-Rencana Baru-

667 113 8
                                    

Pesta sudah selesai dan semua tetamu sudah pulang meninggalkan para pelayan yang akan membereskan semua kekacauan yang terjadi.

"Sakit Jane!" Kesal Rose ketika Jane dengan kasarnya menariknya kekamar.

Brukk

Dengan kasarnya Jane menghempaskan Rose diatas kasur "Apa maksud lo mencium gue hah!?!"

Dahi Rose mengernyit "Bukannya kamu sendiri yang mau kita pura pura bahagia?"

"Lo hanya perlu ikutin arahan gue! Lo tidak bisa seenaknya saja!" Teriak Jane marah.

"Kenapa!? Kamu takut pacar kamu tadi melihat aku mencium pipi kamu!?"

"Kalau iya kenapa!?!"

Rose terdiam. Hatinya sakit karena Jane seakan membenarkan kalau Naya itu adalah pacarnya.

"Apa lo fikir lo bisa menggoda gue huh?" Lanjut Jane menatap Rose dengan sinis "Ingat, lo hanya manusia yang sudah menyakiti hati gue dan tidak akan ada peluang kedua untuk lo!"

Dia langsung berganjak keluar dari kamar dan mengunci pintu kamar dari luar.











"Bos!" Jisoo langsung menghampiri Jane yang bersantai diruangan kerjanya.

"Dari mana saja?" Tanya Jane.

"Menghantar Lisa pulang" sahut Jisoo.

"Duduklah. Kita minum"

Jisoo mengangguk patuh dan berganjak duduk dibangku. Jane langsung menyerahkan segelas wine kepadanya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Jisoo menyesap aroma wine.

Jane mengangguk singkat "Rose mencium pipi gue didepan Jeffri"

"Mwo!? Bukannya itu sesuatu yang bagus? Lo mau Jeffri cemburu bukan?"

"Tapi bukan seperti ini caranya! Apa yang Rose lakukan itu seakan menggoda gue!"

Jisoo bersmirk "Kenapa? Lo terpancing?"

"Tidak!" Sangkal Jane "Gue tidak akan terpancing sama dia lagi! Dia hanya akan menjadi boneka gue!"

"Terus sekarang apa rencana lo?"

"Gue sudah memikirkan rencana baru"

"Apa itu?"

"Gue akan bikin dia jatuh cinta sama gue dan disaat dia benar benar mencintai gue, gue akan pergi meninggalkan dia" smirk Jane.

"Lo ingin mempermainkan hati dia?"

"Why not? Dia yang mempermainkan hati gue duluan"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Cara lo itu salah Jane"

"Gue tidak peduli" sahut Jane menghabiskan sisa wine didalam gelasnya.





*

Hari persidangan akhirnya tiba dan hari itu juga Rose sama Jeffri akhirnya bercerai. Selama proses penceraiannya terjadi, Jane sering berada disamping Rose dan sudah pasti semuanya hanyalah cara Jane untuk membuatkan Jeffri cemburu.

"Akhirnya aku bebas dari kamu" ujar Rose.

Jeffri tersenyum tipis "Apa lo ada ngomong sama Appa lo soal penceraian kita? Gue tidak mau ya dia datang mengganggu gue"

"Tenang saja. Aku akan pastikan Appa tidak akan bertemu sama kamu lagi" sahut Rose.

"Sayang" Jane menghampiri mereka. Dengan manjanya dia melingkarkan tangannya di pinggang Rose.

"Come on Jane. Lo takut gue mengambil dia kembali huh?" Sambar Jeffri.

Jane menatap Jeffri dengan santai "Terima kasih karena sudah melepaskan Rose untuk gue"

Jeffri bersmirk "Gue yakin lo tidak akan pernah bahagia sama dia"

Jane memutar bola matanya dengan malas "Shut up. Ini kehidupan gue jadi lo tidak perlu ikut campur!"

"Ya ya ya terserah lo saja. Gue duluan" Jeffri akhirnya berganjak pergi dari sana.

Dengan segera Jane melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Rose "Ck, menjijikkan" ujarnya.

"Jane, bisa aku ke rumah Appa aku? Dia harus tahu soal penceraian aku sama Jeffri" ujar Rose.

"Tidak!"

"Aku mohon! Appa aku pasti khawatir. Sudah lama aku tidak ketemu sama dia"

Jane menghela nafasnya dengan kasar "Lo kesana bareng Jisoo! Harus pulang sebelum jam makan siang! Kalau lo telat, siap siap saja untuk dihukum!" Ancam Jane membuatkan Rose mengangguk berkali kali.




*
*

"Appa!" Rose langsung memeluk Danny dengan erat "Bogoshipo"

"Aigo, akhirnya anak Appa ini pulang" ujar Danny mengelus kepala Rose.

"Maafkan aku Appa. Aku sudah lama tidak pulang kesini"

"Tidak apa apa. Appa mengerti kalau suami kamu itu sibuk"

Rose menggigit bibir bawahnya. Dia ragu untuk ngomong sama sang Appa soalnya selama ini sang Appa memang benar benar menyayangi Jeffri seperti anaknya sendiri. Selama ini juga, Jeffri akan berpura pura menjadi suami yang baik didepan Danny dan gara gara itu jugalah Danny mempercayainya.

"Kamu kesini sama siapa? Apa itu supir Jeffri?" Tanya Danny melirik kearah Jisoo yang berdiri disamping mobil.

"I-itu teman aku. Jisoo Oppa namanya"

"Rose, kamu itu sudah menikah loh. Kenapa masih keluar sama cowok yang lain hurm? Apa kamu sudah meminta izin sama Jeffri?"

"Appa, sebenarnya-"

"Appa!" Jeffri tiba tiba muncul. Dia menatap Rose dengan seringai.

"Eoh, Appa fikir kamu tidak akan datang" ujar Danny menyambut kedatangan sang menantu.

"Appa, sebenarnya ada sesuatu yang harus aku bicarakan sama Appa" ujar Jeffri memasang wajah sedihnya.

"Ada apa? Katakan saja sama Appa"

"Appa, sebenarnya anak Appa itu selingkuh dari aku"

"Maksud kamu apa Jeff!?!" Marah Rose.

"Dia sering keluar bareng cowok lain dan dia tidak menghormati aku sebagai suami" lanjut Jeffri tanpa mempedulikan Rose.

"Appa, jangan percaya sama dia! Dia berbohong!" Ujar Rose dengan mata berkaca kaca.

"Appa, maafin aku. Aku sudah tidak bisa menjaga anak Appa ini. Aku sama Rose baru saja bercerai. Maafkan aku Appa" lirih Jeffri bahkan air mata palsunya sudah mengalir keluar.

Danny menatap Rose dengan tatapan yang sulit diartikan "Keterlaluan kamu Roseanne!"

Plakkk

Rose memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh sang Appa. Apa apaan ini? Kenapa sang Appa lebih mempercayai Jeffri berbanding dirinya?

"Appa tidak punya anak yang memalukan seperti kamu! Pergi dari sini dan jangan pernah kembali!" Usir Danny.

"Hiks andwae Appa" isak Rose

Danny tidak peduli. Dia menatap Jeffri "Maafkan kelakuan anak Appa ya. Appa tahu kamu tidak bersalah. Kamu berhak untuk mendapatkan yang lebih baik dari dia. Berbahagialah" ujarnya menepuk pundak Jeffri.

"Terima kasih Appa" ujar Jeffri. Tanpa Danny sadar, dia melirik Rose dan tersenyum menampilkan smirk khasnya.














  Tekan
    👇

Dark✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang