ꜰᴇꜱᴛɪᴠᴀʟ

244 242 18
                                    

"Senyumnya adalah suatu hal yang paling ku sukai. Sebab selalu berhasil merekahkan hati yang sempat layu..."

°❀⋆.ೃ࿔*:・˚ 🐻‍❄️ྀིྀི⋅࿔*:・˚.ೃ࿔ ࣪ ִֶָ☾.

Aku mengamati beberapa anggota OSIS yang sedang sibuk berlalu-lalang mengambil kursi, meja, serta perlengakapan lainnya untuk acara yang akan segera terlaksana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengamati beberapa anggota OSIS yang sedang sibuk berlalu-lalang mengambil kursi, meja, serta perlengakapan lainnya untuk acara yang akan segera terlaksana.

Hari ini SMA Renvarica tengah mengadakan festival, dalam rangka memperingati hari ulang tahun sekolah ini. Festival yang diselenggarakan berupa pertandingan basket dengan sekolah lain yang akan diadakan selama tiga hari berturut-turut dengan lawan sekolah yang berbeda-beda.

Lawan pertama SMA Renvarica hari ini adalah SMA Lazuardi.

Menoleh ke sekitar, aku dapat melihat banyak sekali berbagai stand makanan dan minuman yang tengah di jual oleh panitia OSIS. Banyak sekali murid-murid yang sudah tidak sabar menanti stand makanan dan minuman ini dibuka, karena sekarang belum saatnya sebab sekolah lawan belum kunjung datang.

"Ingetin gue untuk incer anak cowok Lazuardi." Seren berkata sambil mulai menggandeng tanganku dan Taseefa.

"Padahal kamu udah ada Yoga." Aku menceletuk.

Taseefa tertawa. "Tau! Yoga mau dikemanain?"

"Apa, sih? Gue gak suka sama dia! Yoga nya aja udah kayak banteng ngejar-ngejar gue terus!" Seren menyahut emosi.

"Tapi yang tulus itu gak boleh di sia-siaiin."

Seren bergidik. "Tulus apaan?! Dia tuh playboy kenebo kering yang suka nempel sama cewek-cewek tau, gak?"

"Siapa tahu nanti Yoga gak gitu lagi kalau kamu terima dia," ujar Taseefa.

"GAK! GAK MAUU! GUE GAK SUKA DIA!!" Wajah Seren memerah. Dia buru-buru melepaskan gandengannya, kemudian berbalik dan langsung pergi.

Aku dan Taseefa tergelak melihat langkah Seren yang begitu terburu-buru. "Hidung kamu panjang kalau kamu bohong, Seren!" Aku berseru.

"Ray, Ray, itu bus SMA Lazuardi udah datang." Perkataan Taseefa membuat mataku beralih pada kumpulan murid-murid yang begitu antusias.

Taseefa dengan cepat menarik tanganku ke arah gerbang sekolah. Aku dapat melihat murid-murid yang sangat bersemangat saat bus anggota basket SMA Lazuardi tengah melewati gerbang sekolah SMA Renvarica. Setelah bus itu terparkir rapih dengan arahan beberapa anggota OSIS, barulah para pemain basket itu turun satu persatu dari bus.

ALTAR RASA | END ✓ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang