Rose membuka matanya dan mula menyadari kalau dirinya terbaring diatas kasur dengan memakai masker oksigen.
"Akhirnya kamu sadar"
Rose melirik kesamping "L-Lisa" dia berusaha membuka masker oksigen itu membuatkan Lisa bergegas membantunya.
"Sudah mendingan?" Tanya Lisa.
Rose mengangguk "Gimana kamu bisa ada disini?"
"Tadi Jisoo menjemput aku untuk datang kesini. Jane khawatir sama kondisi kamu makanya dia mau aku menjaga kamu" jelas Lisa.
Rose tersenyum miris "Jane khawatir sama aku? Itu tidak mungkin. Dia sendiri yang hampir membunuh aku"
"Rose-ah, aku bisa melihat kalau Jane masih mencintai kamu. Hanya saja dia dibayangi oleh masa lalu. Dia masih terluka gara gara kamu menolak cinta dia dimasa lalu"
"Aku sudah tidak punya siapa siapa Lis. Appa aku sendiri sudah membuang aku dan sekarang aku terpaksa tinggal sama sosok yang kejam seperti Jane" lirih Rose.
"Kamu masih punya aku sama Jisoo. Kita akan selalu ada untuk kamu. Jangan pernah merasa sendiri. Aku juga akan sering kesini untuk menemani kamu kok"
"Gomawo Lisa-ya"
*
*Didalam ruangan kerjanya, terlihatlah Jane yang bersantai bersama Naya yang sudah bergelayut manja disampingnya. Raut wajahnya menunjukkan dengan jelas kalau dia risih namun dia sama sekali tidak mengusir cewek itu.
"Sampai kapan kamu mau menyimpan wanita itu dirumah kamu hurm?" Tanya Naya.
"Bukan urusan kamu" cuek Jane.
"Ini urusan aku juga dong. Kamu milik aku dan aku tidak suka kamu tinggal sama wanita itu"
"Naya, ingat posisi kamu. Kamu hanya dibayar untuk menemani aku, bukan untuk menjadi pacar aku"
Naya mendengus "Aku yakin kamu akan jatuh cinta sama aku suatu hari nanti" ujarnya percaya diri.
"Bos" Jisoo menghampiri mereka. Dia melirik Naya dengan datar. Ck, dia benar benar risih ketika melihat cewek itu "Naya, bisa lo pergi? Ada sesuatu yang perlu gue ngomong sama Jane"
"Lo itu hanya babu, tidak berhak untuk mengatur gue" balas Naya sinis.
"Naya, jaga omongan kamu! Dia Hyung aku, bukan babu!" Tegur Jane.
"Silakan pergi dari sini sebelum gue menyeret lo" datar Jisoo.
Naya mendengus sebal. Dia bangkit dan langsung berganjak pergi dari sana.
"Ada apa Hyung?" Tanya Jane setelah Naya benar benar pergi.
Jisoo mendudukkan dirinya disofa berhadapan dengan Jane "Ini soal Rose"
"Mau menasihati gue lagi?" Tanya Jane dengan malas.
Jisoo mendengus "Bukan bodoh! Ini soal Jeffri juga"
Dahi Jane mengernyit "Ada apa sama dia? Bukannya dia sudah sah bercerai sama Rose?"
"Lo ingat alasan lo menghukum Rose tadi?"
"Gara gara dia pulang telat"
"Itu karena dia meminta gue untuk menghantar dia ke pantai. Dia menangis disana"
"Menangis?"
"Danny, Appa kandung Rose sudah membuang Rose karena Jeffri. Jeffri bilang kalau Rose selingkuh dan Danny langsung saja percaya"
Tangan Jane terkepal "Apa lagi yang Jeffri inginkan!?!"
"Seperti yang gue bilang, dia mau menghancurkan hidup lo sama Rose"
"Sebelum itu terjadi, gue yang akan menghancurkan hidupnya duluan!"
"Jane, gue harap lo bisa mengawal emosi lo. Kasian sama Rose. Jangan terlalu sering menghukum dia. Dia sudah tidak punya siapa siapa lagi kecuali gue, lo sama Lisa. Gue harap lo bisa melupakan dendam lo itu" nasihat Jisoo. Dia bangkit dan menepuk pundak Jane sebelum berganjak pergi dari sana.
*
Waktu makan malam tiba dan Rose hanya berdiam diri didalam kamar seperti biasa. Dia hanya perlu menunggu salah satu pelayan Jane datang dan membawakan makanan untuknya. Walaupun dikurung di mansion itu, dia sedikit bersyukur karena Jane tetap menyediakan semua keperluannya termasuklah makanan.
Ceklekk
Badan Rose menegang. Dia fikir salah satu pelayan yang memasuki kamarnya itu namun ternyata itu adalah Jane yang membawa nampan yang terdapat makanan.
Jane mendudukkan dirinya diatas kasur disamping Rose "Makan"
"Tidak" tolak Rose walaupun perutnya sudah meminta untuk diisi.
Jane menghela nafasnya dengan kasar "Buka mulut lo"
Rose memalingkan wajahnya kesamping. Dia tidak ingin menerima suapan dari Jane.
"Rosie"
Mata Rose berkaca kaca. Dia sontak menatap Jane. Sudah lama dia tidak mendengarkan panggilan itu dari sahabatnya itu.
"Gue minta maaf soal tadi. Gue benar benar tersulut emosi waktu itu" ujar Jane pada akhirnya "Lo makan ya. Gue tidak mau lo sakit" lanjutnya kembali menyuapi Rose.
Kali ini Rose tidak menolak. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jane.
Tanpa sadar Jane tersenyum tipis ketika melihat pipi Rose yang menggembung lucu. Dulu, pipi itu lah yang sering dicubit olehnya "Makan yang banyak, biar nanti pipinya makin gembul"
Pipi Rose bersemu merah. Dia menunduk dengan malu. Jujur saja dia bingung dengan Jane yang memperlakukannya dengan berbeda itu namun dia tetap bersyukur. Semoga saja RJ nya yang dulu kembali.
Tekan
👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark✅
Fanfiction"Sekali lo masuk kesini, lo tidak akan pernah bisa untuk keluar! You are mine, forever mine!" Chaennie📌 Jensé📌 Jentop📌 BxG📌 Fanfiction📌