22

50 1 0
                                    

Enam tahun berikutnya.

Siang hari pusat Ibu kota Kanada.

Ed melangkah memasuki kamar medis seorang perempuan berambut warna merah. Setiap tiga kali seminggu, Ed tidak akan melupakan seorang perempuan di depannya, yang berusaha sembuh dari sakit jantung.

"Hai, Ed."

Setelah menutup pintu, Jashen tersenyum kepada perempuan berbaring di brankar rumah sakit. "Hai, Deborah."

"Aku melihatmu di tv hari ini!" seru Deborah senang. "Seragam sebagai gubernur jenderal Kanada dan wajah tampanmu, sangat terlihat bagus. Bahkan, aku ingin sekali berdiri di sebelahmu saat upacara pelantikan pasukan komandan cadangan militer Kanada."

"Aku sekarang di hadapanmu, Deborah. Aku selalu akan di sebelahmu." Ed mendekat, sebelum duduk pada kursi di sebelah brankar Deborah, Ed mencium lembut dahi Deborah. "Hari ini, apa yang kau lakukan?" tanya Ed setelah duduk.

"Aku menjahit," kata Deborah. Tersenyum senang, Deborah memutar punggung dan memasukkan tangan ke bawah bantal. Sebuah syal putih hasil karya rajutan tangan di sodorkan kepada Ed dan Deborah seraya tersenyum berkata, "Kau memerlukan kain hangat untuk musim dingin Kanada yang tak lama akan datang."

"Terima kasih, Deborah."

"Kau suka warnanya?"

Ed mengangguk.

"Maukah kau pergi denganku ke taman belakang rumah sakit, Ed?"

"Ya, aku mau."

Setelah membantu memapah Deborah duduk ke kursi roda, Ed mendorong pelan dan mereka pergi menuju taman belakang rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Deborah menggenggam salah tangan Ed di stang genggaman kursi roda. Ed tersenyum dan sama sekali tidak keberatan.

Beberapa orang berpakaian pasien di taman berkumpul dengan keluarga dan pasangan. Ed mendorong kursi roda Deborah duduki menuju salah satu bangku kosong tak jauh dari sebuah pohon.

"Ed, kau bersungguh-sungguh mengambil keputusan pergi ke Suriah?" tanya Deborah setelah melihat Ed duduk dan mereka saling berhadapan, meski Deborah duduk di kursi roda.

"Aku tidak punya pilihan. Anak-anak tak berdosa di sana akan menjadi korban eksperimen seperti aku alami dahulu."

Seraya tersenyum, Deborah menyentuh punggung tangan Ed. "Maka berjanjilah tetap hidup dan kembali." Kemudian wajah Deborah tiba-tiba menunduk. "Meski hidupku tak banyak, kau harus kembali-jasadku butuh bantuanmu-"

Salah satu tangan Ed menangkup pipi kanan Deborah dan ia berkata, "Deborah Benneth, dokter di Negara Kanada ini adalah orang-orang ahli bidang medis di dunia dan mereka akan menyembuhkanmu."

"Ed, cincin terpasang dalam jantungku tidak berefek pada tubuhku. Aku tahu aku cepat atau lambat akan pergi. Jantungku tidak mampu bertahan lama."

"Deborah!" bentak Ed tidak menerima kata-kata Deborah.

"Ed, aku hanya punya kau sebagai tunanganku, Nedved Artista. Aku mohon tetaplah hidup setidaknya tolong jasadku di makamkan tak jauh dari makam Ibu dan Ayahku."

"Deborah ....." Ed terhenti. Semua kata-kata ingin ia keluarkan tertahan oleh bibir. Deborah bertahan selama lima tahun merupakan keajaiban meski hubungan mereka sampai sekarang masih sebagai pasangan tunangan. "Mari kita menikah, Deborah." Ed memulai kembali meminta izin untuk kesekian kali kepada Deborah. Perempuan itu setiap kali mendengar usulan menikah selalu ada alasan membuat Ed mundur.

Deborah menggeleng.

"Kau tidak mempunyai alasan lagi menolakku, Deborah."

"Ed, mungkin takdirmu bukan dengan aku.

"Omong kosong apa itu, Deborah!"

"Ed-"

"Deborah, aku telah menepati beberapa janji kau berikan. Aku telah menepati janjimu agar harus membebaskan orang-orang Kanada yang ditawan di Cina dalam waktu setahun yang tak mudah, aku juga menepati janjimu-aku menghentikan tragedi pembantaian Son My yang menahan warga negara Kanada di Vietnam-aku menyelesaikannya dua bulan, Deborah. Dan aku menepatinya janjimu lagi-aku ... menerima misi menangkap dalang serangan teroris di Amerika Serikat yang meruntuhkan menara kembar-WTC New York-aku hampir tak berdaya menyelesaikan misi itu, Deborah-tiga tahun, dalam tiga tahun aku menginvestasikan waktuku menyelesaikan misi mengerikan itu dan aku tetap kembali untukmu. Lagi dan lagi, kau membuatku mengukir janji baru untukmu bahwa aku harus menjadi gubernur jenderal Kanada, kau mengatakan aku memiliki keadilan yang bagus dan aku bisa membantu orang-orang butuh kekuatanku dan aku melakukannya, Deborah-setahun aku terpilih sebagai gubernur jenderal Kanada. Aku sudah melakukan semua janjimu. Kali ini hanya ini permintaanku ... menikahlah denganku."

"Aku akan dan tapi setelah kau berhasil menyelesaikan misimu di Suriah, Ed."

"Deborah-"

"Ed, keputusanku itu. Jika kau tidak bersedia, maka aku tidak bisa menerimamu." Tatapan Deborah tampak serius. "Jim Benneth-maksudku Ayahku bahkan akan menyetujui keputusanku."

"Baik Deborah, aku akan menyelesaikan misi di Suriah dan kembali lalu kita akan melakukan upacara pernikahan beberapa bulan setelah misiku selesai."

Deborah mengangguk, dan tersenyum.

Ed membalas memberikan senyuman kepada Deborah sebagai tanda dirinya siap membayar utang keluarga Deborah berikan dengan cara menjaga satu-satunya anak keluarga Benneth-Jim Benneth. []

_______________________

Support me with vote and comments.
Thank you ....

Salam dan peluk hangat,
Ennve.

The Promise of Outstanding | Novella #5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang