Yoona! jeongsin charyeo!" teriak Yuri menarik Yoona memisahkannya dari amber
"Krystal bawa amber menjauh dari sini" Krystal hanya mengangguk paham dia benar benar terisak melihat orang yang sangat disayangi nya menjadi sangat emosional, ini semua gara gara kebodohannya.
"mianhe yoongie" gumam Krystal sebelum membantu amber untuk berjalan dan pergi menjauh..
"hey tenanglah!" Yuri mencengkram bahu Yoona kuat ketika Yoona ingin mengejar Krystal.
"kau sudah menikah ingatlah, Krystal hanya masalalu yang harus kau relakan, bukan kah dia sendiri yang menciptakan jarak diantara kalian" Yoona terdiam mendengar perkataan Yuri
"kajja, aku akan mengantarmu pulang" dengan pasrah Yoona berjalan mengikuti langkah kaki Yuri untuk masuk kemobil kembali, melihat Tiffany yang masih terlelap dalam tidurnya membuat Yoona tersenyum simpul, kakaknya itu bahkan tak terganggu dengan suara pertengkaran nya tadi
__________________________
setelah memastikan Yoona berada didepan pintu rumah, Yuri menjalankan mobilnya meninggalkan halaman mansion Yoona
dengan setengah kesadaran Yoona memencet tombol bell rumahnya.
"yaish, kenapa lama sekali" ujar Yoona kesal ketika melihat Seohyun yang membuka pintunya, ayolah dia masih dalam suasana emosi gara gara amber
"kau mabuk?" tanya Seohyun ketika mencium aroma alkohol dari tubuh yoona
"bikyeo" ujar Yoona mendorong bahu seohyun agar dia bisa masuk, setelah mengunci pintu kembali Seohyun segera mengekori kemana Yoona pergi, ketika melihat Yoona memasuki kamar mandi Seohyun menghentikan langkahnya, berniat kedapur untuk membuat minuman yang sedikit mengurangi pengar nya
"aish shibal!" mendengar teriakan yoona membuat ia menghentikan langkahnya menuju dapur, Seohyun langsung berlari kearah kamar mandi untuk memastikan kondisi Yoona, mendengar sesuatu yang pecah membuatnya sedikit was-was
"yaaa waegeure jinjja" Seohyun terlihat panik melihat cermin kamar mandi yang pecah dan tangan Yoona yang berlumuran darah.
"aish apa yang kau lakukan bodoh!" Seohyun menarik Yoona agar keluar dari kamar mandi, dan membawanya menuju sofa ruang keluarga
setelah mendudukan Yoona, Seohyun langsung berlari ke dapur berniat mengambil kotak obat
karna sudah tengah malam dan para pelayan dipulangkan membuat Seohyun kesusahan, dia jarang menjelajahi isi rumah ini wajar jika dia kesusahan mencari kotak obat.
setelah menemukannya Seohyun langsung menghampiri Yoona kembali, namun melihat Yoona yang tertidur membuatnya sedikit tidak tega mau gak mau dia harus membersihkan luka itu jika tidak ingin terjadi infeksi.
dengan telaten Seohyun membersihkan luka Yoona secara perlahan, takut membuat Yoona terkejut
dengan sangat pelan dia melilitkan perban hingga menutupi luka Yoona.
"Kajima" Seohyun mengerutkan keningnya menatap Yoona yang mengigau
"Krystal" Seohyun tertawa kecil melihat Yoona yang mengigau kan mantan kekasihnya, sekarang dia tau alasan Yoona mabuk, hampir saja dia berpikir bahwa Yoona mabuk gara gara perkataan appa nya.
lebih baik dia segera kekamar dan tidur mengingat ini sudah tengah malam, setidaknya dia sudah menjalankan kewajibannya sebagai istri untuk merawat Yoona yang sedang terluka
"seohyun-ah" Yoona menahan tangan Seohyun yang ingin bangkit dari duduknya, Seohyun hanya menatap balik Yoona sedang menatapnya dalam
"uri, geuman hajja eoh" suara Yoona gemetar namun genggaman tangannya masih kuat dipergelangan tangan Seohyun
"tidak bisa kah kau bilang ke kakek bahwa kau tidak menginginkan ku, Ani kau bisa bilang ke kakek bahwa aku melakukan kekerasan padamu agar kakek memintamu untuk meninggalkan ku"
melihatnya menangis membuat dadaku sakit, apa dia sangat tersiksa dengan pernikahan ini?
mwoya mataku terasa panas.
aku mendudukan diriku kembali melihatnya tertunduk menangis sesenggukan
"waegeure" aku merangkul pundak nya dan mengelusnya perlahan berharap ini dapat menenangkan nya
"ku mohon, hatiku sangat sakit melihatnya" dia... membalas pelukan ku
"mianhae" aku hanya mampu mengatakan maaf padanya, aku lah yang bersalah disini, seharusnya aku tau bahwa kakek menjodohkan ku dengan penolong hidupku, aku pasti akan menolaknya
"jangan melihatnya, kau bisa melihatku. aku sekarang ada dihadapan mu, aku akan membantumu untuk menutup luka itu kembali seperti yang kulakukan pada tanganmu" aku sedikit mendorong tubuhnya untuk melihat wajahnya, dia terlihat berantakan
"sebelumnya kau pernah bertanya padaku saat pertama kali aku datang ke mansion, kau bertanya aku ini siapamu" aku menarik napasku dan menatapnya dalam
"sekarang aku akan menjawabnya, aku adalah istrimu" dia hanya diam menatapku
"aku akan menceritakan sesuatu rahasia padamu, mungkin aja jika kau mengetahui ini kau akan semakin membenciku"
"apa?"
"apa kau ingat setahun yang lalu? saat kau dilarikannya kerumah sakit dan dinyatakan harus operas usus?" dia mengangguk dan masih menatapku dengan tatapan yang mulai melembut, kemana air matanya tadi?
lagi lagi aku menghela napas beratku, haruskah aku memberi tahunya?
"sebenarnya aku mengalami pendarahan abnormal yang mengharuskan ku untuk menjalani operasi pengangkatan rahim" dia terkejut mendengar perkataanku, ini sangat berat bagiku
"setelah itu aku mengalami depresi berat, dan selalu mencoba untuk bunuh diri. aku hancur, impian yang sudah ku bangun untuk memiliki keluarga kecil dengan anak anakku seketika hancur begitu saja oleh perkataan dokter" aku tidak sanggup lagi menahan air mataku jika mengingat kejadian kelam itu.
"geunde, setahun kemudian appa mu datang dan mengatakan pada kakek bahwa akan menikahi kita, dan akan melakukan transplantasi rahim padaku" aku menangis sesenggukan dibahunya
"museun?" yoona mengangkat kepala Seohyun dari bahunya agar kembali menatapnya, ada sedikit nyeri dihatinya ketika mendengar cerita seohyun, kenapa dia bisa tidak mengetahui hal menyakitkan itu, ah lupa bahkan Yoona tak memperdulikan kehidupan yang Seohyun jalani setelah menikah dengannya
"Neo... kau menjalankan operasi yang kau benci itu karna untuk memenuhi mimpiku memiliki keluarga kecil yang bahagia" Seohyun menatap nanar wajah Yoona yang tanpa ekspresi
"rahimmu didonorkan kepadaku" mata Yoona bergetar mendengar perkataan Seohyun
"jeongmal mianhae yoong" Seohyun semakin terisak ketika Yoona meluruskan posisi duduknya menjadi menyampingi Seohyun
"jika kau masih menginginkan kita untuk berpisah maka besok aku akan kembali kerumah orangtuaku"
"jangan bertindak bodoh, kau akan tetap disini dan akan tetap menjadi istriku" setelah mengatakan itu Yoona segera pergi dari hadapan seohyun
"yaaa! kau tidak membenci ku? yaaa! tadi kau ingin kita bercerai" Seohyun berteriak sambil mengejar Yoona yang sudah berlari kekamar.
____________________________________________
MIANHAE FOR TYPO AND GAJE
ANNYEONG ^_^
KOMEN WEH KOMEN JAN DIEM BAE!! (╯°□°)╯︵ ┻━┻
KAMU SEDANG MEMBACA
when the wind blows (End) ✔️
FanfictionLim Yoona atau lebih sering dikenal dengan panggilan im Yoona, adalah seorang idol yang sekaligus menggarap menjadi CEO di perusahaan sang keluarga. Disela sibuknya ia menjalankan aktivitas nya, ia tiba tiba diharuskan menikah oleh orang pilihan kel...
