Pagi harinya, Rose akhirnya bangun dari tidurnya. Dia meringis ketika merasakan pusing dikepalanya. Sepertinya tadi malam dia memang sudah benar benar mabuk.
Baru saja ingin berganjak turun dari kasur, dia dikagetkan dengan sosok Jane yang tidur disampingnya. Seketika ingatannya berputar atas apa yang terjadi tadi malam.
Dengan tangan terketar ketar Rose membangunkan Jane "Jane, bangun"
Tidak butuh waktu yang lama, Jane membuka matanya. Dahinya mengernyit. Sepertinya dia juga ikut merasa pusing.
"A-apa yang sudah kita lakukan?" Tanya Rose lirih.
Jane sontak menatap kearah Rose dan sedetik kemudian dia mula menyadari apa yang sudah terjadi "Rosie, maafin aku. Tadi malam aku mabuk dan aku tidak bisa mengawal diri aku" ujarnya merasa bersalah.
Rose hanya diam. Dia masih kaget atas apa yang sudah menimpa dirinya itu.
"Jebal Rosie. Mianhe" ujar Jane memelas.
Melihat Jane yang memang benar benar menyesal membuatkan Rose merasa tidak tega "Tidak apa apa. Lagian kita sama sama mabuk" ujarnya pada akhirnya.
Jane menunduk. Dia sudah berjanji untuk menjaga wanita itu namun dia malah bertindak keterlaluan "Jangan benci aku. Aku tidak mau kehilangan kamu lagi"
"Hey, tatap aku" Rose mengangkat wajah Jane. Dia melotot ketika menyadari kalau mata Jane berkaca kaca bahkan pipi cowok itu sudah menggembung lucu seperti anak kecil yang baru saja dimarahin oleh orang tuanya "Don't cry"
"Aku merasa bersalah Rosie" lirih Jane.
Rose menangkup kedua pipi Jane "Aku tidak marah kok. Tapi, kamu akan bertanggungjawab bukan?"
"Pasti! Aku pasti akan bertanggungjawab! Kita akan segera menikah" sahut Jane tanpa ragu.
Rose tersenyum "Jadi aku mohon sama kamu, tolong menjauh dari Naya. Aku cemburu" jujurnya.
Jane ikut tersenyum "Kontrak aku sama dia sudah berakhir jadi dia tidak akan kesini lagi"
*
"Apa rencana baru lo?" Tanya Jisoo ketika Jane berada dimeja makan.
"Gue harus mencari bukti duluan tapi itu sulit" keluh Jane "Apa Hyung fikir buktinya ada dimansion Jeffri?"
"Coba tanya sama Rose. Dia pasti tahu bukan?" Usul Jisoo.
"Tidak. Gue tidak mau membawa Rose kedalam urusan kita. Si Jeffri itu psycho, gue tidak mau dia menyakiti Rose"
"Tapi pasti Rose tahu berkas berkas penting Jeffri bukan?"
"Gue sendiri yang akan masuk kemansion Jeffri untuk mencari bukti"
"Jangan gila Jane! Mansion Jeffri dijaga dengan ketat! Bahaya kalau kamu langsung masuk!"
Jane mengusap wajahnya dengan kasar "Terus gue harus gimana Hyung?"
"Gue sudah membayar orang orang kita untuk memata matai Jeffri. Untuk sementara waktu kita hanya bisa memantau dia dari jauh. Kita harus menyusun rencana sebelum melakukan penyerangan" jelas Jisoo
"Arreosso" pasrah Jane.
"Ngomong ngomong, kenapa lo tidak keperusahan?"
"Rosie mau belanja jadi gue akan menemani dia"
"Kapan kalian akan menikah? Jangan fikir gue tidak tahu apa yang sudah terjadi sama kalian ya"
Jane mendengus "Hyung kepo saja deh" komentarnya.
"Biarin dong" sahut Jisoo menjulurkan lidahnya.
"Jane, ayo berangkat" Rose menghampiri mereka dengan membawa tasnya.
"Apa perlu gue ikut sama kalian?" Tanya Jisoo.
"Tidak. Gue hanya ingin berduaan sama Rose" sahut Jane "Ayo Rosie" dia langsung menggandeng tangan Rose menuju kemobil.
*
*"Ini apa?" Dahi Jane mengernyit menatap sesuatu yang dipegangnya itu.
"Astaga, ini tuh bawang. Masa kamu tidak kenal sama bawang?" Sahut Rose.
Jane tersenyum canggung "Aku hanya tahu makan saja si"
Rose menggeleng pelan "Walaupun penampilan kamu sudah berubah, kamu masih tetap polos seperti dulu ya"
"Kalau aku polos, kita tidak mungkin mabuk tadi malam bukan?" Sahut Jane menggoda.
Pipi Rose bersemu merah. Tanpa menatap Jane, dia langsung mendorong trolinya menuju ke rak bahan makanan yang lain. Jane dengan segera menyusulnya.
Langkah Rose terhenti. Dia menatap sosok yang juga berdiri didepannya itu.
"Rosie, wae?" Bingung Jane.
"Appa" lirih Rose.
Jane sontak menatap kearah pria yang ada didepan Rose. Ah, ternyata itu calon mertuanya.
"Siapa lagi cowok ini?! Pantesan saja Jeffri menceraikan kamu, ternyata kamu memang wanita penggoda!" Sambar Danny dengan marah.
"Appa, aku bukan wanita penggoda" ujar Rose berusaha menjelaskan.
"Alasan apa lagi kali ini!? Waktu itu kamu bersama cowok lain dan sekarang kamu bersama cowok lain!" Sentak Danny.
"Abeoji, maaf karena ikut campur. Tapi saya hanya perlu menjelaskan salah faham yang terjadi" timpal Jane.
"Kamu tidak perlu ikut campur!" Marah Danny.
Jane menghela nafasnya dengan kasar "Saya Jane, calon suami Rose dan cowok waktu itu yang Abeoji lihat bersama Rose itu adalah Jisoo, dia bodyguard aku yang diminta untuk menjaga Rose" jelasnya.
"Calon suami!?!" Kaget Danny. Dia menatap Rose dengan marah "Kalau ini pilihan kamu, silakan saja. Tapi kamu jangan pernah kembali kerumah karena saya tidak punya anak seperti kamu!"
"Appa. Jeffri itu jahat Appa. Tolong jangan percaya sama dia" lirih Rose dengan mata berkaca kaca.
"Saya lebih percaya sama dia berbanding kamu!" Sahut Danny ketus.
"Abeoji, saya akan membuktikan kalau Jeffri itu jahat! Dan kalau memang terbukti kalau Jeffri itu jahat, saya mau Abeoji memberikan restu untuk saya menjadi suami Rose" ujar Jane serius.
"Baiklah! Saya menunggu bukti dari kamu!" Tantang Danny. Setelah itu, dia berganjak pergi dari sana.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark✅
Fanfiction"Sekali lo masuk kesini, lo tidak akan pernah bisa untuk keluar! You are mine, forever mine!" Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌