13

28 2 0
                                    

Jashen Scotter berjalan bersama Hagyum menuju meja barista setelah mendorong pintu satu gerai Starbucks di suatu tempat, di kota Martruh. Mereka berdua tampak senang dan terlihat seperti anak dan ayah sedang menikmati hari liburan akhir pekan setelah lama tidak mempunyai waktu bersama berkualitas.

Sekitar satu jam berkeliling ke toko-toko serba di kota Matruh tempat sebagai tujuan utama Jashen adalah membeli buku kamus bahasa Mesir versi revisi ke empat puluh empat dan pria itu membeli satu buku lain itu adalah buku ideologi orang-orang Mesir peradaban abad pertengahan, dan Hagyum membeli sepatu akan dipakai gadis itu pada tahun ajaran baru di sekolah gadis itu tempuh. Hagyum mengatakan bahwa sepatu selalu dia gunakan sudah rusak dibeberapa sudut bagian dan kadangkala itu mengganggu disaat mengikuti mata pelajaran olahraga.

Di toko sepatu Jashen menawarkan kepada Hagyum agar gadis itu membeli sepatu mempunyai kualitas sangat bagus, Jashen tentunya yang membayar itu tapi Hagyum dengan kepala kecil ternyata menyimpan pendirian sekokoh batu. Namun berdebatan agak panjang yang lebih banyak bujukan Jashen menghasilkan keputusan bahwa Hagyum memutuskan menerima tawaran Jashen berikan.

Akan tetapi di toko sepatu yang menarik perhatian dan tak bisa dilupakan Jashen ketika ia dan perempuan lulusan kedokteran—Asia Fleming tentu saja di luar dari yang ia pikirkan adalah seorang kadang menyukai diam dan tak menyukai terlibat masalah, bahwa hari ini ia melihat menakutkannya kemarahan Asia Fleming yang berani mendekat kepada pasangan sedang melihat-lihat sepatu wanita tetapi sesekali pasangan itu berciuman tanpa peduli orang-orang di sekitar yang terkadang melihat dan terkadang tak peduli.

“Ini tempat umum!” bentak Asia terlihat kesal.

“Apa masalahmu, Nona?” kata seorang perempuan itu, yang berkulit cokelat barat dan berambut merah muda oranye seperti ikan salmon. Jashen melihat rahang kesal di wajah Asia semakin terpahat.

“Apa kalian tidak bisa berciuman di hotel saja atau tempat lain yang terpenting tidak di depan umum?!”

Perempuan itu perlahan menatap datar dan maju dan sedikit memiringkan kepala, tampak akan mencemooh Asia Fleming, “Astaga, di toko ini tidak menempelkan poster melarang berciuman! Apa kau tak suka melihat pasangan berciuman atau semacamnya?”

“Ya aku tidak menyukai perlakuan buruk yang kalian lakukan. Kalian tahu kalian seperti pasangan bintang film menjijikan. Pikirkan orang lain—anak-anak—toko ini juga menyediakan sepatu anak-anak dan kau pikir pengaruh macam apa yang akan terjadi kepada anak jika melihat kalian berciuman. Beritahu padaku! Beritahu orang dewasa bodoh macam apa kalian ini?!”

“Pelacur sialan! Jangan mengatakan aku bodoh!”

Jashen mengerjap, lalu menyadari kepalan tangan Asia Fleming di bawah terlihat kuat. Batas kejengkelan Asia akan meledak dan membayangkannya saja itu menakutkan. Jashen maju mendekat tapi seorang pramuniaga laki-laki datang cepat dan mendekati tempat Asia berdebat. Pramuniaga dengan mudah memisahkan mereka dan Asia meraut sangat kesal kembali ke tempat tadi berdiri di sebelah Jashen.

Hagyum kembali sambil tersenyum. Gadis kecil itu sudah mendapatkan sepatu yang dia inginkan. "Aku sudah mendapatkannya!" teriak Hagyum ceria.

Hagyum mengikuti Jashen menuju meja kasir setelah Hagyum mendapatkan sepatu.

"Kita akan pergi ke mana setelah ini?" tanya Hagyum menatap Jashen kemudian Asia yang membalas hanya tersenyum singkat. Mereka sudah keluar dari toko sepatu. "Sia dan Paman, ada apa dengan wajah yang tampak murung kalian? Aku berbuat buruk hari ini?"

Jashen mengembuskan napas pelan dan bergeleng. "Tidak. Kau hari ini adalah seorang anak penurut bukan anak nakal sedang berbuat kegiatan buruk." Jashen mengatakan dengan senyuman lembut yang terukir, dan meneruskan, "Bagaimana kalau kita membeli minuman dingin atau semacamnya?"

The Promise of Outstanding | Novella #5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang