-Perjuangan-

570 103 12
                                    

Setelah seminggu sadar dari koma, Rose akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Dia memilih untuk ikut bersama sang Appa dan mengabaikan sosok Jane yang terus mendatangi dirinya itu.

Dan sekarang, Rose bersama Danny sudah tiba dirumah mereka dengan Jane yang memilih untuk menghantar mereka.

"Terima kasih Jane-ssi. Kamu bisa pulang" datar Rose.

"Rosie" panggil Jane memegang tangan Rose.

Danny tidak ingin ikut campur makanya dia langsung berganjak memasuki rumahnya dengan membawa tas sang anak.

"Lepaskan aku Jane-ssi"

"Rosie please, kita perlu bicara" ujar Jane memelas.

"Apa lagi yang perlu dibicarakan? Apa belum cukup kamu menghancurkan hati aku? Apa belum cukup kamu menyebabkan aku kehilangan anak aku?"

"Itu juga anak aku Rosie. Aku juga merasa kehilangan. Aku sadar semuanya salah aku. Tolong maafkan aku. Aku butuh peluang kedua dari kamu. Aku janji tidak akan menyakiti kamu lagi. Aku mencintai kamu Rosie"

Rose tersenyum sinis "Janji? Ck, dulu juga kamu berjanji untuk tidak menyakiti aku lagi tapi apa? Kamu malah mengusir aku! Kamu bilang aku pengkhianat bukan? Jadi untuk apa lagi kamu masih mengharapkan pengkhianat ini? Pergilah bersama Naya. Kamu bisa menikmati waktu kamu bersama dia. Aku tidak akan mengganggu kamu lagi!" Setelah itu, dia berganjak memasuki rumahnya tanpa berbalik menatap Jane.

"Rosie, aku akan berjuang untuk mendapatkan kamu kembali. You're mine, forever mine!" Gumam Jane.

*

Hari demi hari berlalu dan setiap hari Jane akan datang kerumah Danny dengan alasan untuk bertemu Danny walaupun nyatanya dia ingin bertemu Rose.

"Appa, aku ada bawakan makanan untuk Appa sama Rose. Dimakan ya" ujar Jane.

"Jangan merepotkan diri kamu Nak" ujar Danny.

"Tidak merepotkan kok" sahut Jane.

Danny tersenyum "Kamu pasti mau ketemu Rose bukan?"

"Apa Rose ada?" Tanya Jane.

"Kalau sore seperti ini, dia biasanya ada di taman" ujar Danny.

"Aku akan menyusul Rose"

"Sebentar Jane. Ada sesuatu yang Appa ingin katakan kepada kamu"

"Memangnya ada apa Appa?"

"Sebenarnya akhir akhir ini Rose akrab sama seorang cowok dan Appa yakin cowok itu suka sama Rose"

Mata Jane melotot "Siapa cowok itu!?"

"Mark. Dia baru saja berpindah kesini dan rumahnya hanya beberapa langkah dari sini"

"Appa, tolong aku. Aku ingin Rose kembali bersama aku. Tolong bantu aku mendapatkan Rose" pinta Jane memohon.

"Appa akan berusaha berbicara sama Rose. Sekarang mendingan kamu susul Rose. Appa yakin dia ada ditaman bersama Mark"

"Baiklah Appa" dengan buru buru Jane memasuki mobilnya dan menjalankannya menuju ketaman yang berada tidak jauh dari kawasan itu.


*

"Jadi sekarang kamu tinggal disini bersama Mama kamu saja?" Tanya Rose.

Mark mengangguk "Iya. Mama sakit dan dia mau aku segera menikah si"

"Terus apa kamu akan menikah?" Tanya Rose.

"Aku menunggu kamu siap" sahut Mark.

Dahi Rose mengernyit "Maksud kamu?"

Mark menggigit bibir bawahnya "Aku tahu kalau kita baru saja bertemu beberapa hari ini tapi aku mau jujur sama kamu kalau aku sudah terpesona sama kamu. Aku fikir aku sudah ada rasa sama kamu. Rose, aku mau kamu menjadi istri aku. Apa kamu mau?"

Rose terbeku. Gila! Baru saja bertemu malah ngajak nikah huh? Rose bahkan hanya menganggapnya sebagai teman, tidak lebih. Karena pada kenyataannya, Rose masih mencintai Jane.

"Terburu buru banget si" bukan Rose yang ngomong namun Jane.

Tiba tiba saja dia muncul dengan wajah datarnya.

"Siapa lo? Jangan ikut campur!" Marah Mark.

Jane terkekeh sinis "Kenapa gue tidak bisa ikut campur kalau lo mengganggu istri orang?"

"I-istri orang?" Ulang Mark.

Jane menarik tangan Rose dengan lembut dan beralih merangkul pinggang wanita itu "Kim Roseanne, dia istri gue"

"Mwo!?!" Mark menatap Rose dan Jane secara bergantian.

Rose pula hanya mampu diam. Dia tidak bisa menyangkal kata kata Jane karena pada dasarnya dia mencintai Jane. Lagian dia fikir cara Jane itu bisa membuatkan Mark berhenti berharap dengannya.

"Aku kesini untuk menjemput kamu loh. Ayo Sayang kita pulang" ujar Jane mengecup dahi Rose dengan lembut.

Tanpa mempedulikan Mark, dia langsung membawa Rose pergi dari sana.

"Sial! Kenapa gue tidak tahu kalau dia sudah menikah si? Malu banget gue!" Gerutu Mark mengusap wajahnya dengan kasar.







Setelah jauh dari pandangan Mark, Rose langsung menjauh dari Jane "Kenapa kamu disini!?" Ketusnya.

"Aku ingin menjemput calon istri aku dong" sahut Jane.

"Tidak lucu! Aku bukan siapa siapa kamu" datar Rose.

"Kata siapa? You're mine! Kita akan segera menikah. Apa kamu lupa soal itu?" Tanya Jane memegang tangan Rose.

Rose memutar bola matanya dengan malas "Jangan berhalu. Aku tidak ingin menikah sama orang yang tidak percaya sama aku!"

Setelah melepaskan genggaman tangan Jane, dia langsung berganjak pergi dari sana.

Brummm 🏍️💨

Rose terbeku ketika melihat satu superbike yang melaju kearahnya. Gara gara panik, kakinya seakan sulit untuk digerakkan.

"Rosie!"

Hap

Keduanya terjatuh diaspal jalan dengan badan Rose yang tertimpa badan Jane. Beruntung sekali Jane gercep menarik Rose sehingga superbike itu tidak menabrak Rose.

Jane memeluk Rose dengan erat. Sejujurnya, jantungnya seakan ingin copot ketika melihat wanita yang dia cintai hampir saja ditabrak "Aku bisa gila kalau tadi kamu ditabrak" lirih Jane menenggelamkan mukanya diceruk leher Rose.











Tekan
   👇

Dark✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang