21

33 1 0
                                    

"Aaaw."

Mata Jashen terbuka sambil memijat tumit yang terasa sakit ketika menghantam sesuatu. Lalu kening Jashen mengernyit memerhatikan langit-langit di atas kepalanya. Beberapa detik setelah jiwanya terkumpul, Jashen mengerti bahwa dirinya berada di suatu ruangan dalam sebuah apartemen milik temannya.

Jashen bangun dan melihat benda embut yang menahan kepalanya dan menyadari dirinya tertidur untuk waktu cukup. Fajar telah terbit terlihat dari jendela, Jashen tahu kelelahan membuatnya tertidur.

"Astaga," gumam Jashen dan mencari-cari di mana seorang perempuan menemaninya sebelumnya ia tertidur.

Bangkit dan berdiri tegak, Jashen mengarahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membasuh wajah. Di depan kamar mandi, Jashen mendengar sesuatu dari arah dapur. Sebelum menuju dapur dan memeriksanya, Jashen lebih dahulu menuju kamar mandi. Setelah mencuci wajah dan menyikat gigi, Jashen menuju dapur.

Punggung seorang perempuan berpakai putih dan celana pendek putih berdiri di pantry membelakangi Jashen.

"Asia?" sahut Jashen.

Perempuan di sana memutar kaki dan menatap kepada Jashen.

"Ohh kau sudah bangun, ya."

Jashen mengangguk-angguk.

"Kau sedang apa?" tanya Jashen seraya melangkah menuju kulkas untuk mencari makanan bisa ia makan sebagai sarapan.

"Yoghurt."

Mata Jashen tiba-tiba berbinar. "Beri aku juga-yoghurt kau buat, bisakah aku mendapatkannya juga?"

"Tentu saja. Aku membuatnya agak banyak, mungkin kau mau memakannya juga."

Jashen mengangguk-angguk.

Asia di depan pantry tertawa kecil.

"Kenapa kau tertawa?" tanya Jashen.

"Kau seperti anak kecil."

Ekspresi cemberut Jashen terbentuk mendengar jawaban Asia.

"Aku mengakui sudah lama aku tidak memakan yoghurt."

"Berapa lama?"

Jashen tampak berpikir. "Setahun, jika aku tak salah mengingatnya"

"Wow. Sebuah rekor." Lalu Asia memutar kaki dan kembali menghadap ke pantry dan tak lama Asia memutar punggung dan berjalan menuju ke arah Jashen berdiri di depan kulkas. Asia menyodorkan semangkuk yoghurt kepada Jashen.

"Trims," kata Jashen setelah menerima mangkuk yoghurt dari Asia. "Omong-omong kenapa tidak membangunkan aku?"

"Kau terlihat lelah dan sangat terlihat butuh tidur. Badan dan setiap organ tubuh manusia butuh istirahat dan tidak bisa dipaksakan bekerja keras. Jantung akan menjadi korban dari semua keinginan egois jika manusia tidak mau tidur untuk istirahat sejenak."

"Good Doctor."

Kemudian Asia melangkah, arahnya menuju ruangan tengah, tempat pekerjaan Jashen berhamburan.

"Apa kau juga tidur?"

"Tentu saja."

Jashen tersenyum sambil memerhatikan punggung Asia dari belakang.

Di ruang tengah, sofa dan meja dipenuhi kertas-kertas cetakkan dan tulisan terjemahan hieroglif dan beberapa artikel rujukan peradaban Mesir Kuno. Jashen menggeser beberapa kertas dari kakinya sebelum terinjak dan Asia meletakkan mangkuk yoghurt di meja sebelah dari sofa.

"Kau suka bangun ketika fajar terbit?" tanya Asia dari jendela menghadap ke luar pusat bumi. Langit biru dan fajar sedang terbit perlahan di kota Kairo adalah momen indah dan Jashen melihat semua itu tidak seperti tahun-tahun lalu. Ia ditemani Asia dan mereka melihat sentra fajar dunia berusaha naik.

The Promise of Outstanding | Novella #5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang