¤ Sebelum baca, jangan lupa Follow dan Vote yah!
¤ Komen juga disetiap paragraf biar lucu!!
***
18. TULISAN TERAKHIR
***
"Lun? Kenapa diem aja?"
"Em...." Aluna seketika panik lalu menoleh ke belakang pada Tiger dan Kaesar yang masih sibuk.
Pasha yang bingung pun sedikit menunduk untuk menatap Aluna. "Ada apa?"
"Enggak. Enggak apa-apa." jawab Aluna langsung berjalan lebih dulu menuju dapur dan disusul oleh Pasha.
Sesampainya di gudang, tidak ada yang terjadi. Mungkin memang hanya firasat Aluna saja yang terlalu buruk terhadap lelaki itu. Hingga mereka meninggalkan dapur dan membawa bahan makanan pun, tidak ada yang mencurigakan dari Pasha.
Saat sudah kembali di pinggir kolam renang yang akan menjadi tempat pesta nanti malam, Aluna mendudukkan dirinya agar sedikit tenang dan melupakan mimpi itu.
"Lo pucat banget, Lun. Lo gak mau istirahat dulu?" celetuk Pasha yang berhasil membuyarkan lamunannya.
Aluna mendongak lalu membalas tatapan Pasha dengan takut. "N-nanti aja."
Dan akhirnya Kaesar pun datang menghampiri. Kaesar berjongkok di hadapan Aluna yang duduk. Lelaki itu juga menyadari wajah pucat Aluna.
"Lo kenapa?"
Seketika Aluna langsung meneguk salivanya susah payah. "Gak apa-apa."
Kaesar mendengus pelan. Ia yakin kalau Aluna pasti menyembunyikan sesuatu. Namun sepertinya, bukan saatnya untuk memaksa. Kaesar mengkhawatirkan penyakit Aluna.
"Ayo gue anter lo ke kamar tamu! Biar lo bisa istirahat di sana!" ajak Kaesar sambil meraih tangan Aluna.
*****
Pesta di rumah Kaesar pun dimulai. Satu persatu murid berdatangan dengan membawa pasangannya. Kaesar sendiri sudah sibuk menyambut teman-temannya, sementara Pasha pergi menjemput Nadira dan juga Tiger menjemput Paula.
Sedangkan Aluna hanya bisa menatap Kaesar dari kejauhan. Jujur saja Aluna sangat ingin mempublikasikan hubungannya agar siswi-siswi centil tidak lagi mendekati Kaesar.
Aluna takut membuat masalah di masa lalu sampai berdampak di masa depan. Lagipula, hari ini hari terakhir Aluna bisa melihat semua temannya. Karena besok adalah hari ulangtahun Nadira yang merupakan tulisan terakhir dari buku harian Nadira yang telah dibakar.
Aluna tersenyum tipis saat Raisya baru saja tiba dan mengajak Kaesar berdansa. Bohong kalau ia tak cemburu. Perasaannya amat sesak menyaksikan kedua orang itu.
"Raisya. Lo menang dari siswi lain yang suka sama Kaesar, tapi lo kalah dengan orang yang sudah dia lamar!" gumam Aluna mengusap cincin di jari manisnya.
Sampai sekarang, Aluna masih menganggap perjalanan ke masa lalu ini hanya sebuah mimpi. Mimpi yang ingin membantu menyelamatkan sahabatnya.
"Semoga kita bisa membawa Nadir ke masa depan. Amin." tutur Aluna dengan kedua telapak tangan menyatu seraya berdoa.
Aluna membuka matanya dan ternyata sudah ada Rey di hadapannya yang mengulurkan tangan. Lelaki itu mengajaknya berdansa.
"Daripada sendiri aja 'kan, Lun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTIVE AND TIME BOOK (Terbit)
Random#Series SMA Victory 3 Kisah ini diawali dengan Aluna dan tiga rekan detektifnya yang menjelajah waktu melalui buku harian sahabatnya. Detektif TKP : Tiger, Kaesar, dan Pasha adalah geng motor yang membentuk komunitas penyelidik kasus tindak pidana y...