Jashen tersenyum geli menatap raut wajah perempuan di tempat duduk sebelah dalam mobil. Wajah perempuan itu tampak lemah. Jashen mengitung sekitar lima kali perempuan itu keluar dan masuk kamar mandi di pom besin untuk muntah.
“Kau yakin tidak mau tambah lagi jagung bakar? Jagung kita beli tadi masih banyak, Nona Asia.”
Bahu Jashen menggigil pelan ketika Asia menoleh dan menatap suram. Dia berkata, “Sepanjang jalan kuperhatikan kau bahagia sekali melihat aku menderita karena jagung bakar kita berdua beli sebelum sampai ke rumah seorang kenalanku.”
“Kuakui aku sedikit menikmati melihat kau tampak pucat saat ini. Omong-omong harus diapakan jagung bakar masih sedikit banyak ini?”
“Aku tidak sanggup makan. Kau habiskan saja.”
“Sudah banyak yang aku makan. Aku tidak sanggup makan jagung lebih dari dua. Kenapa juga kau membeli delapan jagung bakar kalau tidak bisa menghabiskannya?”
Napas Asia terembus berat. “Sudah lama aku tidak makan jagung bakar. Itu sebabnya aku membeli banyak sebagai stok makanan sepanjang perjalanan. Lebih baik pegang saja dulu tas isi jagung-jagung bakar itu, siapa tahu akan ada orang melihat makanan itu dan mencoba meminta pada kita.”
“Itu mustahil. Apa orang-orang Mesir adalah orang-orang mudah meminta begitu saja kepada orang asing?” Jashen menggelengkan kepala dan menghentikan mobil di tepi jalan dari depan halaman rumah limas bergaya rumah panggung.
“Entahlah. Dan bawa tas jagung itu.” Asia di sebelah berkata dan membuka pintu mobil.
Sambil memegang tas berisi jagung bakar dan tas lain berisi kotak sebuah kue, Jashen mengikuti langkah Asia.
Pintu rumah seseorang di ketuk beberapa kali oleh Asia, samar-samar suara orang dari dalam rumah terdengar oleh Jashen dan Asia. Pintu dibuka oleh seorang anak laki-laki berambut hitam terkuncir. Kepala anak laki-laki itu mendongak dan menatap Asia lalu Jashen.
“Permisi.”
“Iya, Nona. Ada yang bisa saya bantu?”
“Apa Nenek Nariabbe ada didalam?”
“Nama Anda siapa dan ada perlu apa Anda ingin menemui Nenek Nari?”
“Asia Fleming. Tolong sampaikan kepada Nenek Nariabbe namaku. Dia akan mengerti maksud kedatanganku. Apa itu dapat menjawab pertanyanmu?”
“Silahkan tunggu sebentar, saya akan memberi tahu kedatangan Anda kepada Nenek Nari.”
“Sebentar, sebelum kau pergi, ambilah jagung bakar ini. Rasanya enak. Aku beli ketika di perjalanan kemari dan terima kasih.”
Anak itu menerima tas berisi jagung bakar kemudian dia kembali masuk ke dalam rumah limas bergaya rumah panggung.
҉
“Seorang bernama Asia Fleming mencariku?”
“Benar, Nenek Nari.”
Nariabbe tersenyum lalu mengepas tangan dan mengeluarkan sarung tangan ia pakai sambil berkata, “Aku mengenal Asia. Apakah dia datang sendiri?”
“Tidak. Seorang laki-laki berambut putih bersama dia.”
Kening Nariabble mengerut. “Rambut putih? Kau tidak salah melihat rambut laki-laki bersama Leja, Asharegi?”
Asharegi bergeleng dan sekilas melirik pada meja dipenuh piring kecil terdapat resep makan dan cobek. “Sama sekali saya tidak salah, Nenek Nari. Apakah ada yang salah dengan laki-laki itu?”
“Tidak ada yang salah. Tapi tadi aku berharap laki-laki bersama Asia adalah laki-laki yang kukenal.”
“Memangnya siapa laki-laki dalam pikiran Nenek Nari yang datang bersama tamu hari ini?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise of Outstanding | Novella #5
RomansaNSFW - [D21+] N O V E L L A The Promise of Outstanding © 2021, Ennvelys Dover, All Rights Reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover ...................................................................................................... T...