Part 15

384 34 5
                                        

Seohyun mengikuti langkah Yoona yang berjalan cepat sampai kekamar mereka

"Yaa! kau tidak menjawabku" ujar seohyun menarik bahu Yoona agar menghadap dirinya

"aku menarik ucapan ku tadi, aku gak akan berpisah dengan mu, setelah aku memberikan segalanya untukmu itu sangat sia sia jika kau tidak menjadi milikku" ujar Yoona memegang kedua bahu Seohyun dan menatapnya dalam, nafasnya menjadi tak beraturan

"buktikan padaku kalau kau pantas menjadi istriku"  Seohyun hanya terdiam menatap Yoona, ntah kenapa tatapan Yoona membuat dia terpaku

"bisakah? bisakah kau membuatku jatuh cinta padamu? ani itu sangat kejauhan, bagaimana jika kau membuatku menerima mu sebagai istri ku?"

"kau masih dalam pengaruh alkohol?" tanya Seohyun menatap Yoona, sangat aneh jika Yoona mengatakan hal itu, membuatnya menerimanya sebagai istri? yang benar saja, selama ini bahkan Yoona tak mau mengakuinya sebagai istri kepada orang lain

"Yaa! aku sangat sadar, haah gini saja aku akan mengumpulkan 100 point dari mu"

"What do you mean?" Seohyun menatap heran pada Yoona yang kini berjalan keluar dari kamarnya

"Yaa! im Yoona" Seohyun mengejar Yoona yang kini masuk ke dalam ruangan kerjanya, bukan kah sedari tadi Seohyun terus terusan mengejar Yoona?

Yoona mengambil sebuah papan tulis kecil, dan menulis sesuatu disana dengan spidol nya
Seohyun mendekat dan tersenyum mengejek dengan yang dilakukan oleh Yoona

"bukankah sangat kekanakan?" tanya Seohyun sambil tertawa kecil melihat Yoona menulis kalimat "point to be Yoona's wife" pada papan tulis itu

"ani, ini hal biasa yang dilakukan oppa ketika aku menginginkan sesuatu"

"okey jadi jika kau melakukan sesuatu untuk ku aku akan memberikan mu point sesuai kinerjamu dan Yaa! kenapa kau tertawa" Yoona menatap kesal Seohyun yang mencoba menahan tawanya

"haha mian, lanjutkan" Seohyun mengatur nafasnya dan mencoba untuk tidak tertawa, menurutnya Yoona sangat lucu seperti anak kecil

"amteun, aku memberimu waktu dua bulan untuk mengumpulkan 100 point" ujar Yoona dengan memanyunkan bibirnya

"arraseo, geunde bagaimana jika aku tidak mencapai target?" Yoona mengelus dagunya mencoba untuk berfikir

"hmm kau harus menuruti perkataan ku seumur hidup" ujar Yoona menampilkan smirk nya dan tertawa mendengar umpatan Seohyun

"sepertinya kau sudah mengerti, aku akan memajang papan ini dikamar" lagi dan lagi Yoona berjalan meninggalkan Seohyun sendirian.

*

*

*

Aku mencoba membuka mataku yang terasa berat, apalagi dengan terpaan sinar matahari yang masuk dari jendela, itu sangat mengganggu

aku meraih ponselku yang terus terusan berbunyi, aku melihat id Fany unnie muncul dilayar, dia sangat menganggu namun gada pilihan selain mengangkat nya

"eoh unnie" suaraku tercekat tenggorokan ku sangat kering, aku mencoba duduk dan meraih gelas yang berisikan air putih lalu meneguknya setengah

"ah arraseo, aku akan bilang ke Seohyun"

"hmm annyeong" aku memutuskan sambungan telepon darinya, dan berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri.
aku menatap wajahku dicermin lalu pandanganku teralihkan pada tanganku yang terperban, mengingat kejadian semalam ntah kenapa jantungku perih melihat dia yang menangis, sejujurnya aku tidak masalah dengan transplantasi itu sedari dulu juga aku tidak memimpikan ingin mengandung.
sekarang aku mengerti kenapa appa menyuruh ku melakukan operasi itu, aku tidak membenarkan bahwa yang dilakukan appa terhadap ku adalah perbuatan yang benar namun aku juga tidak bisa menyalahkan Seohyun, aku bisa membayangkan ketika dia dimasa itu ketika dia tak memiliki harapan hidup. hey bukankah aku seperti malaikat? aku sudah menyelamatkan hidupnya, dia harus membalas semua yang sudah aku korbankan.

when the wind blows (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang