#Series SMA Victory 3
Kisah ini diawali dengan Aluna dan tiga rekan detektifnya yang menjelajah waktu melalui buku harian sahabatnya.
Detektif TKP : Tiger, Kaesar, dan Pasha adalah geng motor yang membentuk komunitas penyelidik kasus tindak pidana y...
Aluna tersenyum tipis lalu meraih tangan Kaesar dan menggenggamnya. "Kata siapa?"
"Lo tadi bilang..."
"Gak bisa. Gak bisa buat nolak!" sambung gadis itu membuat Kaesar segera memasangkan cincin pada jari manis Aluna.
Ia mendekap Aluna dengan erat. "Makasih, Lun. Makasih buat semuanya." bisik Kaesar mengusap punggung gadis itu dengan tulus.
Aluna melerai pelukannya lalu menangkup wajah Kaesar dengan tangan kecilnya. "Gue boleh minta sesuatu?"
"Apa?"
"Gue mau liat buku Nadir yang asli. Boleh kan?" pinta Aluna yang dibalas anggukan oleh lelaki itu.
Kaesar mengambil tas detektif TKP lalu mengeluarkan buku harian Nadira yang asli. Ia memberikan pada Aluna dan diterima dengan cepat.
Di luar dugaan, setelah Aluna menerima buku harian Nadira, gadis itu segera berlari menjauh. Kaesar, Pasha dan Tiger ingin mengejarnya. Namun, Aluna memberi isyarat untuk tidak mendekat.
Aluna mengeluarkan korek apinya lalu membakar buku itu yang disaksikan oleh puluhan pasang mata di dalam Cafe Arine.
"LO APA-APAAN SIH, LUN? KENAPA LO BAKAR?" teriak Tiger yang tidak setuju dengan tindakan Aluna.
"Pertanyaan bagus! Kenapa gue bakar? Karena gue gak mau balik ke masa depan seperti yang kalian mau!" balas Aluna.
Kaesar menatap bara api yang perlahan memakan buku harian Nadira. Menahan Aluna pun percuma, buku itu telah habis terbakar.
"Kenapa lo lakuin ini semua?" tanya Pasha menahan amarahnya.
"JAWAB!! KENAPA LO LAKUIN INI SEMUA? LO MAU HIDUP DI MASA LALU SELAMANYA, HAH?!" ulang Pasha tak segan-segan membentak Aluna dengan suara keras.
Aluna menjatuhkan buku harian Nadira yang sudah hangus dan hancur ke dalam tempat sampah di sampingnya. Aluna menggosokkan tangannya dengan angkuh.
"Betul. Gue mau di sini selamanya. Gue mau ubah takdir Papa dan Nadir. Gue bakal cegah kematian mereka!!" jawab Aluna membuat tiga lelaki itu terdiam.