17. Penasaran

512 62 0
                                    

Rasa penasaran Jia pada Na Jaemin semakin menjadi-jadi. Anehnya tidak ada satupun orang yang mau menjawab siapa sebenarnya Na Jaemin itu. Ten menolak menjawab sementara Jennie selalu memberinya teka-teki. Yeri sepakat dengan Ten untuk bungkam dan Yuqi sama tidak taunya dengan Jia.

Gadis itu kesal, dia berniat mencari tau sendiri untuk memuaskan rasa penasarannya.

Hari ini Jaemin tidak di kamarnya. Status lelaki itu masih cuti karena sakit tapi Jia justru menemukannya sedang keluyuran di koridor rumah sakit.

Okey Jia tidak akan curiga jika Jaemin memakai kaos atau Hoodie yang biasa dia pakai tapi saat ini Jia justru melihat Jaemin mengenakan pakaian kantoran formal serba hitam lengkap dengan dasinya.

"Mau kemana dia?" Jia bergumam sendiri.

Jaemin berhenti di tengah koridor untuk berbincang dengan salah seorang pria gemuk yang berpakaian rapi. Gadis itu sengaja bersembunyi di belakang tiang ketika Jaemin menoleh ke arahnya. Lalu dia berjalan mengendap-endap untuk mendekat dan mencuri dengar.

Tatapan Jia yang terlalu fokus pada Jaemin membuatnya tidak sadar dengan seseorang yang berdiri di depannya. Seseorang itu dengan wajah konyol ikut menunduk dan bersembunyi di samping Jia.

"Apa lagi ada turnamen petak umpet di rumah sakit?" Bisiknya. Jia terlonjak kaget dan hampir jatuh kebelakang.

"Xiao Dejun!!" Gadis itu berseru sambil memegang dadanya yang bergemuruh.

"Lagi apa sih??" Laki-laki yang akrab disapa Xiaojun itu kembali menegakkan tubuhnya.

"Sstt .. jangan berisik." Kata Jia. Xiaojun menatapnya keheranan.

Xiaojun sedikit mengintip dari balik pilar rumah sakit dan melihat Jaemin yang berjalan pergi dengan pria tua gemuk yang sebelumnya dia ajak bicara.

"Kenapa liatin dr.Na? Kamu punya masalah sama dia?"

"Bukan urusanmu.. huss.. sana pergi." Kata Jia.

Gadis itu kembali melongok ke sela pilar dan mendapati Jaemin sudah masuk ke dalam lift.
Jia buru-buru mengejarnya dan naik lift berikutnya.

Lantai 7 rumah sakit adalah area perkantoran dimana nakes tidak boleh masuk ke sini dan hanya dewan direksi yang bisa ada di tempat itu.
Tapi Jia terlalu nekat akibat rasa penasarannya yang terlampau besar.

Gadis itu sempat kehilangan jejak Jaemin ketika dia sampai. Jia akhirnya menyisir lorong demi lorong untuk mencari Jaemin. Sampai tiba di sebuah lorong dengan banyak pintu, Jia melihat Jaemin lagi. Lelaki itu masih mengobrol dengan orang yang sama.

Jia bersembunyi dengan apik di balik dinding sambil sesekali mengintip. Melanggar peraturan membuat adrenalinnya berpacu. Kedua telapak tangannya terasa dingin dan basah. Gadis itu ada dalam mode waspada untuk berjaga-jaga seandainya dia ketahuan.

"Jia????"

Dan panggilan keras dari arah belakangnya  sukses membuat jantung Jia berpindah ke lambung. Kaki-kaki nya mendadak lemas ketika dia menoleh dan melihat seorang perempuan tak asing memergokinya.

Persembunyian Jia akhirnya terbongkar, bahkan Na Jaemin juga menoleh dan bingung saat melihat Jia ada di kantor direksi.

"Ma-mama...."

Tidak...!! Tidak!! Itu bukan mama Jia melainkan Mama Jaemin yang telah lama Jia kenal.

"Lagi apa kamu disini??" Yoona-mama Jaemin melongok kedepan dan melihat apa yang Jia intip sebelumnya.

"Ohh..? Jaemin." wanita paruh baya yang masih awet muda itu melambai pada putranya.

'mampus..' Jia hanya bisa mengumpat di dalam pikirannya saat Jaemin berjalan mendekat.

"Ngapain kamu disini??" Jaemin menatap Jia sementara yang di tatap hanya bisa menunduk dalam.

"Ga ngapa-ngapain." Jia mencoba berkilah.

"Udah mulai rapatnya?" Yoona sempat memeluk Jaemin untuk menyapanya.

"Belum mah.. beberapa orang belum datang." Kata Jaemin.

'rapat? Rapat apa? ' Jia dibuat semakin bingung dengan ini.

"Yaudah langsung di buka aja, biarin yang terlambat menyusul." Kata Yoona. Wanita itu kembali menatap Jia.

"Ehh.. Jia, kamu ada waktu luang kan malam ini?? Temenin mama makan malam ya??"

Jia tersenyum dengan kikuk lalu mengangguk dengan terpaksa.

"I-iya mah.. Jia free nanti malam."

"Okey mama tunggu di lobby ya."

Yoona tersenyum sekali lagi sebelum pergi meninggalkan Jia dan Jaemin yang saling pandang.

"Kamu ngikutin aku ya??" Jaemin kembali mempertanyakan kehadiran Jia di tempat itu.

"Engak. Aku cuma kesasar iya kesasar. "

Okey.. itu alasan yang masuk akal Jia. Tapi senyuman Jaemin menunjukkan kalau dia tidak percaya.

"Masa sih?"

"A-aku harus kembali."

Terpojok bukanlah posisi yang menguntungkan untuk Jia. Dan kabur dari situasi itu tampaknya lebih baik dari pada terus meladeni pertanyaan Jaemin.

Melihat Jia yang berlari tergopoh-gopoh masuk lift membuat Jaemin terkekeh. Ahh... Mungkin jika dia sedang tidak ada agenda rapat Jaemin akan mengejar Jia dan menggodanya sampai Jia menangis.

Sssst

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sssst.... Vote dulu ya.... 🤫

 🤫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Doctor's Order | NA JAEMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang