Jia biasanya tidak suka bangun pagi, kecuali jika dia sedang bertugas di rumah sakit. Namun kali ini dia terpaksa melakukannya karena sadar diri telah menumpang di rumah orang lain.
Jaemin sudah hilang dari ranjang begitu Jia bangun, membuat Jia bertanya-tanya kemana gerangan lelaki itu.
Jia memakai kembali pakaiannya yang kemarin setelah semalam meminjam piyama Jaemin. Gadis itu menyisir rambut panjangnya dengan jari sebelum mengikatnya dengan asal.
Saat Jia turun dan melangkah ke dapur Jaemin ada di sana bersama ibunya. Mereka seperti membentuk kolaborasi epik dalam memasak. Yoona membuat sup sementara Jaemin memanggang daging.
Jika dipikir-pikir Jaemin memang sangat mirip ibunya. Dia manis, lembut dan menguasai banyak hal tentang pekerjaan rumah tangga. Menikahi Na Jaemin mungkin seperti mendapatkan Jackpot. Tapi entah kenapa Jia tidak punya keinginan sampai kesana. Dia benar-benar ingin melajang dan tidak tertarik menikah dengan seseorang.
"Selamat pagi." Sapanya. Jia merasa tidak enak karena tidak ada yang bisa dia lakukan di dapur. Gadis itu payah dalam memasak dan bersih-bersih.
"Ahh pagi Jia.. tidurmu nyenyak? Jaemin ga gangguin kamu kan semalam???" Yoona tersenyum sangat manis ke arahnya lalu mulai melirik putranya dengan pandangan menuduh.
"Aiishh aku ga ngapa-ngapain masih di tuduh aja." Gerutu Jaemin. Sementara Jia hanya bisa menyembunyikan semburat merah muda di pipinya.
"Yaa... Barangkali aja kalian mau ngasih mama cucu lebih cepat."
Jia melotot. Dia beradu lirikan dengan Jaemin. Bedanya Jaemin masih bisa tersenyum sementara wajah Jia malah menegang.
"Kalau itu sudah dalam proses." Kaki Jia reflek menginjak kaki Jaemin hingga lelaki itu meringis kesakitan.
"Sakit Jia."
Yoona yang melihat itu justru tertawa. Wanita itu mematikan kompor dan memindahkan panci sup nya ke meja makan lalu kembali berucap,
"Cepat di lamar, nanti Jia nya keburu di lamar orang."
"Mama aja deh yang ngelamar, Jaemin udah ngelamar tapi ditolak terus. " Jaemin meninggalkan daging panggang nya di atas kompor lalu fokus menatap Jia dengan tatapan main-main. Itu membuat Jia sedikit geram. Bisa-bisanya Jaemin mengadu hal seperti ini pada ibunya.
"Oh ya?? Kenapa hm?? Padahal mama udah berencana ngunjungin mama kamu loh Jia."
2 pasang mata yang menatapnya itu membuat Jia berdiri dengan kaku. Gadis itu merasa sedang diintimidasi oleh ibu dan anak itu sekarang.
"E-eeh.... I-itu...."
"Jangan di tolak hmm?? Kamu ga tau setelah putus dari kamu Jaemin berubah kayak lemari es? Diem, cemberut, jarang ngomong, senyum juga ga pernah. Wajahnya kayak kanebo kering."
"Mamaah..." Jaemin mengajukan protes.
"Masa sih mah??" Jia mulai penasaran. Kini giliran Jia yang menatap mengejek ke arah Jaemin.
"Iya, bahkan banyak cewek-cewek yang deketin dia tapi Jaemin nya cuek banget."
Pembahasan tentang aib Jaemin ini masih berlanjut sampai 10 menit kemudian. Lalu Jia memutuskan untuk pamit ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Saat gadis itu keluar dari kamar mandi, anggota keluarga Naka sudah berkumpul di meja makan. Ini adalah pertama kalinya Jia melihat wajah tuan Nakamoto- papa tiri Jaemin. Lelaki itu terlihat lebih garang daripada papa kandung Jaemin.
Ya, Jia pernah bertemu papa kandung Jaemin dan sempat beberapa kali mengobrol dulu. Jia tidak tau apa yang terjadi dengan keluarganya sampai-sampai Yoona memutuskan bercerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Order | NA JAEMIN
FanfictionChenjia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan jatuh cinta lagi, dan dia tidak akan menangis karena laki-laki lagi. Dia akan menjadi wanita independen yang tidak butuh laki-laki. Tapi sialnya takdir tak pernah berada sejalan denga...