18

23 1 0
                                    

Pintu apartemennya di banting cukup kuat. Namun, Ed tidak peduli dan yang ia pedulikan adalah alasan dari sebutan rusak dikatakan Leja.

Ed mendongak dan menatap seorang perempuan yang berdiri di depan pintu kamar apartemen. Sorotan mata Ed menajam menatap perempuan beberapa langkah kaki darinya.

"Ralandra apa yang terjadi kepada Leja?"

Ralandra mengedikan bahu dan melangkah kepada Ed bertanya, "Kau sudah makan? Aku membawakan makanan untuk oleh sebab itu aku datang ke apartemen ini."

"Kau tahu bahwa aku sedang bersama Presiden."

"Aku tahu." Ralandra kemudian tersenyum dan memegang kedua tangan Ed. "Kau mau makan? Aku tiba-tiba lapar."

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Tidak ada sesuatu yang terjadi kepada kami."

Ed melepaskan tangan dari genggaman tangan Ralandar dan memasang ekspresi tak menyenangkan. "Kau berbohong ... Ralandra apa yang kau katakan kepada Leja."

Bahu Ralandra tampak turun sedikit. "Aku hanya bertanya kenapa dia ada dalam apartemenmu—bukankah itu lancang, yah, kau tahu? Dia membongkar barang-barangmu dan setiap orang yang melihat akan berpikir itu adalah pencuri."

"Leja bukan pencuri, Ralandra."

Ralandra memutar bola mata dan tampak ekspresinya jengkel. "Dia kerabatmu, kau tentu saja tak akan berpikir sepertiku atau orang-orang pada umumnya." Lalu Ralandra memegang kembali kedua tangan Ed dan memasang senyuman manis. "Bisakah kita makan? Aku sangat lapar."

"Aku tidak lapar. Sebelum ke sini aku sudah makan masakan Leja."

Termangu, Ralandra menurunkan pandangan untuk memutuskan kontak mata dengan Ed beberapa detik, dan kemudian dia mendongak dan menatap kembali kepada Ed dengan tajam.

Ed menilai ada yang tak beres arti tatapan Ralandra.

"Aku sepertinya harus berusaha keras lagi."

Ed mengernyit bingung. "Kenapa kau harus berusaha keras?"

"Entahlah." Lalu kemudian Ralandra menarik bibir untuk tersenyum. "Jika kau tak ingin makan, aku yang akan makan. Aku pinjam dapurmu, ya." Ralandra setelah itu melangkah dan melewati punggung Ed, namun kata-kata tak terduga keluar begitu saja dari mulut Ralandra dalam suara bisikan.

"Sial. Aku seharusnya mengatakan aku telah melahirkan—bodohnya, aku mengatakan aku keguguran kepada perempuan itu. Dengan demikian dia akan menjauh sejauh-jauhnya dari kehidupan Ed. Sial."

Indra pendengarannya tidak salah mendengar ucapan Ralandra. Semenjak dalam pelatihan militer, seluruh anggota tubuhnya menajam. Ed cepat memutar kaki dan meraih dan memegang lengan Ralandra.

"Apa maksud kata-katamu tentang melahir dan keguguran, Ralandra?"

Tiba-tiba Ralandra membisu.

"Jawab aku Ralandra," kata Ed dalam suara serak. "Apakah kau mengatakan hal tadi kepada Leja?!"

"Aku tidak mengatakan yang kau maksud—kami hanya berbicara mengapa dia masuk dalam apartemen."

"Kau membohongiku." Ed menekan lengan Ralandra dan membuat perempuan itu terlihat kesakitan.

"Nedved!"

"Jawab aku Ralandra! Apa maksudmu mengatakan kehamilan dan keguguran?"

"Ed, sakit!"

"Sejak kapan aku menghabiskan malam panas bersamamu, Ralandra?" tanya Ed. Sorotan tatapannya mulai marah. "Aku tidak pernah menyentuhmu dan sehelai benang membukus tubuhmu bahkan tak pernah sedikit aku sentuh!"

The Promise of Outstanding | Novella #5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang