13. Rahasia Jaemin 1

658 61 4
                                        

"aku sudah memperingatkan mu, ini ga akan bisa membaik."

"Iya aku tau." Tatapan Jaemin berubah sendu dengan wajahnya yang tanpa ekspresi.

Lelaki itu tengkurap dan membiarkan Jaehyun memeriksa bagian bawah punggungnya.

Jung Jaehyun adalah seorang neurosurgeon, atau yang lebih sering disebut sebagai spesialis bedah syaraf. Dia adalah yang terbaik di rumah sakit ini.

"Kau cuma bisa menjaganya biar ga memburuk. Jika terus begini kau tau resikonya adalah kelumpuhan." Jaehyun menutup kembali punggung Jaemin lalu lelaki itu berjalan ke meja nya.

"Hmm.." Jaemin tampak tidak benar-benar mendengarkan Jaehyun. Lelaki itu seperti sudah menyerah dengan penyakitnya sendiri.

"Kakak udah bilang kurangin jadwal operasimu, banyak dokter obgyn yang bisa menggantikanmu." Yuta duduk menyilangkan kakinya. Lelaki yang selalu tampak serius itu menatap adik nya dengan tegas.

"Atau lepaskan saja gelar doktermu, fokus aja sama pemulihan..."

"Aku ga bisa jadi pengangguran, karena ada perempuan yang ingin aku nafkahi." Jaemin mengambil snellinya yang tersampir di lengan sofa, lalu hendak berjalan pergi.

" Ini pilihanku, aku akan terima segala resikonya."

Jaemin berjalan keluar. Dia mengenakan kembali snellinya selagi kakinya menyusuri lorong.

"Hai.."

Seorang dokter wanita berambut panjang menyapanya. Dia menunjukkan senyuman tipisnya saat berhadapan dengan Jaemin.

"Gimana terapinya?"

"Bagus." Jawab Jaemin datar.

Lelaki itu tidak terlalu suka jika orang lain membicarakan tentang penyakitnya.

"Ngomong-ngomong, papamu mengundangku makan malam, haruskah aku datang?" Pertanyaan Karina tidak terdengar seperti pertanyaan.

"Datang aja, kenapa harus tanya aku dulu."

"Haruskah kita datang bersama?" Karina tersenyum dan sedikit memiringkan kepalanya.

"Sorry, aku sibuk kalau kamu mau datang ya datang aja sendiri, kan kamu yang di undang."

Jaemin menatap lurus dengan acuh. Ekspresi Karina langsung berubah, itu seperti perpaduan antara wajah kesal dan kecewa. Tapi Jaemin tidak peduli itu, tatapannya kini tertuju pada satu sosok yang membuat senyumannya tersungging.

Chenjia berdiri tidak jauh darinya dengan troli penuh dengan infus, jarum suntik dan macam-macam ampoule yang sudah di tata rapi.

Jia tengah menatap kesal ke arah Jaemin dan Karina sebelum Jaemin memergokinya mengumpat. Tatapan mereka sempat bertemu selama 2 detik sebelum gadis itu buru-buru pergi.

"Aku pergi dulu. " Kata Jaemin pada Karina. Lelaki itu mengejar Jia sampai masuk ke dalam lift.

Pintu lift hampir saja tertutup jika saja Jaemin tidak meletakkan jari nya di tengah pintu lift yang nyaris menyatu.

"Tunggu.." kata Jaemin.

Jia memasang wajah ketus begitu Jaemin ikut masuk ke dalam lift. Tidak ada orang lain di dalam sana selain mereka berdua.

"Ga usah cemburu, aku sama Karina ga ada hubungan apa-apa."

Jia melirik Jaemin aneh. Tatapannya tampak tidak terima.

"Siapa juga yang cemburu."

"Wajahmu mengatakan sebaliknya Jia." Jaemin tersenyum miring.

"Aku ga cemburu, jangan sok tau."

Doctor's Order | NA JAEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang