Pagi hari di Istana Ras El Tin, tempat Presiden Mesir bekerja demi mengabdikan diri untuk bangsa dan negara lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam masa kekuasaan kepemimpinan untuk negara, Mesir mempunyai sistem semipresidensial multipartai. Secara teoretis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam pratiknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga mengadakan parlemen multipartai.
Ralandra sebagai juru bicara Presiden Mesir tak habis pikir bahwa yang ia lakukan tiga tahun lalu mengusir Buddleja Asiatica Fleming dari hidup Nedved masih membuat Nedved bertemu dengan Buddleja Asiatica Fleming. Kemarin malam wajah Nedved sangat suram, dan itu berarti ia harus berusaha keras lagi untuk mengenyahkan Buddleja Asiatica Fleming dalam pikiran Nedved.
"Hei Landra! Landra!"
Ralandar terhentak.
"Ya, Akkshaf?"
"Kenapa kau diam? Aku sudah memanggil-manggil sepuluh kali namamu tahu!" Akkshaf berkata dengan tangan bersedekap di dada. Kekesalan di rahang Akkshaf jelas terlihat. Laki-laki ebony itu mendengkus beberapa kali untuk memperlihatkan kejelasan dia marah karena telah diabaikan. Ralandra memahami tipekal tak sabar dan arogannya Akkshaf, yang ia kenal satu tahun lalu. Akkshaf adalah salah pegawai administrasi senior di Istana Ras El Tin. Dia bekerja untuk Presiden Mesir.
"Maafkan aku, Akkshaf. Ada apa kau menemuiku?"
"Sepertinya kau harus meminta cuti, pikiranmu seolah-olah tidak fokus pada pekerjaan." Akkshaf mendengkus kemudian menaruh kertas-kertas bersusun ke meja Ralandra."Dokumen ini untuk menyampaikan ke warga Kota Kairo yang tinggal di beberapa distrik kecil bahwa mereka harus segera pindah dari sana. Pemerintah harus membongkar tempat itu."
Kening Ralandra mengernyit mendengar kata-kata Akkshaf. Distrik kecil di kota Kairo cukup banyak, juga dipenuhi orang-orang tidak ramah. "Distrik-distrik kecil? Lalu bagaimana jika ada yang protes tentang di mana mereka akan tinggal?"
"Para warga di sana akan dipindahkan ke rumah susun yang sebentar lagi akan selesai pembangunannya."
"Apa itu akan mencakup semua warga? Kau tahu, warga yang tinggal di distrik kecil di kota Kairo itu banyak."
"Itu akan diselesaikan nanti. Selesaikan dulu urusan satu ini. Dan jangan banyak bertanya lagi. Waktumu bekerja dua hari nanti. Aku harus pergi, masih ada pekerjaan lain belum kuselesaikan."
Akkshaf pergi setelah memberitahukan tugas jubir untuk Ralandra. Namun, Ralandra sedang menatap dokumen kertas-kertas di berikan Akkshaf merasa sukar dan tak yakin menyelesaikan perintah diberikan, lebih tak yakin lagi ia mempunyai firasat buruk dalam perintah ini.
"Sialan!"
Di saat Ralandra merasa frustasi dan terbebani pekerjaan, sesosok pria sudah lama ia sukai berjalan bersama seorang perempuan berkacamata tebal sedang berbicara sesuatu, tentu itu membuat ia ingin mendengar apa yang mereka bicarakan di sana.
Mata Ralandra secara naluriah mengarah ke jam waker di meja kerjanya, waktu menunjukkan makan siang untuk para pegawai kerja. Senyum tipis bertengger di bibir Ralandra dan pelan ia bergumam, "Keberuntunganku datang juga."
Ralandra segera mendorong mundur kursi kerja, dan keluar dari bilik meja. "Hai!" Ralandra menyapa riang. "Nedved, ayo makan siang bersama."
"Oh Ral. Pekerjaanku masih belum selesai, Ral. Maaf."
"Tidak, ini waktunya semua pegawai makan siang! Pekerjaan bisa dilanjut, soal makan tidak ada waktunya. Apa kau tidak memikirkan kesehatan tubuhmu? Lambungmu bisa asam kalau belum makan siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise of Outstanding | Novella #5
RomanceNSFW - [D21+] N O V E L L A The Promise of Outstanding © 2021, Ennvelys Dover, All Rights Reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover ...................................................................................................... T...