"Dia adalah Sang bintang yang selalu mengulurkan tangannya untuk membantu langit malam ketika cahayanya redup. Dia baik, dan aku semakin terkurung pada rasa yang tak kunjung hilang..."
°❀⋆.ೃ࿔*:・˚ 🐻❄️ྀིྀི⋅࿔*:・˚.ೃ࿔ ࣪ ִֶָ☾.
"DENGAN SKOR 60-56, PERTANDINGAN BASKET INI DIMENANGKAN OLEH SMA RENVARICA!!"
Taseefa dan Seren sontak berseru heboh, sama seperti murid-murid lainnya. Aku bergeming, melihat Elle yang sedang menunduk lesu. Para pemain SMA Renvarica dan SMA Lazuardi saling berjabat tangan dan berpelukkan, dalam pertandingan persahabatan hari ini.
Ketika aku melihat Elle yang sedang keluar dari lapangan bersama beberapa teman-temannya, aku langsung berdiri. Dengan cepat aku keluar dari barisan kursi dan langsung berlari menyusul Elle, tanpa menghiraukan panggilan dari Taseefa dan Seren.
Aku berdecak ketika kehilangan jejak Elle. Berjalan mengitari stand makanan dan minuman, tidak juga membuatku menemukan keberadaan Elle. Dia kemana, ya? Aku celingukkan, tidak berhenti mencari.
Apa Elle ke toilet untuk ganti baju, ya? Tapi masa iya aku juga harus mencarinya di toilet laki-laki. Aku menggeleng cepat, itu tidak sopan!
Aku berbalik badan dan berjalan menuju koridor. Dan tepat saat itulah aku melihat Elle sedang bersama Gallan-ketua kelasku, di ujung koridor kelas.
Melihat mereka yang hendak menuju tangga utama ke lantai dua, membuatku harus mengurungkan niat untuk lanjut melangkah. Aku langsung memutar arah menuju tangga yang lain untuk ke lantai dua. Berlari dan menaikki tangga tersebut, akhirnya aku sampai di kelas ku.
Dengan terburu-buru aku langsung mengambil buku tulis ku, merobek tengahnya, lalu menuliskan beberapa kalimat di sana. Setelah itu aku melipat kertas tersebut sampai membentuk pesawat terbang.
Sesudah membuat pesawat kertas, aku langsung keluar dari kelas, hendak mencari sosok Elle. Namun aku mengernyit ketika melihat Gallan yang baru saja datang dan masuk ke dalam kelas.
Kemana Elle? Bukankah seharusnya Elle ada bersama Gallan? Aku berjalan ke arah kiri koridor. Tidak berhenti menggerutu, karena aku merasa sebal ketika Elle hilang lagi.
Aku berhenti berjalan dan menghela napas. Menatap nanar pesawat terbang yang perlahan ku masukkan ke dalam kantung rok sekolah ku.
Gagal, deh, rencana untuk memberikan Elle pesawat terbang ini. Aku menunduk sedih.
"Kenapa nyariin gue?"
Aku langsung mendongak sambil melotot lebar ketika mendengar suara di belakangku. Berbalik badan, aku justru bertambah shock ketika melihat Elle sudah berdiri di depanku. Cowok itu sudah berganti pakaian dengan kaus hitam polos dan celana sekolah abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAR RASA | END ✓ |
Teen FictionKisah ini menceritakan pertemuan Naray ńa Ascella dengan sosok laki-laki penolong. Kata Rayna, dia seperti malaikat. Selalu menjadi rumah, disaat dunia Rayna redup dan tidak memiliki seorang pun untuk pulang. Tanpa lelah, sosok itu terus menuntun Ra...