Jia tidur dalam kegelisahan. Tidurnya tidak nyenyak dan dia beberapa kali terbangun. Sesuatu sangat mengganggu pikirannya tapi Jia tidak tau apa yang membuatnya begitu.
Gadis itu akhirnya terlentang, dia memutuskan untuk terjaga dan menatap langit-langit kamar Jaemin.
Suara nafas lain di ruangan itu membuat Jia menoleh. Gadis itu mendapati Jaemin yang tertidur di sofa tanpa bantal dan sebelah tangan yang menjuntai ke lantai.Jia jadi merasa bersalah. Lelaki itu harus tidur di sofa karena Jia memakai ranjangnya. Jia memutuskan untuk bangun.
Ini masih tengah malam, Jia pikir akan lebih baik dia pindah ke lounge staf sebelum orang lain memergokinya berada di kamar pribadi Jaemin dan membuat gosip. Namun tubuhnya tidak mendengarkannya.
Tubuh Jaemin seolah memancarkan gelombang elektromagnetik kuat yang membuat Jia tertarik ke arahnya. Gadis itu terus melangkah mendekat dan berdiri satu kaki dari sofa tempat Jaemin tidur. Jia bisa dengan mudah menunduk di depan wajah Jaemin dan memperhatikan setiap lekukan indah dari wajah lelaki itu.
Tiba-tiba tangan Jaemin meraihnya. Jemari Jaemin mencengkeram pakaian Jia lalu menarik tubuh gadis itu hingga terjatuh di atasnya.
Jaemin mengunci erat tubuh Jia dalam dekapannya. Jantung Jia terasa bergemuruh, bahkan Jia sendiri bisa mendengar betapa keras suara jantungnya kini.
Jaemin terkekeh, getarannya menjalar sampai ke tubuh Jia. Sementara suara beratnya benar-benar membuat Jia merinding.
"Apa-apaan ini??"
"Kamu yang apa-apaan?" Jaemin membalik pertanyaannya.
Jia sedikit panik, sebenarnya itu percampuran antara perasaan salah tingkah dan malu. Gadis itu mencoba melepaskan dirinya namun gagal.
"Bagaimana bisa kamu tau aku berdiri disitu?"
"Aku dengar suara nafas mu. Suaranya seperti penderita asam akut." Kata Jaemin. Jia mendengus.
"Nafasku ga sekeras itu ya."
Jaemin lagi-lagi terkekeh. Telinga Jia terasa tergelitik setiap kali suara rendah Jaemin menyapanya.
Lelaki itu menarik kepala Jia, membawa gadis itu kedalam dekapannya. Telinga Jia menempel di dada Jaemin dan membuat gadis itu bisa mendengar detak jantung Jaemin yang sama kerasnya dengan milik Jia.
"Udah berapa lama kamu bangun?"
Tidak ada hal lain yang bisa Jia katakan selain bertanya tentang apapun yang melintas di kepalanya."Aku belum tidur. Aku baru selesai menjawab konsultasi anak koas di UGD."
"Ada yang mau melahirkan?"
Jaemin menggeleng. Tangan besar lelaki itu mengusap rambut Jia yang berantakan.
"Dia minta saran untuk prosedur induksi."
"Ahh..." Pada akhirnya Jia kehabisan pertanyaan. Gadis itu terlalu canggung untuk menatap Jaemin.
"Ngomong-ngomong... Aku jadi merasa bersalah. Gara-gara aku kamu harus tidur di sofa."
"Kenapa? Kamu mengundangku buat tidur di ranjang bersamamu?"
"Enggak !! Dasar mesum."
Jaemin lagi-lagi terkekeh. Oohh... Jia rasanya hampir gila mendengar suara kekehannya yang begitu menggoda.
"Jia..." Lelaki itu tiba-tiba memukai obrolannya dengan nada serius.
"Hm?"
"Kamu beneran ga mau kita balikan?"
Jia tidak langsung menjawab. Gadis itu hanya diam selama beberapa saat dan kemudian menjawab dengan nada dingin.
"Kenapa? Udah bosen sama cewek itu sampai ngajak aku balikan?" Nada bicara Jia sangat tajam dan terkesan menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Order | NA JAEMIN
FanficChenjia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan jatuh cinta lagi, dan dia tidak akan menangis karena laki-laki lagi. Dia akan menjadi wanita independen yang tidak butuh laki-laki. Tapi sialnya takdir tak pernah berada sejalan denga...