Perasaan marah yang sama. Ruang yang sama. Pemandangan barang-barang berhamburan yang sama. Ed terbangun tiba-tiba di sana. Memori penyakitkan dan menyesakkan mendatanginya, seakan-akan meminta jangan melupakan masa lalumu. Ed mengepalkan tangan dan memejamkan mata kuat-kuat, menyuruh kepada dirinya bangun dan jangan kembali mengingat memori menyakitkan itu.
'Sial. Pergi dari sini. Ayolah aku mohon bangun. Bangun. Kau tubuhku, jiwaku. Kau sudah melupakan hari terkutuk itu. Kau sudah punya keluarga baru, bukan keluarga Hatler terkutuk.'
Namun tubuh dan jiwa Ed tak bisa melakukan kerja sama untuk pergi dari mimpi terkutuk itu. Ketika mencoba membuka mata, ia ternyata tidak berada di ruangan tengah dan saat memutar kaki ia menyadari ia hanya meninggalkan ruang tengah dan berdiri di balkon sepi. Ia tahu selanjutnya yang harus ia lakukan. Hanya perlu berjalan beberapa langkah lalu menatap ke bawah dan dunia akan menunjukkan bahwa dunianya—keluarga Hatler hancur berantakkan.
Sekuat tenaga namun terasa lemah, Ed melangkah dan melakukan seperti ia pernah lakukan.
Tersisa menatap ke bawah dari balkon, Ed tiba-tiba menggeleng dan mundur dua langkah.
'Aku tidak bisa melakukannya. Dunia ini sudah lama mati.'
"Nedved?"
Seluruh badan Ed menegang mendengar suara yang akrab dikenal telinganya. Kedua tanganya mengepal kuat-kuat dan menahan dirinya untuk tidak menoleh.
"Nedved?"
"..... Setiap hari tidak semuanya akan baik-baik saja ....."
"..... Seharusnya kau tidak di sini, seharusnya kau tidak mengenal anak-anak panti asuhan di sini, Nedved—kau memiliki tanggungjawab semua ini ....."
Kata tanggungjawab menarik perhatian Ed. Pelan, Ed memberanikan diri memutar kepala. Membuka mata dan menatap seorang suster biarawati junior panti asuhan, yang akrab dengan anak-anak panti asuhan dan salah satunya ia.
Ed mengernyit bingung dan kembali memutar kepala ke depan. 'Lalu siapa di bawah sana?'
"Dalam kepalamu pasti muncul pertanyaan siapa yang di bawah sana? Ibumu? Benar Nedved, pikiran beberapa saat lalumu tidak salah. Mayat di bawah sana adalah Ibumu yang memutuskan bunuh diri."
".... Sudah aku katakan Ed, semua ini adalah tanggungjawabmu ....."
"Tanggungjawab? Apa tanggungjawabku terhadap semua anak panti asuhan—Suster dan orang-orang bermasker—"
"Jam malam para anak seharusnya tidur, tapi kau dan dua temanmu—Phalkeir dan Hartzazel—kalian merusak kerja sama panti asuhan telah rencanakan—rasa penasaran kalian bertiga! Seharusnya kalian tidak masuk ke tempat bukan tempat kalian masuk. Berikutnya adalah aku pergi dari dunia ini."
Kakinya maju selangkah, Ed menatap cemas kepada suster muda panti asuhan. "Tidak. Tidak. Tidak. Jangan lakukan itu Suster."
"Kau dan dua orang temanmu seharusnya tidak melihat orang-orang panti asuhan lakukan kepada para anak itu."
Ed terdiam dan suatu tempat dari ingatan lain Ed lupakan menyeret dirinya secara paksa mengingat memori mengerikan—darah dan teriakan anak-anak panti asuhan mati satu persatu—mereka semua adalah sebuah subyek eksperimen. Mereka disuntik paksa oleh orang-orang memakai masker di suatu ruang minim cahaya dan suster biarawati membantu para orang memakai masker. Sayup-sayup hari itu ia mendengar cairan dalam suntik adalah antibiotik Trovan¹ untuk penyintas terkena wabah pandemi meningitis—dua perusahaan farmasi besar di AS dan Uni Eropa adalah sponsor obat tersebut.
Melalui lemari besi, Ed dan dua temannya, mengintip di balik celah lemari dan melihat reaksi tubuh para anak panti asuhan yang telah disuntik. Ada yang mengalami kejang-kejang seraya mengeluarkan busa dari mulut, ada yang kesusahan bernapas, ada yang memberontak tanpa mengeluarkan suara, ada yang berbatuk-batuk darah lalu kemudian matanya keluar dari tempat dan terakhir adalah mata tertutup tanpa bergerak sama sekali—semua anak-anak itu mati setelah berhenti mengalami reaksi yang aneh dari cairan dalam suntik.
![](https://img.wattpad.com/cover/248005789-288-k846730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise of Outstanding | Novella #5
RomanceNSFW - [D21+] N O V E L L A The Promise of Outstanding © 2021, Ennvelys Dover, All Rights Reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover ...................................................................................................... T...