The Promise of Outstanding | Novella #5

8

Gelas-gelas berdenting dalam sebuah pub malam dan wajah beberapa pegawai dalam perintah Presiden Mesir mengadakan pesta ulang tahun seorang pegawai administrasi senior di Istana Ras El Tin—pria itu memakai kemeja putih berlengan panjang dan memakai celana hitam. Rambut hitam dia tersisir rapi mulai berantakan dan Nedved menatap pria itu terlihat senang terhadap perayaan pesta menikmati daging bakon panggang dengan minuman alkohol vodka. Nedved tidak mengkhawatirkan berapa banyak orang-orang bersenang-senang, pastinya ia khawatirkan adalah total biaya daging bakon panggang setiap orang makan saat ini. Orang-orang berbadan besar lebih mengkhawatirkan, karena porsi makanan mereka banyak terkadang tidak akan normal di atas rata-rata pola makan orang normal. Memikirkan hal tersebut, Nedved teringat kata-kata dari seorang perempuan selalu memperingati ia untuk tidak mengonsumsi makanan lemak secara berlebihan dan jika ia tidak menuruti kata-kata perempuan itu sepanjang hari perempuan menggerutu.

Nedved berharap kemarin ia dapat melihat perempuan itu tapi ketika ia bangun tidur ia tidak melihat perempuan itu pulang. Ia bertanya untuk satu hal itu dan akan ia tanyakan hal itu kepada perempuan itu untuk sekarang ia akan menyimpan daftar pertanyaan itu. Di sebelah seorang laki-laki menyikut dan tersenyum.

“Nedved, jangan hanya makan daging panggangnya! Kau harus minum juga. Vodka pub ini sangat enak ternyata.”

“Kau tidak perlu mengatakan hal itu kepadaku. Untuk saat ini aku lebih suka memakan daging, Ivraham. Nikmati saja vodka itu untukmu.”

Ivraham mengangkat alis, “Bung, apakah kau tidak suka mabuk? Ayolah, ini hanya vodka, takar alkoholnya tidak banyak. Orang-orang suka meminum vodka dan mereka tahu setidaknya meminum vodka akan meringankan masalah mereka hadapi dan bersenang-senang itu tidak salah. Lihatlah Akkshaf yang tampak bahagia karena orang-orang yang diundang dia bersenang-senang merayakan ulang tahun dia, meski umur dia sudah kepala tiga. Itu harusnya dilakukan para remaja tapi itu bukan masalah. Setiap orang punya hak merayakan ulang tahun. Jadi mari kita bersenang-senang dan melupakan beberapa pekerjaan kantor.”

Nedved mendengkus tahu Ivraham sedang mempengaruhinya dengan kata-kata terdengar manis tapi itu lebih terdengar racun dan beberapa kata Ivraham benar tidak ada yang salah. Ia sekilas mengulas senyum tipis. “Kau pintar sekali berbicara.”

“Oh benarkah?”

Nedved kembali menikmati bakon panggang dan menyodorkan gelas kepada Ivraham, “Silahkan isi gelasku ini.”

“Oh menarik sekali, dengan senang hati aku akan menuangkan vodka untukmu.”

Tepat setelahnya, terdengar suara dari meja sebelah yang kosong sejak sejam lalu. Dari tatapan Nedved tampaknya meja di sana telah di reservasi sejak kemarin atau beberapa jam lalu oleh seorang laki-laki berpakaian kemeja merah muda, celana jin hitam dan kacamata hitam dengan rambut hitam kini sedang ia perhatikan sambil memakan daging panggang.

Laki-laki itu kemudian duduk membelakangi meja sebelah salah satu kursi di meja itu diisi oleh Nedved. Selanjutnya Nedved hanya memerhatikan punggung pria itu dan apa yang pria itu lakukan bukan urusan ia perlu cari tahu.

Ivraham seperti manusia yang tidak memahami perasaan orang lain—dan dia memaksakan Nedved meminum segelas vodka lagi denga cara menuangkan kembali vodka ke gelas vodka diminum Nedved beberapa detik lalu.

Ketika akan meminum vodka dituangkan oleh Ivraham, tatapan Nedved terpaku kepada kedatangan seorang perempuan bergaun hitam modern berlapis kardigan biru. Nedved memaksakan tangan ia bergerak dan meneguk habis vodka dalam gelas sekali teguk meski ia merasakan sedang diperhatikan keberatan oleh perempuan itu. Ia berpikir itu mungkin karena alkohol ia teguk habis sedetik lalu.

“Sia, ada apa?”

“Tidak ada apa-apa, Kaffman.”

Pria bernama Kaffman menurunkan alis dan menoleh ke arah pandangan beberapa detik lalu ditujui Asia. “Oh. Kita bisa pindah tempat lain, Asia. Aku tahu ada orang menyebalkan di sini.”