Setelah kejadian yang hampir membuatkan Jane kehilangan Rose, mereka akhirnya berganjak pulang dengan Jane yang menghantar Rose menggunakan mobilnya.
Suasana didalam mobil menjadi hening karena tidak ada yang bersuara. Rose masih kaget sama kejadian yang terjadi tadi dan ingatan dimana dia kehilangan anaknya itu kembali muncul. Semuanya seakan persis sama. Dia keguguran juga gara gara hampir ditabrak oleh superbike.
"Rosie, are you okay?" Rose tersadar dari lamunannya ketika mendengar pertanyaan dari Jane.
Sekarang dia sadar kalau Jane sudah memberhentikan mobilnya dipinggir jalan dan kini tatapan Jane sudah tertuju kepadanya.
"A-aku kehilangan anak aku gara gara superbike yang hampir menabrak aku. Kejadiannya persis seperti tadi" ujar Rose dengan suara yang bergetar.
Jane mula sadar kalau ternyata wanitanya itu mengalami trauma. Dia melepaskan seatbelt yang dipakai oleh Rose dan menarik Rose kedalam dakapannya "Semuanya sudah berlalu. Ikhlaskan anak kita pergi ya. Dia juga pasti tidak suka melihat Mama nya sedih. Tenang saja, selagi aku bernafas, aku tidak akan membiarkan kamu terluka" ujarnya berusaha menenangkan Rose.
Dakapan hangat dari Jane membuatkan Rose mula merasa tenang. Ah, dia benar benar merasa nyaman didalam dakapan cowok yang menjadi cinta pertamanya itu "Kamu janji tidak akan meninggalkan aku?" Tanya Rose pada akhirnya.
"Aku janji. Aku tidak akan meninggalkan kamu sehingga kematian yang memisahkan kita" sahut Jane tanpa ragu.
"Baiklah. Persiapkanlah semuanya. Aku setuju untuk menikah sama kamu"
"Kamu serius?" Tanya Jane dengan mata berbinar binar.
Rose mengangguk "Aku serius. Walaupun sudah berkali kali kamu menyakiti hati aku, aku tetap tidak bisa membenci kamu. Rasa cinta aku untuk kamu lebih besar berbanding rasa kecewa aku"
Jane mengecup kepala Rose berkali kali "Terima kasih Rosie. Terima kasih karena sudah memberikan peluang untuk aku. Aku janji tidak akan mensia siakan peluang ini lagi"
"Aku tidak butuh janji. Aku hanya butuh bukti dari kamu"
"Baiklah Sayang. Aku akan membuktikannya kepada kamu"
*
Hari seterusnya, Jane bersama Rose akan melakukan wedding photoshoot. Mereka kelihatan cukup bahagia dengan memakai dress dan jas pernikahan yang cocok dibadan mereka itu.
"Kalian pasangan yang cocok!" Puji sang photographer ketika melihat hasil photonya.
Jane dan Rose tersenyum "Apa sudah selesai?" Tanya Jane.
Sang photographer mengangguk "Sudah. Nanti setelah photonya diframe, saya akan mengirimkannya kerumah kalian"
"Baiklah, terima kasih Kang-ssi" ujar Jane diangguki oleh photographer itu.
"Apa semuanya sudah siap?" Tanya Rose yang sudah selesai mengganti bajunya.
"Sudah. Kartu undangan juga sudah diuruskan oleh Jisoo Hyung. Gedung acara pernikahan juga sudah diuruskan oleh Lisa. Dan yang lain sudah diuruskan oleh sekertaris aku" sahut Jane.
"Ah, syukurlah" ujar Rose bernafas lega "Jadi, apa sekarang kita bisa pergi makan? Aku sudah lapar" cicitnya malu malu.
Jane terkekeh "Aigo, calon istri aku sudah lapar hurm. Baiklah Sayang, ayo kita pergi makan"
Setelah mengganti bajunya, Jane akhirnya membawa Rose menuju ke restaurant yang sering menjadi langganannya. Dia memilih untuk memesan ruangan private agar bisa menikmati waktu berdua bersama Rose.
"Jane, sepertinya aku harus bekerja" ujar Rose.
"Kenapa Sayang? Kamu butuh uang? Kenapa tidak bilang sama aku hurm?"
"Aniyo. Aku hanya tidak ingin merepotkan kamu lagi. Lagian selama ini juga aku sudah menggunakan uang kamu. Aku merasa tidak enak. Walaupun aku bisa menggunakan uang peninggalan Oma Opa aku, tetap saja ianya akan habis bukan?"
Jane tersenyum "Rosie, dengarin aku. Kamu itu bakalan menjadi istri aku. Jadi sudah menjadi tanggungjawab aku untuk memenuhi semua kebutuhan kamu"
"Tapi Jane, aku harus mengirim uang untuk Appa. Appa sudah tua, aku tidak ingin Appa bekerja lagi"
"Appa sudah menjadi seperti Appa aku sendiri. Soal uang, kamu jangan fikirkan soal itu. Aku yang akan mengirimkan uang untuk Appa"
"Tapi-"
"Rosie" potong Jane "Aku akan menjadi suami kamu. Aku akan memenuhi semua kebutuhan kamu termasuklah Appa kamu. Kalian akan menjadi keluarga aku. Jangan merasa sungkang sama aku okay?"
Rose menghela nafasnya dengan kasar "Arreosso" pasrahnya.
Jane menggenggam tangan Rose "Aku mau kamu dirumah saja. Menyambut kepulangan aku dari kerja dan menjaga calon anak anak kita nanti"
Pipi Rose bersemu merah dan Jane menyadarinya "Jangan malu Sayang" goda Jane mencubit pipi gembul Rose dengan gemes.
Bersamaan dengan itu, masuklah pelayan yang membawa makanan yang sudah dipesan oleh mereka "Silakan dinikmati"
"Terima kasih" ujar Rose.
Pelayan itu tersenyum dan berganjak pergi dari sana.
"Ayo makan!" Pekik Rose senang.
Jane tersenyum bahagia ketika melihat Rose yang antuasis memakan makanannya itu. Wanita yang dia cintai itu memang belum berubah. Imut, sama seperti dulu.
"Kenapa tidak makan?" Tanya Rose.
"Suapin~" rengek Jane.
"Manjanya lagi kumat nih" gerutu Rose namun dia tetap saja menyuapi calon suaminya itu.
"Rasanya lebih enak kalau disuap sama bidadari seperti kamu" ujar Jane tersenyum bahagia.
"Dasar" sahut Rose berusaha terlihat santai walaupun pipinya sudah bersemu merah.
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark✅
Fanfiction"Sekali lo masuk kesini, lo tidak akan pernah bisa untuk keluar! You are mine, forever mine!" Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌