Jane mengelus kepala Rose yang sudah tidur didalam pelukannya itu. Sekarang dia bisa bernafas lega setelah semua salah faham yang terjadi diantara dirinya dan juga Rose akhirnya selesai. Ah, andai saja dia mengetahui semuanya dari awal, pasti orang yang dia cintai itu tidak akan terluka. Jujur saja dia merasa bersalah namun semuanya sudah terjadi dan kini dia hanya perlu menjaga wanita yang dia cintai itu.
"Maafin aku" gumam Jane mengecup pipi Rose sebelum menyusul wanita itu kealam mimpi.
Pagi harinya, Rose bangun dengan suasana hati yang berbeda. Dia juga bahagia karena Jane sudah tahu semua yang terjadi bahkan Jane sudah kembali bersikap hangat. Akhirnya RJ nya yang dulu kembali.
"Jane, bangun. Sudah pagi" dielusnya pipi mandu Jane dengan gemes.
"Eungh" bukannya bangun, Jane malah memeluk Rose dengan semakin erat bahkan dia menenggelamkan mukanya diceruk leher Rose "I'm sleepy" rengeknya. .
Rose terkekeh. Hey, dimana Jane yang cuek dan dingin itu? Kenapa sekarang hanya ada Jane yang imut dan menggemaskan?
"Kamu harus bangun. Bukannya kemarin Jisoo Oppa bilang kalau kamu harus ke perusahan?"
Jane mengerjabkan matanya "Sekarang sudah jam berapa?"
Rose melihat jam dinakas "Setengah 8"
Jane bangkit dari rebahan "Good morning pretty"
"Morning too" sahut Rose.
"Gimana kalau hari ini kamu ikut aku ke perusahan? Kebetulan sekali aku ada meeting sama Jeffri"
"Kamu masih menggunakan aku untuk menghancurkan hidup Jeffri?" Tanya Rose sedih.
"No Rosie" sahut Jane dengan cepat. Dia menangkup kedua pipi Rose "Aku tidak akan menggunakan kamu lagi. Kamu milik aku dan aku hanya mau Jeffri tahu kalau kamu milik aku jadi dia tidak akan bisa mengganggu kamu lagi" jelasnya.
"Arreosso, aku mengerti. Aku akan ikut sama kamu"
Jane tersenyum "Kamu siap siap ya. Aku akan kembali ke kamar" dia bangkit dan berjalan keluar dari kamar itu.
Rose pula sudah berganjak memasuki kamar mandi untuk melakukan rutin hariannya.
*
*"Kita batalkan saja kerjasama perusahan kita" Ujar Jeffri tanpa basa basi.
"Silakan saja. Perusahan gue juga memang tidak butuh kerjasama dari orang yang seperti lo" sahut Jane santai.
Jeffri berdecak sinis. Dia menatap Rose yang duduk disamping Jane "Lo tidak perlu berpura pura kelihatan baik baik saja. Gue yakin lo menderita bukan?"
"Kata siapa?" Sahut Rose "Aku bahkan bahagia bersama Jane" lanjutnya.
Jane merangkul pinggang Rose "Lo jangan fikir kalau gue tidak tahu ancaman yang terjadi dimansion gue itu gara gara ulah lo"
"Ah, ternyata lo sudah tahu" sahut Jeffri santai "Luka dijidat Rose juga pasti gara gara ancaman gue bukan?" Smirknya.
"Urusan lo hanya sama gue. Mulai sekarang, lo jangan pernah mengganggu calon istri gue lagi!" Datar Jane.
"Calon istri? Lo yakin mau menikah sama dia? Apa lo tahu soal bekas luka dipunggung dia? Ck, dia sudah kotor" sinis Jeffri.
Brakkk
Jane menggebrak meja dengan emosi "Dia bukan wanita murahan! Jaga kata kata lo sebelum gue bikin lo tidak bisa berbicara!"
"Come on Jane. Masih banyak wanita diluar sana. Kenapa juga lo masih mau sama mantan gue? Gue bahkan sudah sering mencicipi dia"
"Sialan!" Jane berteriak marah. Dia bangkit dan menarik kerah baju Jeffri.
Brughhhh
Jeffri hanya diam ketika Jane memukulnya. Dia memang suka melihat Jane yang tersulut emosi.
"Jane, sudah!" Halang Rose.
"Apa hah!? Kamu mau membela dia?!!" Sentaknya. Sepertinya dia memang sudah tersulut emosi ketika membayangkan Rose bersama Jeffri.
"Aku hanya tidak mau kamu tersulut emosi Jane. Jangan kemakan sama omongan dia" bujuk Rose menarik Jane menjauh dari Jeffri.
Jeffri mengusap darah disudut bibirnya "Andai saja gue hamilin dia duluan sebelum gue memberikan dia untuk lo" smirknya.
"Cukup Jef!" Teriak Rose "Mendingan kamu pergi dari sini! Tolong jangan mengganggu aku sama Jane lagi!"
Jeffri bangkit dan menatap Jane dengan sinis "Ingat Jane, gue akan mendapatkan kembali semua yang menjadi milik lo" dia menjeda kata katanya dan mendekati Jane "Termasuklah Rose" lanjutnya berbisik sebelum berganjak pergi dari sana.
Tekadnya sudah bulat! Dia akan kembali mengambil Rose dari Jane agar Jane menderita.
"Sial!" Umpat Jane dengan nafas yang memburu.
Rose mengusap punggung Jane "Tenang Jane"
"Gimana aku bisa tenang kalau dia bilang dia akan mengambil kamu dari aku!?! Sudah cukup dulu dia mengambil kamu dari aku dan sekarang aku tidak akan membiarkannya lagi! Aku akan terus mempertahankan kamu walaupun nyawa aku yang menjadi taruhannya!"
"Iya, aku akan tetap bersama kamu. Apa kamu fikir aku bego mau kembali bersama dia? Aku hanya mau bersama kamu, disisi kamu"
Jane akhirnya luluh. Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar bagi menenangkan dirinya yang tersulut emosinya itu.
"Ayo kita ke restaurant. Kita butuh makan siang" ujar Jane.
"Terus pekerjaan kamu?"
"Bisa diuruskan sama sekertaris aku. Ayo" Jane langsung menggandeng Rose keluar dari ruangan kerjanya itu.
Mereka berlalu pergi kesebuah restaurant dengan dihantar oleh supir kepercayaan Jane. Jisoo tidak ikut bersama karena Jane ingin menghabiskan waktu berdua bersama Rose. Lagian Jisoo juga sibuk mencari bukti tentang kematian kedua orang tua Jane.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark✅
Fanfiction"Sekali lo masuk kesini, lo tidak akan pernah bisa untuk keluar! You are mine, forever mine!" Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌