Yoona hanya terdiam menatap seohyun dihadapannya
"Apa kau puas?" yoona hanya diam menatap mata seohyun yang kembali mengeluarkan air
"Kau puas im yoona?"
"Kau puas membuat kakek ku drop lagi" isak seohyun dihadapan yoona, yoona hanya menelan ludahnya gugup
"Mianhe" gumam yoona yang mendapat tatapan tajam dari seohyun
"Aku tidak bermaksud membatalkan pernikahan kita, tapi aku hanya mencari angin diluar dan ponsel ku ketinggalan dimobil"
"Cari angin? Kau pikir aku bodoh, dari awal kau tidak setuju dengan ide" seohyun terdiam ketika bibir yoona mendarat dibibirnya
Sunny yang melihat itu membulatkan matanya sambil meraba bibirnya sendiri
Sementara keluarga im dan joo hanya melihat mereka tanpa ekspresi begitupun yang lainnya hanya tiffany yang cemas akan keadaan yoona
Yoona menatap seohyun yang membulatkan matanya, dengan posisi bibir mereka masih menyatu, dengan sekali emutan yoona langsung menjauhkan wajahnya dari seohyun
"Kau terlalu cerewet" ujar yoona dingin lalu berjalan kearah keluarganya meninggalkan seohyun yang masih mematung
"Appa" gumam yoona menatap appanya
"Haruskah aku menghukum mu?" ujar mr. Im dingin, yoona hanya menundukkan kepalanya
"uncle"
"Tiffany, berhenti membela anak nakal ini" ujar mr. Im
"Taeyeon, yuri bawa kembali anak ini ke kamar nya"
Yuri dan taeyeon langsung menyeret yoona pergi dari sana sebelum yoona mendapatkan amukan amarah mr. Im
"Kita tidak punya waktu lagi, tiffany bantu uncle urus seohyun" tiffany hanya mengangguk dan menarik jessica dan sunny untuk membawa seohyun pergi dari sana
***
Kata demi kata, sumpah demi sumpah telah lancar terucap oleh bibir seohyun dan yoona, mereka telah resmi menjadi pasangan yang sah, di depan kakek seohyun yang terbaring lemah diranjang
Yoona berjalan mendekat ke seohyun untuk mencium bibirnya, sang kakek dan yang lain tersenyum bahagia dan memberi tepuk tangan untuk seohyun dan yoona, bersyukur yoona mempunyai bakat yang hebat untuk menyembunyikan tangisnya dengan senyum palsu
"Jja, apa kau senang sekarang?" Ujar seohyun lembut pada sang kakek
"Ne, aku sangat senang" ujar sang kakek dengan suara tua nya
"Tapi aku belum senang" ujar kakek im dengan suara tua yang duduk dikursi roda, membuat yoona menampilkan wajah datarnya menatap sang kakek
"Mwo? kau tidak sayang pada ku baby im?" Ujar kakek im
"Ch ania, apa yang membuat kakek tidak senang?" Ujar yoona menghampiri sang kakek lalu berjongkok dan menatap kakek nya imut
"Berhenti bertingkah bodoh kau sudah memiliki istri" ujar kakek im memukul jidat yoona membuat yoona mempout bibirnya
"Katakan apa yang kakek inginkan"
"Aku menginginkan cucu"
"Aku kan cucu mu? Apa aku masih kurang? Appa omma dengar, kakek meminta cucu, segeralah buat cucu dan adik untuk ku" ujar yoona menatap kedua orang tuanya membuat mrs. Im blushing
"Babo, bukan itu maksud ku" sang kakek kembali memukul jidat yoona
"Aish kakek hobi sekali memukul jidat ku, jika jidat ku besar seperti sica unnie gimana"
"Yaah" teriak jessica kesal membuat semua disana tertawa
"Segera lah berikan cucu untuk kedua appa dan omma mu" ujar kakek im memukul kepala yoona pelan
"Arra, setelah sampai dikamar aku akan memangsa nya" lagi dan lagi yang berada disana tertawa mendengar ucapan polos yoona terkecuali seohyun yang wajahnya sudah memerah
"Rusa kecil, jangan bermain kasar eoh pada putri ku" ujar mrs. Im
"Ani, aku akan bermain lembut dan membuatnya mendes aakh" yoona meringis saat satu bantal mengenai kepalanya, yoona mengambil bantal itu dan menatap seohyun tajam kemudian seringai muncul diwajah yoona
"Kakek lihat? Dia yang bermain kasar pada cucu mu ini, lihat saja nanti aku bakal membuat dia tidak bisa berjalan satu harian"
"Aigoo yoongie mengapa kau menjadi frontal begini" ujar mr. Im lagi dan lagi yang berada disana hanya tertawa mendengar ocehan yoona
"Jja, sebaiknya ayo kita makan aku sangat lapar" ujar yoona berdiri dan memegangi perutnya
"Baiklah kajja, biarkan kakek beristirahat disini" ujar mr. Joo
"Kajja sweety" yoona menghampiri seohyun dan memeluknya dari samping
***
Demi apapun aku akan membuatnya menyesal telah menjadi bagian hidup ku, buat malam ini biarkan aku menampilkan akting ku didepan keluarga besar ku dan dia
"Yoongie" aku menoleh saat tiffany unnie menghampiri ku
"Waeyo unnie? Apa kau mengantuk? Kita belum makan"
"Stupid" ch, apa yang salah kali ini
"Dari mana aja kau eoh?" Dia menyilang kedua tangannya didepan dadanya, haruskah membahasa nya sekarang?
"Menemui soojung" gumam ku pelan
"Aish, sudah ku duga, kau menemui wanita itu"
"Unnie kau salah paham, soojung tidak sejahat yang kau pikirkan, dia, dia masih sama seperti soojung yang kita kenal"
"Apa maksud mu?" Aku menceritakan soal kejuttan yang direncanain oleh krystal, fany unnie hanya menjadi pendengar yang baik, sesekali ia membulatkan matanya tanpa ingin menyela penjelasan ku
"Ch, jadi apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Hmm untuk saat ini aku ingin menjalaninya saja unnie"
"Jangan sampai kau menyakiti seohyun"
"Yaa unnie kau berpihak padanya?"
"Ani, dia yeoja"
"Aku juga yeoja" aku menyela perkataanya
"Yeoja jadi jadian?"
"Itu ember"
"Amber" ujarnya kesal, apa salah ku? Kenapa aku selalu salah
"Kau pun sama jadi jadian, kajja aku sangat lapar" aku hanya pasrah saat fany unnie menarik tangan ku untuk bergabung di meja makan
___________________________
Mianhe for typo and gaje
Annyong ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
when the wind blows (End) ✔️
FanfictionLim Yoona atau lebih sering dikenal dengan panggilan im Yoona, adalah seorang idol yang sekaligus menggarap menjadi CEO di perusahaan sang keluarga. Disela sibuknya ia menjalankan aktivitas nya, ia tiba tiba diharuskan menikah oleh orang pilihan kel...
