Jisoo sudah didalam perjalanan untuk menuju kerumah sakit namun secara tiba tiba dia menerima panggilan dari Noah, pembantu kepercayaannya yang diminta untuk merentas CCTV dimansion Jeffri. Dia bahkan sudah mendapat bukti tentang kematian kedua orang tua Jane.
Akhirnya Jisoo memutuskan untuk kembali ke mansion dan menyerahkan rekaman CCTV itu kepada Jane.
"Jane" Jisoo berjalan menghampiri Jane yang berada diruangannya. Dahinya mengernyit ketika melihat sosok Naya disana "Ngapain lo disini?"
Naya bersmirk "Jane yang meminta gue kesini untuk menemani dia. Sudah gue katakan kalau dia hanya puas bersama gue"
Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Mendingan lo pergi sekarang. Gue ada keperluan sama Jane"
"Hyung, jangan ganggu gue" timpal Jane yang sudah memegang segelas wine ditangannya.
"Ini soal Jeffri"
"Gue tidak peduli lagi soal cowok itu! Dia mau mengambil Rose bukan? Silakan saja! Gue juga tidak butuh wanita itu!"
"Ini juga soal kematian orang tua lo"
Raut wajah Jane sontak berubah "Maksud Hyung?"
"Kita perlu bicara" ujar Jisoo serius.
"Naya, lo bisa pergi" usir Jane.
"Hey! Kita bahkan belum sempat minum bersama!" Protes Naya.
"Maaf, gue sudah tidak butuh lo menemani gue. Nanti gue transfer uangnya. Tolong pergi sekarang" datar Jane.
Naya mendengus dan menatap Jisoo dengan kesal. Gara gara cowok itu, dia gagal untuk menggoda Jane "Menyebalkan!" Gerutunya bergegas pergi dari sana.
"Jadi Hyung, apa buktinya?" Tanya Jane tanpa basa basi.
"Selama ini Noah sering memantau Jeffri dari jauh dan sekarang Noah sudah berjaya menyekap Hansol. Hansol akhirnya jujur kalau selama ini orang tua Jeffri yang membayarnya untuk sabotage pesawat yang dinaiki oleh kedua orang tua lo. Hansol juga punya rekaman suara Papa Jeffri yang memerintahkan dia untuk melakukan pekerjaan itu. Ternyata selama ini Jeffri tahu kalau semua itu ulang orang tuanya tapi dia seakan tidak peduli"
"Tapi kenapa Jeffri mau balas dendam sama gue? Bukannya dia tahu kalau orang tua dia yang membunuh orang tua gue duluan?" Tanya Jane bingung
"Itu gara gara sebelum orang tua Jeffri meninggal, mereka di terror. Jeffri fikir terror itu dari lo makanya dia ingin membalas dendam kepada lo" sahut Jisoo.
Tangan Jane terkepal emosi "Brengsek!" Umpatnya.
"Dan gue punya 1 rekaman CCTV yang lain" ujar Jisoo menunjukkan rekaman CCTV yang sudah dikirimkan oleh Noah. Ternyata itu adalah rekaman CCTV yang diambil dari dalam mansion Jeffri.
Dengan seriusnya Jane menatap rekaman itu. Nafasnya memburu ketika melihat Rose memasuki mansion Jeffri. Dengan jelas juga dia dapat mendengar semua omongan Rose dan Jeffri. Matanya memicing ketika melihat Jeffri yang mengacakkan rambut Rose.
"Sepertinya dia memang sengaja ingin membuatkan lo fikir macam macam" ujar Jisoo.
Jane mengusap wajahnya dengan kasar. Kenapa dia gampang tersulut emosi si? Arghh sial! Gara gara emosinya itu dia mengusir wanita yang dia cintai. Ck, brengsek!
"Sekarang dimana Rose?" Tanya Jane.
"Gara gara diusir sama lo, dia hampir ditabrak motor"
"Mwo!?"
"Sekarang dia sudah dirumah sakit"
"Kita kesana sekarang!"
*
Dengan nafas yang memburu Jane bersama Jisoo memasuki ruang inap Rose. Terlihatlah sosok Lisa yang setia menunggu Rose yang masih belum sadar itu.
"Rosie" gumam Jane mengelus kepala Rose.
"Jane" panggil Lisa.
"Wae?" Sahut Jane menatap Lisa.
Lisa menggigit bibir bawahnya. Dia kelihatan ragu "A-apa lo sama Rose pernah tidur bersama? Maksud gue, apa kalian sudah-" dia tidak melanjutkan kata katanya karena dia yakin Jane memahami artinya.
"Ah, waktu itu gue sama dia mabuk" sahut Jane.
"Rose hamil"
"Nde!?" Bukan hanya Jane, Jisoo juga tidak kalah kagetnya.
"H-hamil?" Ulang Jane.
Lisa mengangguk singkat "Tapi gara gara kejadian tadi, d-dia keguguran"
Deg
Nafas Jane tercekat "T-tidak mungkin" lirihnya.
"Lo yang sabar ya" ujar Jisoo mengelus pundak Jane.
Mata Jane bahkan sudah berkaca kaca "Semua ini salah gue. Kalau saja gue tidak mengusir dia, anak gue pasti akan selamat. G-gue sendiri yang membunuh anak gue. Gue sudah kejam sama wanita yang gue cintai. Gue jahat!" Racaunya.
:
Rose sudah sadar dan sedari tadi dia hanya melamun. Dia sudah tahu apa yang menimpanya dan itu membuatkan dirinya benar benar terpukul.
Jane, Lisa dan Jisoo setia menemaninya. Mereka terus mengajaknya berbicara namun dia memilih untuk tetap diam.
"Rosie" panggil Jane memegang tangan Rose.
Rose menatap Jane tanpa minat dan ianya cukup membuatkan hati Jane meringis sakit.
"Maafin aku. Kamu bisa marah sama aku. Kalau kamu mau pukul aku, silakan saja. Tapi aku mohon, tolong jangan seperti ini. Jangan mendiami aku. Keluarkan saja apa yang kamu pendam"
Isakan Rose mula kedengaran "Hiks aku kembali kehilangan anak aku. Sepertinya aku memang tidak pantas untuk menjadi seorang Ibu. Aku gagal. Hiks aku gagal menjaga anak aku"
"Rosie, semua ini bukan salah kamu. Ianya salah aku" Jane membawa Rose kedalam dakapannya. Dia mendongak bagi menahan air matanya yang juga ingin keluar itu.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark✅
Fanfiction"Sekali lo masuk kesini, lo tidak akan pernah bisa untuk keluar! You are mine, forever mine!" Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌