Wendy tersenyum menatap Jane yang sekarang terlihat khawatir sama kondisi Rose.
"Lukanya sudah dijahit kok dan mungkin dia akan merasa pusing. Gue harap lo bisa menjaga dia dengan baik" ujar Wendy.
"Jadi dia sudah bisa pulang?" Tanya Jane.
"Iya"
"Ya sudah, kita pamit pulang duluan" ujar Jane menghampiri Rose "Ayo" dia membantu Rose turun dari brankar.
"Aku bisa berjalan sendiri" ujar Rose.
"Tidak! Nanti lo jatuh" sahut Jane membantu Rose berjalan menuju kemobil.
Wendy menatap kepergian mereka dengan senyuman dibibirnya. Dia yakin temannya itu masih mencintai Rose.
"Rose, kamu baik baik saja?" Tanya Jisoo ketika Rose berjalan memasuki mansion bersama Jane.
"Aku baik baik Oppa" sahut Rose.
"Syukurlah" ujar Jisoo bernafas lega. Dia beralih menatap Jane "Penyusupnya berjaya kabur tapi kita punya rekaman cctv. Penyusup itu adalah Stef"
"Stef?" Ulang Jane.
Jisoo mengangguk "Dia pembantu kepercayaan Jeffri"
"Sial! Jadi ancaman ini semua dari Jeffri!?!" Marah Jane.
"Iya Bos. Mendingan Bos hati hati. Dia bukan saja ingin menghancurkan hidup Bos, tapi dia juga ingin menghancurkan hidup Rose"
"Mwo!? Kok aku? Bukannya aku sama dia sudah bercerai? Jadi untuk apa dia mengganggu aku lagi?" Sambar Rose.
"Jeffri ingin menghancurkan hidup Jane. Kamu pernah menjadi orang yang Jane cintai jadi gara gara itu dia ingin menyakiti kamu untuk menghancurkan hidup Jane" jelas Jisoo.
"Kenapa kamu tidak membiarkan aku pergi dari sini?" Tanya Rose menatap Jane dengan sendu.
Jane menggeram marah "Sekali lo masuk kesini, lo tidak akan pernah bisa untuk keluar! You are mine, forever mine!"
Rose menghela nafasnya dengan kasar "Sebenarnya apa masalah kamu sama Jeffri? Kenapa kalian menjadi musuh?" Tanya Rose yang tertuju kepada Jane.
"Lo tidak perlu tahu!" Sahut Jane
"Aku perlu tahu karena aku menjadi tahanan kamu gara gara dia!" Balas Rose.
Jane menatap Jisoo. Seakan mengerti dengan tatapan itu, Jisoo mengangguk; membiarkan Jane menjelaskan semuanya.
"Orang tua gue sama orang tua Jeffri musuhan. Dan gue yakin kematian orang tua gue adalah ulahnya Jeffri. Dan sekarang gue harus mencari bukti agar gue bisa balas dendam!" Jelas Jane.
Semua puzzle mula tersusun difikiran Rose. Sepertinya dia sudah memahami semua yang terjadi selama ini. Ah, ternyata selama ini Jeffri hanya menggunakannya untuk menghancurkan kehidupan Jane.
"Rose, bisa Oppa tahu alasan kamu menolak lamaran Jane dan memilih untuk menikah sama Jeffri?" Tanya Jisoo.
"Hyung! Apa apaan si!?!" Marah Jane. Dia belum siap untuk membahas soal masa lalu nya.
"Maaf, mungkin dengan penjelasan dari Rose, kita bisa mencari cara untuk membalas perbuatan Jeffri" ujar Jisoo.
Rose menggigit bibir bawahnya "A-aku terpaksa menikah sama Jeffri"
"Ck, omong kosong!" Decak Jane.
Rose menatap Jane dengan mata berkaca kaca "Aku suka sama kamu Jane"
"Cukup Roseanne! Lo fikir dengan cara lo berbohong seperti ini, gue akan luluh?" Sinis Jane.
"Aku serius Jane! Sudah dari dulu aku mencintai kamu! Aku mencintai RJ, sahabat aku!"
"Kalau lo mencintai gue, kenapa lo menolak lamaran gue!?!"
Rose menunduk "A-aku terpaksa. Dulu, kamu cupu dan sering dibully. Semua orang orang dikampus itu beranggapan kalau kamu hanya cowok miskin karena kamu menutupi identitas kamu. Aku cinta sama kamu dan aku ingin melindungi kamu. Aku bahagia karena kamu punya perasaan yang sama untuk aku tapi aku tidak bisa menerima lamaran kamu"
Rose menjeda kata katanya. Dia mula terisak kecil "Jeffri, dia datang menemui aku dan memaksa aku untuk menikahi dia. Dia mengancam aku untuk membunuh kamu. Aku terpaksa menerima dia karena aku tidak mau kamu kenapa napa Jane. Aku hanya ingin mempertahankan orang yang aku cintai. Apa itu salah?"
Jane bungkam. Apa omongan wanita didepannya itu ada benarnya?
"Jadi Jeffri tidak mencintai kamu? Gimana rumah tangga kalian?" Tanya Jisoo.
Rose menghapus air matanya dengan kasar "Kita tidak pernah bahagia. Aku pernah hamil tapi keguguran gara gara dia yang sering memukul aku. Aku hanya dijadikan samsak untuk dia melampiaskan emosinya" Rose membalikkan badannya dan menyibak bajunya "Bekas luka ini tidak pernah menghilang. Dia akan menyayat punggung aku jika aku melakukan sedikit kesalahan" lanjutnya.
Jane menghampiri Rose. Dengan tangan terketar ketar dia memegang bekas luka itu "A-apa sakit?"
Rose tersenyum miris "Aku sudah terbiasa. Aku tidak peduli dia menyakiti aku asalkan dia tidak menyakiti kamu, orang yang aku cintai"
Jane menenggelamkan mukanya dipunggung Rose. Dia mula terisak kecil "Hiks maaf. Maafin aku Rosie. Seharusnya aku melindungi kamu. Hiks maafin aku" isaknya.
Rose membalikkan badannya. Dia menangkup kedua pipi Jane dan menatap mata kucing sang cowok "Hey, it's okay. Aku baik baik saja. Aku juga bahagia melihat kamu sudah berubah seperti ini. Aku tidak perlu khawatir lagi kalau ada yang mengganggu kamu karena aku yakin kamu sudah bisa menjaga diri kamu sendiri"
Jane menggeleng "Tidak Rosie. Aku tidak bisa menjaga diri aku sendiri. Aku tidak mampu. Aku butuh kamu Rosie"
Rose tersenyum "Aku akan terus disamping kamu sehingga kamu menemukan kebahagiaan kamu"
"You're my happiness. Jadi kamu harus bertahan bersama aku untuk selama lamanya. Please stay with me Rosie"
"I'm yours"
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark✅
Fanfiction"Sekali lo masuk kesini, lo tidak akan pernah bisa untuk keluar! You are mine, forever mine!" Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌