7

33 2 0
                                    

Udaranya terasa dingin dan kurang nyaman untuk orang yang terbiasa di udara bersuhu panas rata-rata batas normal. Tapi, ada satu perasaan membuat kenyamanan dapat utuh, adalah tempat tidur serta aroma wangi harum. Hanya itu kesan pertama ketika mata seorang perempuan itu terbuka.

Asia mengucek mata untuk memastikan bahwa yang ia lihat saat ini sekadar mimpi. Namun, semakin ia mengucek mata rasanya sakit. Ia menyimpulkan kini ia berada satu tempat tidur dengan seorang manusia dalam dunia nyata yang benar-benar nyata.

“Dasar serigala!” Asia berseru sambil mendorong lengan seseorang di sebelah yang tidur satu ranjang bersama dirinya untuk menjauh.

“Apa-apaan kata-katamu itu? Dan telingaku akan berdarah mendengar suaramu berteriak dalam jarak dekat dari telingaku.”

“Hei Doktor Jashen Scooter apakah dirimu tidak ingin hidup lagi?! Aku akan membunuh!”

“Kau sangat berisik.” Jashen Scotter menutup setengah wajah dengan salah telapak tangan, suara dia serak dan pelan tetapi terdengar santai ketika masuk dalam telinga Asia.

“Apa yang terjadi semalam kepada kita? Dan apa-apaan suhu dingin sekali ini?” Asia bertanya kepada Jashen yang terlihat sedang mengumpulkan kesadaran total. “Aku punya riwayat kesehatan hiportemia.”

Punggung Jashen berputar membelakangi Asia setelah berkata dengan nada suara tidak bersemangat, “Kau tidak mengatakannya padaku dan itu mungkin menjawab masalah perebutan remote suhu pendingin ruangan yang kita lakukan. Dan lihatlah badanmu.”

“Maaf?”

“Baju semalam kau pakai apa tidak membungkus tubuhmu?”

Asia masih bingung terhadap pertanyaan dalam kata-kata Jashen. Akan tetapi ia tetap memberikan jawaban dari kata-kata Jashen. “Tentu saja bajuku yang semalam masih membungkus tubuhku. Apa masalahnya?”

“Artinya tidak ada masalah sejak semalam.”

“Aku masih tidak mengerti!”

“Apa otakmu dalam masalah saat ini mendengar setiap kata-kataku?”

“Otakku masih berfungsi sangat baik. Kau sedang mengejekku atau apa?”

“Jangan mengajukan lagi pertanyaan. Semalam tenagaku habis karena dirimu dan aku masih butuh tidur.”

Mulut Asia sedikit menganga mendengar setiap kata-kata Jashen. “Doktor, jelaskan apa yang terjadi di antara kita berdua semalam!”

“Aku akan jelaskan setelah aku mendapatkan tidur yang baik.”

“Sungguh kau masih mau tidur? Mungkin saja saat ini sudah siang.”

“Aku tahu. Tolong, jangan berkata apapun saat ini. Aku butuh tidur, setidaknya duapuluh lima menit saja. Punggungku juga masih sakit dan kepala terasa berat.”

“Kepalamu sakit?”

Asia mendengar empusan napas kasar dikeluarkan Jashen melalui mulut dan menuruti arah telunjuk pria itu menunjuk ke kaleng-kaleng di lantai dan beberapa bungkusan plastik kudapan berantakan seperti ditempat pembuangan sampah.

“Semalam kita melakukan pesta?” tanya Asia asal.

“Begitulah.”

“Kau tidak membohongiku?” Asia kembali bertanya dengan nada suara lebih serak. Salah satu tangannya meremas seperai tempat tidur. “Maksudku kau tidak menyentuhku … atau sebaliknya aku melakukan sesuatu padamu seperti merayumu?”

“Aku tidak berbohong. Hmmm … salah satu kata kau ucapkan harus aku akui itu benar terjadi.”

Mata Asia membelalak cemas mendengar jawaban Jashen namun ia masih tidak mengerti kata bagian mana dimaksudkan Jashen bahwa benar terjadi.

The Promise of Outstanding | Novella #5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang