ᴛᴇᴍᴘᴀᴛ ᴘᴜʟᴀɴɢ

178 148 5
                                    

"Teruntuk senja yang ku harap abadi. Semoga kamu tidak menghilang terlebih dulu sebelum mewujudkan seruntut kisah bersamaku..."

°❀⋆.ೃ࿔*:・˚ 🐻‍❄️ྀིྀི⋅࿔*:・˚.ೃ࿔ ࣪ ִֶָ☾.

Langit sore telah menghantarkan kedatangan senja yang menenggelamkan matahari di ufuk barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit sore telah menghantarkan kedatangan senja yang menenggelamkan matahari di ufuk barat. Kemudian pergantian rotasi bumi menjadi malam hari, turut mengiring jiwa-jiwa yang lelah untuk terlelap. Di sepanjang garis pantai, terdapat beberapa pohon kelapa yang menjulai tinggi. Batangnya kukuh, dan dapat menjadi tempat untuk bersandar. Tidak ada ingar-bingar yang gaduh. Hanya terdapat bintang-gemintang pada hamparan awang-awang, sebagai juru damai suasana malam yang cukup sunyi.

Sejak kecil, Elle telah hidup dalam dunia seni. Berbagai terampil seni telah Elle kuasai saat umurnya mencapai sepuluh tahun. Elle suka musik. Ia mahir dalam bermain gitar dan piano. Dan Elle juga pandai melukis. Kamarnya adalah satu-satunya tempat penampungan kanvas yang berisi goresan keluh kesah. Sebab menurut Elle, dengan melukis ia dapat mencurahkan berbagai perasaan emosional yang dituang dalam warna dan objek lain.

Dan menurut Elle, melukis itu seperti mengerjakan puzzle. Ia berusaha memecahkan suatu masalah seperti, "bagaimana caranya berinteraksi dengan bentuk seperti ini?" Dan ini juga dapat menjadi filosofi, bahwa segala sesuatu yang menjadi pilihan, dapat memengaruhi tujuan hidup. Yaitu pilihan yang berdasarkan kata hati.

Elle kemudian kembali menatap kanvas yang telah di sanggah spanram. Jarinya menggenggam erat kuas lukis dengan pandangan tidak beralih pada satu objek yang tengah berdiri di tengah-tengah kesunyian deburan ombak.

Rayna.

Gadis itu tengah berlutut di pesisir pantai. Tangannya terangkat, seolah berangan-angan dapat memetik bintang. Senyumnya menghiasi wajah, dan tampak cantik meski beberapa helai rambutnya beterbangan kesiur angin.

Elle ikut tersenyum. Tangannya mengambil tiga buah kuas dengan ukuran yang bervariasi. Kemudian dengan lihai, Elle mulai melukis sesuatu. Sesuatu yang teramat menarik mata dan hatinya.

Elle akui, bahwa ia selalu kagum pada keindahan wajah gadis yang terbentang di sana. Sambil melukis si gadis, Elle jadi tahu bagaimana perasaannya tumbuh indah sejak umurnya masih belia. Bahwa tanpa Rayna ketahui, sejak dulu Elle selalu memperhatikan setiap langkahnya yang senantiasa murung. Hingga Elle berhasil mengulurkan tangan sebagai bentuk perkenalan mereka yang pertama.

"Nama anak itu siapa?"

Elle kecil bertanya pada salah satu temannya. Di sepanjang koridor, pandangan Elle tidak sekalipun beralih pada anak perempuan yang terlihat menyendiri di bangku taman.

"Oh, itu namanya Rayna. Dia tuh sering banget dijahatin sama teman-teman sekelasnya."

Wajah lugu Elle terlihat bingung. "Kenapa bisa dijahatin? Emangnya dia salah apa?"

ALTAR RASA | END ✓ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang