part 12

294 28 2
                                    

Ini sudah pukul 3 pagi dan aku masih belum bisa memejamkan mataku, sial aku menyesal telah menantang nya

flashback

"mwoyaa, jangan kekanakan Im yoona" Seohyun menatap Yoona tajam

"wae? apa salahku?"

"Dimana kau menyembunyikan koperku?, ayolah ini sudah malam dan aku ingin mandi agar segera tidur, jebal aku sangat lelah yoona-ssi"

"nan Molla"

"yaa! ahjumma bilang ada dikamarmu"

"kamar kita hyunie" ujar Yoona menunjukkan senyum setannya

"kau sangat ingin sekamar denganku eoh?" Seohyun tersenyum mengejek

"anigodeun!" yang awalnya berbaring santai sambil menatap istrinya dengan wajah yang mengesalkan kini Yoona mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Seohyun dengan muka merahnya menahan emosi, ayolah kenapa dia selalu kalah jika slalu ingin memainkan emosi Seohyun

"liar!, arraseo aku akan tidur dikamar kita ini dan memelukmu semalaman" ujar Seohyun mengelus kepala Yoona, dia hanya mengerjapkan matanya menatap Seohyun yang tersenyum

"yaish" Yoona menghempas kan tangan Seohyun dari kepalanya

"karna bajuku kau sita, jadi aku akan memakai piyama mu" ujar Seohyun yang kini berjalan kearah lemari dan memilih baju tidur Yoona lalu berjalan ke arah kamar mandi

"apa kau ingin masuk juga?" Seohyun tersenyum geli mendengar umpatan Yoona dan memilih langsung masuk kekamar mandi, dia benar benar harus mandi sekarang dia sangat ngantuk

"dakcho" teriak Yoona memukul angin, dia sangat kesal sekarang

end

"nappeun yeoja" umpat Yoona kesal, melihat Seohyun yang tertidur pulas dengan memeluk guling miliknya

_________________________

waktu begitu cepat berlalu, kini sudah 3 bulan usia pernikahanku, tidak ada yang spesial aku menjalankan rutinitas ku seperti biasa, makan, tidur, jalan jalan bersama para sahabat dan memasak sesekali jika ingin
begitupun dengan Yoona, dia juga menjalankan kehidupannya seperti biasa, kekantor sesekali, latihan, manggung, berkumpul dengan para idol lainnya yang tak lain adalah sahabatnya

meski kami memiliki kamar yang sama, tapi tetap pada pendirian masing masing, hahaha lucu bukan
ani, seharusnya aku tidak boleh mengikuti permainannya, seharusnya aku melayani nya dengan baik, karna mau gimanapun dia telah membuatku merasakan hidup kembali, setelah insiden yang hampir membuatku gila. hah aku tidak ingin mengingatnya

walaupun Yoona tak menginginkan pernikahan ini tapi aku bersyukur dia tidak menolak kehadiran ku, walau sering berbicara kasar tapi percayalah hanya mulutnya saja yang kasar, dia bahkan tak pernah memperlakukan ku dengan buruk.
ah kami memilih sekamar karna eomma suka tiba tiba datang, jadi meminimalisir dampak keributan Yoona memutuskan kita sekamar.
ah itu dia, panjang umur sekali dia

aku berjalan kearah pintu kamar dan membukanya, lihatlah wajah kusutnya itu.

"bersiap siaplah, eomma meminta kita untuk makan malam bersama" ujarnya sambil mendudukkan dirinya dikasur, aku mengikutinya dan menatap wajah nya yang kelelahan, jika begini aku merasa kasihan padanya

"kau ingin mandi? aku akan menyiapkan air hangat untukmu" tawar ku padanya, dia menatapku bingung kadang melihat wajahnya yang terlihat bingung itu seperti anak kecil sangat menggemaskan

"gabjagi?" sudahku bilang bukan dia sangat menggemaskan ketika terlihat begini

"tidak ada salahnya bukan? kau seperti kelelahan, apa dikantor banyak pekerjaan?"

when the wind blows (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang